Mengurangi rasa bosan, Azkia memilih untuk berkunjung ke rumah Arisha yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya, dan kebetulan pula sahabatnya itu sedang sendirian di rumah karena Abangnya tidak pulang malam ini di karenakan sibuk di kampusnya.
Azkia dan Arisha saat ini sedang tiduran di atas kasur sambil mengangkat kedua kaki mereka sampai menempel pada dinding. Dinginnya malam di kota bandung membuat Azkia dan Arisha harus menggunakan kaos kaki agar dapat mengurangi rasa dingin yang masuk menusuk pori-pori kulit.
Azkia melirik sahabatnya yang tiduran tepat di sampingnya sambil memeluk boneka Koya.
"Waktu Laskar ngomong kayak gitu, lo baper gak?" Tanya Azkia.
Arisha menoleh lantas pandangannya kembali mengarah pada kakinya yang di balut kaos kaki berwarna kuning.
"Mm gimana ya. Antara baper sama enggak si." Jawab Arisha santai.
"Ih lo gimana si! Yang jelas dong!" Teriak Azkia kesal.
Arisha terdiam sejenak.
"Masuk akal si antara baper sama enggak, coba lo di posisi gue, tiba-tiba orang yang selama ini lo suka dateng terus pegang-pegang lo, terus ngomong sama kayak yang Laskar omongin ke gue. Yang gimana tuh Kupin--Kopi--"
"Kopinang kau dengan bismillah." Azkia memutar bola matanya malas.
"Nah itu."
Azkia hanya mengangguk-ngangguk saja sambil menunggu Arisha melanjutkan kembali ceritanya. Azkia memilih mengupas jeruk untuk ia makan. Yang di sukai Azkia saat berkunjung kerumah sahabatnya adalah ketika banyak sekali tersedia jenis makanan.
"Laskar deket gak sama gue doang Ki, liat aja besok. Pasti sikapnya berubah kayak biasanya apalagi--"
"KIAAAAA ITU FOTO SIAPA?!!"
Azkia segera bangkit berdiri lantas menjauh dari Arisha, Azkia menyembunyikan ponselnya di balik punggungnya. Ia menyengir tidak karuan ke arah Arisha, pasalnya saat Arisha bercerita tadi, Azkia mendengarkan gadis itu sambil memainkan ponselnya. Azkia tidak tahu jika Arisha diam-diam memperhatikan apa yang di lakukan Azkia di ponselnya.
"Pasti dia..." Arisha sudah memasang wajah sesedih mungkin, kedua matanya terlihat berkaca-kaca.
Azkia yang melihat bagaimana perubahan wajah sahabatnya itu, segera menghampiri Arisha lantas menepuk pundak Arisha dua kali. Foto yang barusan di lihat oleh Azkia di salah satu status WhatsApp seseorang sama sekali tidak membuat Azkia terkejut. Hanya saja Azkia takut hal itu dapat menorehkan luka di hati sahabatnya. Percuma saja Azkia berusaha menyembunyikan hal itu dari Arisha, toh Arisha juga sudah mengetahuinya.
"Mereka gak ada hubungan apa-apa, selain Adik sama Kakak kelas. Jangan punya pikiran yang nggak-nggak. Oke?" Kata-kata itu hanya Azkia gunakan untuk menenangkan sahabatnya. Padahal Azkia sendiri takut jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Arisha hanya mengangguk-ngangguk saja meskipun perasaanya tak tenang, bagaimana bisa, di saat Arisha tak sengaja melihat Laskar Upload foto Adik kelas di status WhatsAppnya. Ia mampu terlihat baik-baik saja di depan sahabatnya ketika hatinya berkali-kali di hantam oleh sesuatu yang amat keras.
"Udah resikonya mecintai seseorang diem-diem kayak gini, coba aja kalau Laskar tau lo suka sama dia. Dia gak akan mungkin post foto Adik kelas gitu, lagian dari kabar yang beredar kan Adik kelasnya yang suka sama Laskar. Bukan Laskarnya yang suka sama dia." Ujar Azkia sambil menuntun sahabatnya untuk duduk di bibir kasur.
Terkadang kalau sudah seperti ini rasanya Arisha ingin menyerah saja, Arisha tidak perduli jika harus di cap sebagai gadis pengecut yang gampang menyerah. Arisha tidak kuat jika hatinya harus terus-terusan tersakiti seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Novela JuvenilCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...