♡▪Apaan deh▪♡

827 48 4
                                    

Bunda dan Ayahnya pergi untuk mengurus keperluan kuliahnya di jakarta, Azkia sendirian di rumahnya. Hanya di temani cemilan-cemilan yang ia beli di supermarket untuk menjadi teman menonton film di laptop.

Kedua orang tuanya memang jarang berada di rumah, Bunda dan Ayahnya sama-sama sibuk. Meskipun Bundanya tak kerja, tapi tak jarang Bundanya harus ikut Sang Ayah ke luar kota untuk menemani Ayahnya. Dan Azkia sudah terbiasa akan hal itu.

Dugaan Azkia benar, laki-laki yang waktu lalu meninggalkannya seorang diri di ruang musik. Ternyata berbalikan lagi dengan kekasih hatinya, hubungan mereka kembali utuh setelah mengalami fase tersulit yang berhasil di lewati oleh Genta.

Kecintaan Genta pada Salsa sudah tidak dapat di ragukan lagi. Beruntungnya Azkia sudah menyiapkan mental untuk tetap kuat terutama pada hatinya. Azkia sadar, perasaan memang tidak bisa di paksakan. Saat Azkia berusaha untuk kembali memperjuangkan Genta. Yang ia terima malah air mata, Azkia sama saja membuat dirinya terlihat bodoh di mata orang lain.

Genta itu....sosok laki-laki yang banyak memberi pelajaran untuk Azkia, pelajaran mengenai agar Azkia sadar. Siapakah dirinya yang berhak cemburu melihat Genta dan kekasih hatinya berbaikan. Azkia tak lebih dari sebatas teman Genta. Namun akhir-akhir ini hubungan keduanya seperti seolah ada jarak. Ketika bertemu pun, Azkia tidak menyapa Genta bahkan menatapnya pun enggak. Azkia tidak marah atas apa yang Genta lakukan padanya, hanya saja Azkia ingin membuat dirinya lebih tahu diri agar tidak berharap lagi pada orang yang sama.

Sekarang tugas Azkia, kembali menata hidupnya sama seperti sebelum ia bertemu dengan Genta, mengistirahatkan hatinya agar tidak mudah jatuh pada cinta yang salah. Karena ada banyak yang harus Azkia kejar ketimbang sibuk mengejar sesuatu yang tidak pasti.

Tiba-tiba laptop Azkia mati karena habis batrai, Azkia mendesah kesal. Bertepatan dengan itu, pintu rumahnya di ketuk oleh seseorang. Azkia yang memang sedang berada di ruang tamu, langsung melangkah untuk membuka pintu rumahnya. Takut jika seseorang di luar sana menunggu lama.

Azkia membulatkan kedua bola matanya melihat sosok ketua osis menyebalkan yang tengah menatapnya dengan tatapan khasnya.

"Ka Raefal. Ngapain ke sini?" Tanya Azkia.

"Kenapa? Gak boleh?" Tanya Raefal balik dengan nada menyebalkannya. Membuat Azkia diam-diam memaki laki-laki tersebut.

"Masuk Ka." Azkia membuka lebar-lebar pintu rumahnya. Membiarkan laki-laki itu untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Gak usah, saya ke sini cuma mau minta di antar ke toko buku."

"Toko buku yang waktu lalu kita datengin?" Tanya Azkia.

Raefal mengangguk, "Kamu sibuk?"

Azkia menggeleng, "Enggak, tunggu sebentar yah Kak. Aku ganti baju dulu."

"Gak usah, kamu udah cantik."

"Tapi...."

Raefal tak lagi berbicara, laki-laki itu segera menarik tangan Azkia. Sebelumnya Azkia menutup pintu rumahnya terlebih dahulu.

Raefal melepas korsa Army yang ia kenakan, lalu menyerahkan korsa tersebut kepada Azkia.

"Hah?"

"Pake, nanti kamu masuk angin." Kata Raefal, mengingat gadis yang akan ia bawa malam ini hanya mengenakan baju berlengan pendek berwarna putih dan juga celana training berwarna hitam.

Azkia tersenyum kecil lantas menerima korsa pemberian Raefal tadi, Raefal sudah duduk di atas jok motor besarnya. Lalu di susul oleh Azkia yang duduk di jok belakang.

Raefal hanya membawa helm satu untuk menutupi kepalanya, sementara gadis di belakangnya nampak membiarkan beberapa helaian rambutnya yang terlepas dari ikatan terbang terbawa angin malam. Raefal suka melihat penampilan Azkia yang seperti itu, tidak terlihat terlalu muluk namun terlihat lebih cantik. Apalagi ketika rambutnya di ikat kuda seperti itu.

Secret Of The Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang