Hari yang di tunggu-tunggu oleh seluruh anggota basket akhirnya tiba juga. Pagi, tepat pukul 06:30 lapangan sekolah SMA karya merdeka sudah di penuhi oleh anak-anak eskul basket yang akan berangkat ke jakarta pagi ini juga. Memang, yang hanya berangkat hanya anak-anak basket kelas dua belas saja sementara yang lain di biarkan untuk membantu segala persiapan. Di lapangan juga sudah terparkir Bis kecil.
Laskar, Inu dan Teguh memasukan semua barang-barang ke dalam Bis. Setelah itu semua di perintahkan untuk berkumpul oleh Pak Masnur, guru BK di SMA karya merdeka.
"Sebagai ketua, kamu memiliki tanggung jawab yang besar nak." Kata Pak Masnur sambil menepuk pundak Laskar dua kali.
Laskar hanya mengangguk saja.
"Jaga mereka semua, pastikan berangkat dan pulang kalian dalam keadaan selamat."
Dan lagi-lagi Laskar hanya mengangguk.
"Cepat berangkat, keburu macet nanti." Laskar dan yang lainnya segera menyalimi para guru. Kemudian satu-persatu memasuki Bis.
Laskar menggeram kesal melihat Arisha dan Tina yang sedang berpelukan dengan Azkia. Ketiga gadis itu bahkan sampai menangis hanya karena akan berpisah.
"Di tinggal sebentar aja udah kayak orang gila. Gimana sampe setahun." Gumam Laskar.
"Woy, mau naik atau enggak!" Teriak Laskar kesal yang berhasil membuat Azkia, Arisha dan Tina segera melepaskan pelukannya.
"Ki, kita pergi ya. Kalo ada yang ganggu lo. Lawan aja sendiri, atau minta bantuan Genta. Dan kalo Genta nyakitin lo. Potong aja aset berharganya gak perduli kalo sampe habis pun." Kata Tina.
Azkia tertawa mendengar perkataan Tina barusan, "Cepet naik, tuh liat. Laskar mukanya udah gak enak banget."
"Laskar emang begitu, punya muka yang ketampanannya sangat jauh sama Jungkook tapi belagunya minta ampun. Tapi dengan gobloknya gue masih aja suka sama dia." Arisha menepuk jidatnya.
Kemudian Arisha dan Tina segera memasuki Bis meninggalkan Azkia yang masih berdiri di tengah lapangan seorang diri. Karena yang lain sudah membubarkan diri dan kembali ke aktivitasnya masing-masing.
Azkia memutar tubuhnya, namun tiba-tiba saja kepalanya membentur sesuatu yang berhasil membuatnya mengaduh. Azkia mengusap jidatnya yang nyut-nyutan karena benturan tersebut cukup keras. Azkia menatap sesuatu yang barusan ia tabrak, kemudian kedua matanya membulat sempurna kala ia melihat Genta yang berdiri di depannya sambil memegang sebuah bola basket.
Genta tersenyum sinis ke arahnya. Ingin saat itu juga Azkia menarik kumis tipis yang berada di bawah hidung cowok itu.
"Ngapain si berdiri di situ? Ganggu aja!" Kesal Azkia.
"Lah lo ngapain di sini sendirian, keliatan banget jomblonya." Genta dengan jahilnya melempar bola basket yang ada di tangannya ke jidat Azkia.
"Aduh! Apa-apaan si! Jail banget jadi orang. Kurang kerjaan tau gak!" Teriak Azkia kesal.
Azkia memilih melangkah pergi meninggalkan Genta. Tak perduli cowok itu terus menertawakannya. Sungguh hari ini Genta terlihat begitu menyebalkan, tapi malah membuat Azkia semakin menyukainya apalagi kala Azkia melihat senyum manis Genta.
"Ki, ikut gue ke ruang musik di suruh Pak Wahyu!" Teriak Genta kala melihat tubuh Azkia yang semakin menjauh.
"Bodo amat, gue gak perduli!" Balas Azkia berteriak tanpa melihat ke arah Genta. Gadis itu terus berjalan. Sampai akhirnya sebuah benda empuk berhasil mendarat keras di kepalanya.
Duk
Tubuh Azkia limbung Ke depan hampir saja ia jatuh ke selokan yang ada di depannya. Azkia melihat bola basket yang menggelinding dan Azkia sangat tahu siapa pelaku di balik ini semua. Azkia memutar tubuhnya lalu menatap ke arah Genta dengan tatapan tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Of The Heart ✓
Teen FictionCover by : @skysie_design Azkia, Arisha dan Tina. Adalah tiga anak manusia yang terlahir menjadi seorang pengecut namun mudah kepincut. Hanya mampu mengagumi seseorang dalam diam, hanya mampu menatap laki-laki yang mereka kagumi dari jarak kejauhan...