Malam itu tepat pukul 19:00, azkia sudah berada di sebuah tempat yaitu bober caffe. Di depannya sudah ada satu gelas jus mangga yang ia pesan beberapa menit yang lalu, malam ini. Bober caffe Terlihat sangat ramai oleh banyaknya pengunjung. Dan kebanyakan yang berkunjung ke tempat ini adalah remaja-remaja seumurannya.
Azkia membuka Laptopnya. Malam ini, azkia ingin kembali menuliskan sesuatu di laptopnya. Sengaja Azkia mencari tempat seperti ini agar ia bisa merasa lebih nyaman saat sedang menulis.
Bunyi denyitan kursi yang di tarik membuat Azkia mendongakan kepalanya. Mata Azkia membulat sempurna kala kursi yang berada di depannya sudah di isi oleh seorang cowok.
Cowok itu nampak tampan dengan setelan Baju distronya. Azkia sampai tak bisa berkedip saat menatap cowok itu.
"Ki, gue boleh duduk di sini?"
Azkia segera tersadar. Kemudian ia kembali menatap cowok itu namun dengan tatapan yang terlihat biasa saja.
"Eh silahkan." Jawab Azkia.
"Sendirian aja Ki?" Tanya Cowok itu.
Azkia hanya tersenyum kemudian mengangguk, bukannya merasa nyaman saat berada dekat dengan cowok yang ia sukai, namun Azkia malah merasa risih saat mata tajam cowok itu terus memperhatikan gerak-geriknya. Kalau begini caranya Azkia tidak akan merasa nyaman. Bagaimana bisa pula cowok itu berada di tempat yang sama dengannya? Dunia sempit sekali.
"Tutup dulu Ki laptopnya, masa gue di anggurin si?" Cowok yang bernama Genta tersebut segera menutup Laptop yang ada di depan Azkia.
Sontak saja Azkia terkejut, bagaimana bisa cowok itu berlaku seenaknya saja.
"Setau gue, lo gak suka dateng ke tempat kaya gini. Tumben banget lo ke sini?" Tanya Genta sambil Meminum Jus Alvukat miliknya.
Melihat Genta yang dengan tenangnya meminun Jus berwarna hijau tua tersebut, membuat Azkia hampir saja ingin muntah. Pasalnya Azkia tidak suka dengan Alvukat mencium wanginya saja sudah membuat perutnya berkejolak.
"Kenapa Ki, mukanya asem gitu kaya ketek."
Azkia menghela nafasnya kasar, ternyata cowok itu bawel juga ya. Sedari tadi terus saja berbicara tanpa dia sadari bahwa Azkia terganggu akan kehadirannya. Pasalnya Azkia tidak bisa mengontrol detak jantungnya yang berdetak tak karuan. Belum lagi dengan kedua kakinya yang terus saja bergetar.
Sulit sekali memang terlihat biasa saja saat berhadapan dengan seseorang yang di sukai, ingin bersikap biasa saja namun sikap yang di tunjukan malah sikap seperti orang aneh.
"Lulus sekolah mau kuliah dimana Ki?" Tanya Genta sambil menompang dagunya dengan salah satu tangannya sambil menatap wajah cantik Azkia.
Azkia hanya mampu menundukan kepalanya tak berani menatap balik mata Genta.
"Gak tau." Jawab Azkia.
Genta hanya Manggut-manggut saja, agak sedikit sulit memang mengajak Gadis itu berbicara. Lihat saja semenjak Genta mendudukan bokongnya di salah satu kursi yang berada di depan Gadis itu. Sikap Gadis itu langsung berubah 180 derajat. Sikapnya aneh, namun Genta menyukainya.
"Gue suka sama lo, lo mau jadi pacar gue?"
Azkia sontak menatap wajah genta. Pandangan Genta sedari tadi tak berpindah kemana-mana selain ke arahnya. Jantung Azkia berdetak semakin kencang. Jika suasana caffe ini sedang sepi mungkin saja cowok itu bisa mendengar suara detak jantung Azkia.
Azkia mengusap kasar keringat dingin di pelipisnya. Tubuhnya benar-benar lemas, apalagi saat kedua kakinya yang semakin merasakan getaran hebat.
"Lo kenapa si?" Tanya Azkia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Teen FictionCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...