♡▪Hati yang patah▪♡

858 48 4
                                    

Keadaan Laskar berangsur membaik, kemarin laki-laki itu sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah. Kemarin pula, Arisha dan teman-teman team Basket yang mengantar Laskar.

Arisha tak banyak bicara, ia memilih pulang duluan ketika yang lain memilih untuk singgah sebentar.

Tak terasa tinggal  satu bulan lagi ia berada di gedung besar ini, sebentar lagi ia akan menjalani Ujian Nasional. Sesuatu yang bisa menentukan apakah ia lulus atau tidak.

Tak banyak yang Arisha pikirkan kali ini, ia sudah mulai terbiasa. Terutama soal perasaannya, kemarin. Arisha juga melihat bagaimana dekatnya seorang gadis dengan Laskar. Tak segan-segan mereka memperlihatkan keromantisan mereka di depan banyak orang tanpa mereka sadari bahwa ada hati seseorang yang perlahan-lahan patah.

Arisha menghela nafasnya, ia ingin benar-benar bisa fokus pada UN nanti tanpa memikiran sesuatu yang sangat tidak penting ia pikirkan. Soal perasaannya biarlah Arisha yang urus. Ini hanya masalah waktu saja, seiring berjalannya waktu Arisha pasti mudah melewatinya dan akan terbiasa.

Di kantin Arisha hanya seorang diri, kedua sahabatnya tengah di panggil ke ruang guru karena ada sesuatu yang harus mereka urus.

Di meja yang tak jauh dari keberadaan Arisha. Arisha melihat Laskar yang tengah tertawa bersama teman-temannya. Laki-laki itu nekat sekali, luka di tubuhnya saja belum begitu sembuh eh malah memaksakan diri untuk masuk sekolah.

Arisha segera menghabiskan minumannya, suasana kantin hari ini sangat panas di tambah kantin ini nampak penuh oleh siswa-siswi, Arisha sangat tak menyukai tempat yang ramai.

Saat Arisha bangkit berdiri, ia melihat adik kelasnya yang berstatus sebagai pacar Laskar tengah berdiri di hadapannya bersama kedua temannya.

Arisha mengangkat satu alisnya.

"Minggir dong Ka, gue mau duduk." Arisha terkejut ketika adik kelasnya itu mendorong tubuhnya sedikit kasar sehingga membuat tubuh kecil Arisha hampir saja jatuh. Arisha menatap tajam ke arah Adik kelasnya itu.

"Gak sopan banget si!" Ujar Arisha.

Seseorang yang Arisha ketahui bernama Gia tersebut menatap sinis ke arah Arisha.

"Gue pikir lo baik, ternyata lo cuma cewek gak tau diri yang bersembunyi di balik topeng lo itu." Desis Arisha.

Gia dan kedua temannya bangkit berdiri, Gia tahu Arisha menyukai Laskar. Maka dari itu ia sangat membenci Kakak kelasnya itu karena telah mencoba mengambil Laskar darinya. Gia tidak perduli sekalipun statusnya di sini sebagai Adik kelas yang harus menghormati Kakak kelasnya? Bagi Gia. Gadis di depannya ini tak pantas untuk di hormati sekalipun itu Kakak kelasnya sendiri.

"Jangan mentang-mentang lo Kakak kelas, lo bebas ya rendahin gue gitu aja." Gia menunjuk Arisha menggunakan jari telunjuknya.

Arisha melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap datar ke arah Gia dan kedua temannya.

"Sebelumnya kita pernah punya masalah? Kayaknya lo gak suka banget sama gue." Tanya Arisha santai.

"Kayaknya gak berlaku banget nih status kita sebagai Kakak dan Adik kelas, lo tuh pantesnya jadi temen sebaya gue yang pantes ngomong seenaknya. Lain kali, jaga etika. Jangan cuma gara-gara cowok. Lo jadi cewek bermuka dua kayak gini, terlalu keliatan murahan." Arisha menepuk pundak Gia lantas segera melangkah pergi.

Gia mengepalkan kedua tangannya erat-erat sampai buku kukunya terlihat.

💔💔💔💔

Azkia dan Tina menatap bingung ke arah Arisha yang baru saja datang, langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja. Helaan nafas Arisha terdengar sangat berat.

Secret Of The Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang