♡•Arisha Marah•♡

781 45 2
                                    

Kondisi perasaan Arisha saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ia jadi mudah emosi dan menangis, hal itu di karenakan kejadian dua hari yang lalu. Dan beruntungnya, untuk seluruh anggota Team basket yang ikut turnamen kemarin di liburkan. Di berikan waktu untuk istirahat.

"Sha!"

Arisha membuka selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Ia melirik ke arah pintu yang terus di ketuk dari luar.

"Kenapa Bang?" Tanya Arisha.

"Sarapan yuk, Kebetulan Anna buat sarapan pagi ini." Jawab seseorang di luar sana.

Arisha segera bangkit dari tidurnya, ia tak mencuci wajah bantalnya terlebih dahulu, ia langsung keluar menemui sosok laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu.

"Mbak Anna di sini?" Tanya Arisha.

Laki-laki tersebut mengangguk, "Dia nginep semalem."

Arisha membulatkan kedua bola matanya, dengan cepat tangannya melayang memukul kencang bahu laki-laki tersebut.

"Brengsek! Abang apain Mbak Anna hah! Kalian pasti macem-macem kan semalem. Kenapa aku gak tau kalau Mbak Anna nginep, kalau aku tau gak akan aku biarin dia tidur sama Abang, ish kenapa sih semua cowok sama. Brengsek!" Teriak Arisha sambil terus memukul laki-laki itu.

Andri segera menahan tangan Sang Adik yang hendak memukulnya lagi, Andri melayangkan kepalan tangannya untuk menjitak kepala Arisha membuat Arisha mengaduh kesakitan.

"Sembarangan kalau ngomong! Mbak Anna terpaksa nginep. Lagian waktu dia dateng kamu udah tidur, walaupun Abang cowok normal. Tapi Abang gak berani lakuin itu. Semalem dia emang tidur di kamar Abang, tapi Abang tidur di tempat lain. Nih kepala isinya apa sih, heran gue."

"Terserah, pokoknya cowok itu semuanya sama. Sama-sama brengsek, bisanya mainin perempuan doang. Awas aja kalau gak jadi nikah sama Mbak Anna!" Arisha segera melenggang pergi meninggalkan Abangnya.

"Sha! Lagi sakit hati ya?" Tanya Andri sedikit berteriak, kemudian ia segera menyusul Arisha.

Arisha menggeser kursi untuk ia duduk, ia tersenyum pada seorang perempuan yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.

"Anyeong eonnie." Sapa Arisha.

Perempuan yang bernama Anna tersebut tersenyum geli.

"Anyeong Nunna." Balasnya sambil memberikan piring kepada Arisha.

"Semalem Bang Andri gak apa-apain Mbak kan?" Tanya Arisha setengah berbisik.

Anna menggeleng, "Abang kamu tuh baik Sha, dia gak mungkin apa-apain Mbak. Pacaran selama tujuh tahun dia mana berani cium Mbak apalagi sampe lakuin hal itu."

Arisha mengangguk-nganggukan kepalanya. Ia lantas melahap cepat sarapan paginya.

"Sha lagi sakit hati ya? Tumben bahasnya cowok mulu?"

Arisha sama sekali tak menatap ke arah Abangnya yang duduk bersebrangan dengannya, fokusnya saat ini hanya pada makanan di depannya. Ketahuilah, keadaan Arisha sedang tidak baik-baik saja. Arisha hanya tak ingin ia berakhir marah-marah di tempat ini. Tempat yang seharusnya di jadikan untuk makan.

"Jawab dong. Abang kepo nih, cowok mana sih yang lagi deketin kamu?"

Arisha lagi-lagi tak menjawab.

"Tips dari Abang biar gak sakit hati. Yaitu jangan terlalu berharap, apalagi berharap sama seseorang yang hatinya udah di miliki sama orang lain. Yang sakit kan kamu sendiri, dia mana tau keadaan kamu sekarang kayak gimana. Jadi mending kamu--"

Secret Of The Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang