Pelik ✅

44|Pelik

Sebulan ini Menghindar adalah hal yang paling sering Eunbi lakukan.
Sebulan ini belajar adalah alasan Eunbi menjauhi seseorang.
Sebulan ini orang itu terus mengejar.
Dan sebulan ini Eunbi mencoba mengubur perasaannya dalam-dalam.

Ya, Eunbi bener-bener mutusin buat gak nerima permintaan dari Daehan, bukan karna udah gak punya perasaan, oh ayolah, Daehan makin hari makin tampan, Daehan makin hari makin mempesona, Daehan makin hari makin membuat jantungnya berdetak tak karuan.

Tapi, sekali lagi Eunbi nahan perasaannya.
Perasaan yang cuma dia yang tau, perasaan yang kini Eunbi tutupi dengan cara berbohong.

Setiap kali di tanya Hana, Eunbi pasti jawab dengan nada datar seadanya. 'Gue udah gak sayang Daehan.'

Jangan harap Hana percaya, Eunbi itu gak jago akting.

Dan perkataan itu selalu menjadi ragu untuk Eunbi sendiri, karna yang sebenarnya malah sebaliknya.

Daehan?

Jangan tanya, dia seratus delapan puluh derajat berubah. Beruang kutub nya mendadak lenyap ketika berdekatan dengan Eunbi, Daehan gak pernah berhenti memperlakukan Eunbi kaya masih pacaran, padahal Eunbi nya udah ngasih tanda peringatan. Semata-mata cuma agar Daehan berhenti.

Kaya sekarang, Daehan datang ke kelas nya cuma buat ngasih sarapan.

"Gue gak mau," saut Eunbi, ini penolakan kesekian kalinya hari ini setelah dia nolak Daehan buat jemput.

"Gue tau lo belum sarapan, jadi cepet makan," Daehan masih teguh membujuk.

Eunbi muter bola matanya, dia nerima sarapan dari Daehan, mungkin hanya dua detik Daehan mengukir senyum karna detik berikutnya dia cuma bisa ngehela napas.

"Nih Ga, makan." Eunbi nyodorin sarapannya ke Arga.

Ngebuat Hana sama Bianka yang dari tadi diem cuma nampakin muka gak percaya, ada rasa kasian ke Daehan.

Kalau ini di sebut karma, tentu bukan, Daehan masih yakin Eunbi punya perasaan yang tetep sama, makanya dia gak bisa berenti buat berlaku layaknya pacar ke Eunbi.

Daehan gak tau apa yang merubah Eunbi kaya gini, setelah perkataannya waktu itu Daehan yakin Eunbi nyembunyiin sesuatu dari nya.

Eunbi lebih banyak diem, dan sepertinya beruang kutub yang bersarang di tubuh Daehan pindah ke Eunbi deh.

"Bi, hargai Daehan," saut Bianka pelan.

Eunbi cuma bisa gigit bibir bawahnya, menahan rasa menyesal setiap kali berlaku buruk pada Daehan, katahuilah itu bukan dia, itu bukan keinginan hatinya.

Eunbi natap Daehan dingin, " Sampai kapan lo mau disini? Mau pindah kelas lo?"

Daehan merasa getar sakit di dadanya, untuk kesekian kali melihat tatapan dingin dari hazel bulan milik Eunbi.

Daehan mengusap puncak kepala Eunbi pelan, sungguh ada rasa nyeri setiap perlakuan nya kali ini di tolak Eunbi. Perubahan Eunbi terlalu kentara, mata penuh sayangnya kini berganti kelam, senyum kecil nya kini tak nampak, mata berbinar nya selalu berubah dingin, suara manjanya kini menjadi bisu.

Hanabi nya bukan lagi kembang api yang meletup-letup bercahaya dan berwarna. Hanabi nya berubah menjadi kelamnya malam tak berbintang.

Daehan pergi perlahan, dan disinilah Eunbi sekarang. Dia menumpahkan rasa sesalnya lagi, menenggelamkan kepalanya di atas meja. Menangis untuk kesekian kalinya setelah malakukan hal yang tak pernah hatinya inginkan.

"Lo kenapa jadi kaya gini sih?" suara Bianka terdengar kecewa.

Eunbi tak bergeming, ia masih menangis.