49|Pelik

39 6 0
                                    

Tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk di jalani, gadis itu bertraspormasi menjadi wanita dewasa yang penuh pesona, setelah menyandang gelar S1 Bachelor Fashion Design & Technology.

Dia ada di daftar nama lulusan terbaik.

Bangga? Jelas!

Apalagi? Sekarang dia berada di pesawat, berniat kembali ke negara asalnya, ingin cepat-cepat menyombongkan sertifikat silver atas namanya ke pada orang-orang yang dulu mengatainya. Ya, Si kembar tujuan utama, tujuan ke dua teman-temannya.

Eunbi berjalan melewati beberapa orang yang memperhatikannya takjum, gadis kecil itu benar-benar sudah berubah. Jangan heran dia berkembang selama tiga tahun di kota desain terbaik.

Bahkan selama disana Eunbi sudah menguarkan banyak desain baju dari hasil coretan tangannya, bahkan memamerkan nya sendiri.

Sungguh, anak ini berhasil!

"Bunda..." teriaknya dalam keramaian.

Ah, walau penampilan berubah, gadis ini akan tetap jadi anak kecil bagi bunda dan ayahnya.

Bunda dan ayah memeluk Eunbi secara bersamaan, sekarang badan nya serasa kecekik berada di tengah-tengah mereka.

"Wah, kamu beneran anak ayah kan?" tanya ayah tak percaya.

Aduh untung Eunbi sayang ayah.

Eunbi cuma senyum bahagia, terus nyari keberadaan dua manusia sama rupanya, beneran udah gak sabar mau nyombongin diri.

"Mana si kembar?" tanya Eunbi.

"Mereka ada pertandingan basket, jadi paling pulang sore, kamu mau makan dulu apa langsung ke rumah?" jelas bunda.

"Ke rumah aja deh,"jawab Eunbi lesu, gagal bersombong ria.
.
.
.
.
.

"Woah,"

Kata itu kini bakal jadi kata terfavorit seorang Hanabi, dia takjup aja liat rumahnya yang makin gede, ayah ngerenovasinya gak tanggung-tanggung ini mah, dari lantai dua jadi lantai tiga, apa jangan-jangan dalemnya make eskalator kali yah.

"Kamar kamu tetep di lantai dua," saut Ayah.

Eunbi ngelirik ayah yang lagi ngeluarin koper bawaan nya Eunbi, pas berangkat ke paris Eunbi cuma bawa dua koper, pulang nya gak nanggung jadi enam koper.

"Iya lah gak papa, kalau naik terus tangga ke lantai tiga cape juga," komentar Eunbi.

"Eh maaf yah, rumah kita pake lift," sergah Ayah.

Yaampun, rasa mau pingsan. Jadi anak holkay nih Eunbi. Terharu sama ayah.

Eunbi melotot doang sih, pas liat dalem rumahnya beneran ada lift. Dan gak habis sama keterkejutan lain pas liat kamar nya, ini mah bisa bikin room tour nih.

Eunbi ngerebahin diri di atas kasurnya, empuk, dingin, pokonya enakeun.

"Bi, ada yang nyari." teriak bunda, suara nya kedengeran dari spiker kecil yang nempel di dinding kamarnya.

Woah, beneran deh. Ayah ngebuat rumah masa depan.

Tapi bentar, Eunbi baru nyampe siapa yang nyari dia?

Akhirnya Eunbi turun ke lantai bawah, pakai lift dong ini turunnya.

"Bian! Hana!" teriak Eunbi kegirangan langsung nerjang meluk mereka berdua.

"Nama gue gak di teriakin," saut Arga cemberut.

"Lo gak sendiri, bro." ini Natan yang nyautin.

"Lo berdua bawa makhluk halus yah, kok gue merinding," Eunbi celingukan megang pundak nya sendiri.

Pelik ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang