♡•Minggu Ceria•♡

907 44 6
                                    

Arisha dan Tina baru saja sampai di GOR Saparua, sepeda hijau dan merah milik kedua gadis itu terparkir dengan rapih, setelah itu Arisha dan Tina melangkah menuju ke suatu tempat yang sudah di beritahukan oleh Laskar. Semua Anggota team basket yang lainnya sudah berkumpul, Arisha dan Tina termasuk ke dalam anggota team yang datang terlambat.

Arisha dan Tina memilih untuk berlari-lari kecil, membuat rambut-rambut mereka yang di ikat kuda bergoyang ke kanan dan ke kiri.

"Jadi sekarang Kia gak ambil eskul apa-apa?" Tanya Arisha sambil terus berlari kecil di samping Tina.

Tina menggeleng, "Nggak, semenjak itu Kia gak mau satu eskul lagi sama Genta."

Arisha sudah membujuk Azkia agar ikut dengannya ke GOR Saparua pagi ini, namun gadis itu menolak. Azkia takut bertemu dengan Genta, karena yang Azkia tahu dimana ada Laskar pasti di situ ada Genta.

Arisha tak memaksa, lagipula jika Azkia bertemu dengan Genta. Hal itu hanya akan membuat proses Move On Azkia gagal.

"Jadi ambil kuliah di jepang?" Tanya Arisha sambil membetulkan ikatan rambutnya yang kendor.

Tina mengangguk, "Jadi, sebentar lagi kita lulus. Kita gak akan bisa ngelakuin sesuatu sama-sama lagi, lo di korea, gue di jepang dan Azkia tetep di sini. Gak kebanyang gimana sedihnya perpisahan kita nanti."

Arisha terdiam. Bertahun-tahun bersahabat dengan Azkia dan Tina, membuat Arisha enggan untuk berpisah dengan sahabat-sahabat konyolnya itu. Arisha tidak bisa membayangkan bagaimana harunya perpisahan mereka nanti.

Setelah selesai turnamen, ia harus memfokuskan dirinya untuk UN yang di adakan tiga bulan lagi. Setelah turnamen pun Arisha dan Tina memutuskan untuk keluar dari eskul bakset karena waktu mereka ingin mereka habiskan untuk belajar.

Dapat nilai sesuai yang di harapkan. Tentu Arisha, Tina dan Azkia dapat mengejar impian masing-masing. Jika bisa, Arisha lebih baik tetap berada di sini. Ia sama sekali tidak ada niatan untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, karena di indonesia saja banyak sekali universitas-universitas yang bagus dan terkenal.

Namun. Di karenakan Abangnya yang sebentar lagi akan menikah dengan gadis asal korea. Arisha harus mempersiapkan diri untuk ikut dengan Abang dan Kaka iparnya pindah ke Korea dan tinggal disana. Karena yang Arisha punya saat ini adalah hanya Abangnya saja.

Cukup lama mereka berlari kecil sampai akhirnya mereka sampai di lapangan GOR Saparua, dari kejauhan. Arisha bisa melihat Laskar yang tengah bermain basket, bibir Arisha mengembang membentuk bulan sabit. Rambut acak-acakan, keringat yang membasahi leher serta pelipisnya, kaos putih yang memperlihatkan dengan jelas punggung cowok itu karena basah oleh keringat. Pagi-pagi Arisah sudah mendapat sarapan untuk matanya.

Lantas Arisha segera berlari menghampiri Tina yang lebih dulu bergabung dengan yang lain.

Tina menyilangkan kedua tangannya di depan dada, kedua matanya menatap sini ke arah Inu yang tengah tersenyum ke arahnya.

"So manis." Ketus Tina.

"Sensi amat lo kalo ketemu gue, awas aja kalo nanti ngemis-ngemis minta gue nikahin." Inu memilih untuk berdiri di dekat Laskar yang saat itu tengah mengelap keringat menggunakan kaosnya yang membuat perut Six Packnya terlihat jelas. Arisha buru-buru menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya.

"Sorry ya, gue masih waras buat gak nikah sama tukang batagor kayak lo." Balas Tina sinis.

"Jangan salah cuk, biarin di kata gue tukang batagor. Tapi cabang usaha gue di mana-mana, gak salah kalo lo nyesel nolak cowok seganteng dan sekaya gue." Ujar Inu percaya diri.

Secret Of The Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang