"Tina!"
"Woy balikin hape gue astaga! Belum lunas itu!"
"Jangan sampe dah file rahasia gue kebongkar, woy! Tina! Manusia setengah kodok, balikin hape gue! Masih dalam proses nyicil itu!"
Tina mengabaikan teriakan Inu di belakangnya, gadis bermata sipit yang memiliki rambut sedikit keriting itu terus berlari menjauh dari Inu sambil membawa sebuah benda pipih milik laki-laki itu. Wajah Tina sudah memerah karena kesal di tambah ia kelelahan karena terus berlari, Tina tak sengaja menemukan benda pipih itu di meja kantin. Dan tak sengaja pula kedua netra Tina melihat jika lockscreen ponsel itu adalah foto dirinya. Tina langsung meraih kasar ponsel itu, menatap lekat. Siapa tahu ia kenal dengan pemiliknya karena Tina ingin memberi pelajaran untuk seseorang yang dengan tidak sopannya menjadikan foto dirinya sebagai wallpaper. Itu tidak lucu, dan Tina tak menyukainya.
Sampai akhirnya Azkia dan Arisha yang baru saja selesai membeli minum. Langsung menghampiri Tina, kedua gadis itu menatap bingung ke arah Tina yang tengah menatap udara kosong, satu tangannya mencengkram erat sebuah ponsel yang ada di genggamannya.
"Lho, punya hape baru Na?" Tanya Azkia.
Tina menggeleng tanpa menoleh ke arah temannya.
"Itukan punya Inu."
Azkia dan Tina langsung menoleh ke arah Arisha.
"Lo tau ini punya siapa?" Tanya Tina.
Arisha mengangguk sambil meneguk minumannya, "Ini punya Inu, gue kenal banget sama Softcasenya."
Detik itu juga Tina melangkah meninggalkan kedua temannya. Azkia dan Arisha hanya mampu menatap kepergian Tina dengan tatapan bingung. Kemudian kedua gadis itu segera berlari menyusul Tina yang sudah tidak terlihat lagi, mereka mendapat sinyal jika akan terjadi peperangan hari ini juga lokasinya ya di sekolah.
Tina menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya secara perlahan. Di ujung sana, ia melihat segerombolan siswa tengah berteduh di bawah pohon beringin untuk menghindari panasnya sinar matahari. Dari sekian banyaknya siswa yang berteduh itu. Tatapan Tina hanya fokus pada satu orang yang sibuk dengan sedotan di mulutnya. Siapa lagi jika bukan siluman setengah ikan itu.
"LO YANG JELEKNYA GAK BISA DI RAGUKAN LAGI!"
Seketika semua pandangan mengarah ke arah Tina, termasuk segerombolan siswa itu. Tina sudah tidak perduli lagi jika ia harus menjadi pusat perhatian siswa-siswi lain.
Tina tersenyum sinis ketika Inu menatap ke arahnya, detik selanjutnya Tina mengangkat tinggi-tinggi ponsel yang tadi ia temukan di kantin.
Inu membelalakan kedua matanya, ia berdiri. Meraba-raba seluruh kantong seragamnya dan benar. Ponsel hasil menjual burung kesayangannya hilang.
Inu dengan secepat kilat lari menghampiri Tina. Tina tak tinggal diam, gadis itu juga lari sekencang mungkin menghindari kejaran Inu. Tina lari menuju lapangan, membuat siswa-siswa yang sedang bertanding bola terkecoh karena kedatangan Tina.
Inu bisa pastikan gadis itu sudah melihat semuanya, pasalnya Inu tidak mengkunci ponselnya. Dan hanya tinggal di geser saja seluruh isinya sudah terlihat.
Inu semakin kencang melangkahkan kedua kakinya untuk berlari. Peluh keringat sudah membasahi tubuh Inu membuat penampilannya terlihat berantakan.
"Cuih. Asin!" Tak sengaja Inu menjilat keringatnya sendiri.
"Astagfirullah Na! Perlu lo tau, usaha gue buat ngejar lo itu susahnya subhanallah banget. Sekarang lo malah lari begini, ngasih kode banget minta di kejar-kejar terus!" Teriak Inu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Fiksi RemajaCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...