"Jangan pulang sebelum saya jemput."
"Mmm gak usah Kak, lagian Kakak kan udah anterin saya. Biar nanti pulang saya minta jemput Bunda."
"Lupa? Bunda sama Ayah kamu sibuk ngurusin kuliah kamu di jakarta. Mereka mana ada bisa jemput kamu. Gak usah nolak Ki, saya lagi baik hari ini."
Azkia mendesah pasrah, ia memasang senyumnya yang sedikit di paksakan kemudian ia mengangguk menyetujui apa yang laki-laki itu minta.
Entah sedang kerasukan apa laki-laki itu, pagi-pagi sekali sudah datang ke rumah Azkia hanya untuk mengantar Azkia ke sekolah.
Awalnya Azkia sedikit merasa takut. Jika Bunda dan Ayahnya tahu kalau Azkia memiliki teman laki-laki, sebenarnya ini bukan kali pertama Raefal datang ke rumahnya. Namun tetap saja, alasan yang ini tentu berbeda dengan alasan-alasan waktu lalu mengapa Raefal mengunjungi rumahnya. Namun tak di sangka, Respon Bunda dan Ayahnya sungguh membuat Azkia geleng-geleng kepala. Kedua orang itu menyambut hangat kedatangan Raefal bahkan mengajak laki-laki itu untuk sarapan bersama.
Bahkan Bunda tak segan-segan berbicara yang aneh-aneh sehingga membuat Azkia malu sendiri.
"Ya udah. Saya masuk ya Kak." Azkia baru saja memutar tubuhnya, namun lengannya sudah di cekal cepat oleh Raefal. Yang membuat Azkia refleks membalikan tubuhnya kembali berhadapan dengan laki-laki itu.
"Kenapa?" Tanya Azkia bingung.
Raefal menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mendadak ia merasa canggung seperti ini. Membuat dirinya terlihat sangat memalukan di depan Azkia.
"....Semangat Ki ujiannya." Raefal mengacak gemas rambut Azkia, setelah itu Raefal segera menaiki motor besarnya, mengenakan Helm Fullfacenya. Raefal tersenyum kikuk ke arah Azkia, setelah itu. Laki-laki itu melajukan motor besarnya meninggalkan Azkia yang masih berdiri di depan pagar sekolah.
"Aneh banget." Gumam Azkia, Azkia melangkah memasuki Area sekolah sambil membetulkan tataan rambutnya yang tadi di berantaki oleh Raefal.
Sampai akhirnya. Azkia tersentak kala ada seseorang yang sengaja menyenggol bahunya. Azkia menoleh, ia terkejut mendapati seseorang yang tengah tersenyum ke arahnya. Refleks Azkia sedikit menggeser tubuhnya agar tidak terlalu berdekatan dengan orang itu.
"Ciee...makin nempel aja sama tuh bocah tengik."
Azkia mendelik sebal ke arah Genta yang tengah tertawa mengejek ke arahnya. Azkia pun memilih untuk mempercepat langkahnya, karena ia tidak ingin keberadaannya dengan laki-laki itu di ketahui oleh orang lain.
Genta segera menyusul Azkia.
"Udah berapa lama pacaran sama dia?" Tanya Genta. Laki-laki itu melangkah santai di samping Azkia sambil memasukan kedua tangannya di saku celananya. Genta tak menyadari raut wajah Azkia yang sudah memerah karena menahan kekesalan akibat kemunculan laki-laki itu.
"Setelah perasaan lo sama gue berakhir bertepuk sebelah tangan, akhirnya lo dapetin juga seseorang yang memiliki perasaan yang sama kayak lo."
Azkia refleks menoleh ke arah laki-laki itu. Azkia menghentikan langkahnya, begitupun dengan Genta. Kedua remaja tersebut berdiri saling berhadap-hadapan di tengah lapangan yang tidak terlalu ramai.
"Maksud lo?" Tanya Azkia.
Genta mengacak rambut gondrongnya, laki-laki itu menghela nafas cukup panjang.
"Gue tau Ki, dari awal kita masuk sekolah. Lo udah suka sama gue, bodohnya gue baru sadar hal itu sekarang. Itu juga dari orang lain." Genta tertawa sumbang, "Maaf Ki, gue gak bisa bales perasaan lo waktu itu. Karena ya...lo tau sendiri, gue udah punya siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Teen FictionCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...