45|Pelik

36 5 0
                                    


Kali ini Daehan yang berada pada titik terendah hidupnya, kehilangan pekerjaan sebagai modeling bukan masalah besar baginya, tapi untuk kehilangan seoarang Hanabi benar-benar begitu berat.

Entah harus memakai cara apa, agar Eunbi mengerti bahwa hati Daehan memilih poros dunia nya dari pada karir modelingnya.

Egois?

Iya memang nyatanya Daehan dan Eunbi saling meninggikan egoisnya, tidak ada yang mau mengalah untuk menuruti permintaan satu sama lain.

Jadi, bagaimana mengakhiri ini semua?

Daehan menarik frustasi rambutnya, lagi dan lagi ia merutuki otaknya yang buntu.

Suara tarikan napas yang berat mengalun dari celah bibir nya, kali ini Daehan tidak sepintar saat mengikuti lomba olimpiade, tidak sekuat melatih otot di olahraga basket, sekarang Daehan terlihat sangat rapuh dengan ketidakmampuannya menahan Eunbi agar tetap di sisinya.

"Pengecut!" itu umpatan untuk dirinya sendiri.



Di tempat lain, Eunbi menarik-narik boneka pausnya, untuk kesekian kalinya boneka itu jadi korban untuk pelampiasan kesal yang tak berujung.

Eunbi matung kala sebuah usapan lembut menyentuh kepalanya, jangan pikir itu Daehan. Manusia itu tidak di izinkan masuk lagi ke rumah Eunbi, Eunbi selalu menolak membuka pintu jika Daehan datang ke rumah nya, atau dia yang mengunci pintu kamar dan tidak mau keluar jika Daehan berhasil masuk.

"Bun," lirih Eunbi.

Ah, tatapan bunda itu selalu dan akan selamanya menyejukan hati.

"Ada Daehan di bawah, temuin atuh kasian," ujar Bunda.

Jantung Eunbi mendadak memompa darah dengan cepat. Selalu ada getar berbeda jika nama Daehan terdengar oleh telinganya.

Eunbi ngegeleng, gamau dia ketemu Daehan. Otak nya yang bicara, hati nya jelas berbeda.

"Gamau bun,"

"Kamu tuh gak boleh musuhan gitu, benci sama cinta emang beda tipis tapi kamu keliatan banget banyak cintanya," oceh bunda.

Ngaco nih si bunda.

Enggak sih, emang bener.

"Oh iya, kamu jadi kuliah disana?"

Eunbi ngangguk, "Bunda gak bisa larang aku, udah janji," suara Eunbi di buat lucu kalau Daehan yang denger dia pasti seneng kegirangan deh, pasalnya akhir-akhir ini suara Eunbi buat Daehan tuh ketus terus.

"Iya iya, asal kamu bisa jaga diri aja," Bunda kali ini mencubit gemes pipi Eunbi, "Itu Daehan gimana? Masa mau di usir lagi?"

"Usir aja bun," rengek Eunbi.

"Ah gamau bunda mah, gak tega ngusir anak seganteng dia."

"Dia gak ganteng bun," sergah Eunbi.

Bunda terkekeh, dia narik tangan Eunbi yang lagi nautin dua jarinya khas kebiasannya berbohong.

"Iya dia ganteng banget, bunda aja pasti kesemsem kalau gak inget ayah," lagi dan lagi bunda terkekeh geli.

"Ih si bunda mah," Eunbi gak bisa kalau gak ikut ketawa, tapi penasaran Daehan seganteng apa sampai bunda kegoda kaya gini.

"Udah samperin aja, nanti susah buat ketemu kamu yang kejer sendiri, jarak kamu sama dia nanti jauh loh," ujar Bunda.

Eunbi memangut bibirnya, mikir dulu samperin jangan nih?

Mikir nya lama, sampai bunda udah turun tangga.

Eunbi perlahan keluar kamar, gak langsung ke bawah tapi malah ke kamar si kembar.

Pelik ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang