6. Sehelai Nostalgia.

973 157 4
                                    

Yerin menunggu Taehyung di halaman rumahnya dengan seragam sekolah. Pukul tujuh pagi hari. Yerin lagi-lagi mengumpat. Kemana perginya pria itu?!

Yerin rasa ia menyesal mengikuti perkataan namja tersebut. Seharusnya ia naik bis untuk berangkat sekolah. Untuk sekarang ini, bis itu pasti sudah lewat dari tadi. Dan Taehyung belum juga tiba.

Pukul tujuh lewat lima belas menit. Akhirnya sepeda motor itu berhenti di halaman rumah Yerin.

"Yak! Apa kamu pikir sekolah kita berada di ujung gang ini sehingga kamu bisa datang di jam segini?!" ceramah Yerin langsung.

"Maaf, aku sengaja."

Yerin menahan diri agar tidak teriak. Dengan cepat ia naik di jok penumpang dan mengenakan helm yang Taehyung serahkan.

"Cepat pergi! Awas kalau sampai telat!"

Sesampainya di sekolah.

"Yah .... Telat," ujar Taehyung dengan nada yang pura-pura lesu. Di sampingnya Yerin menatap nanar gerbang sekolah yang sudah ditutup.

"Ini semua karena kamu!!" kesal Yerin menjambak rambutnya sendiri. "Kamu memang menyebalkan. Dosa apa aku sampai bertemu denganmu?"

Taehyung mendengus dengan sedikit tawa. "Kau terlihat melebih-lebihkan. Memangnya kenapa kalau telat? Kita bisa pergi jalan-jalan dan aku akan mengantarmu pulang seperti jamnya pulang sekolah. Jadi kau tidak perlu khawatir dimarahi orangtuamu."

"Kamu bicara seakan semuanya terlihat mudah."

"Memang mudah. Kau saja yang terlalu pengecut. Ayo naik. Aku akan membawamu ke suatu tempat," jelas Taehyung yang naik kembali ke atas sepeda motornya.

"Kamu tidak bermaksud menculikku, bukan?"

"Hanya orang gila yang mau menculikmu."

"Jadi kamu mau membawaku kemana?"

"Tenang saja. Bukan tempat yang berbahaya."

Yerin mencibir pelan lalu menaiki motor Taehyung lagi.

Sepeda motor tersebut melaju kencang membelah jalanan di pagi hari pada musim semi yang baru saja tiba beberapa minggu yang lalu.

✨✨✨

Jungkook menghentikan sepeda motornya tepat di parkiran sebuah kafe. Eunha yang duduk di boncengan Jungkook turun lebih dulu baru disusul dengan namja itu.

"Kamu harus ingat kafe ini lagi, Eun," jelas Jungkook sembari merangkul Eunha berjalan masuk ke dalam kafe.

"Kenapa?"

"Karena kafe ini sudah menjadi tempat kumpulnya kita setiap weekend. Aku, kamu, Tae, dan Yerin yang merupakan pekerja di sini."

"Yerin kerja di sini?"

"Ne."

Jungkook dan Eunha duduk di salah satu meja yang sudah menjadi meja favorit mereka. Meja 13.

"Ini meja yang selalu kita tempati sedari dulu," perjelas Jungkook lagi. Ia menghela napas sendu. "Dan aku tidak tau kalau hari itu akan menjadi hari terakhir kita kumpul di sini bersama-sama. Kalau aku tau, aku pasti akan melakukan banyak hal."

Eunha mengusap telapak tangan Jungkook. "Aku yakin, Yerin pasti sangat bersyukur memiliki teman-teman yang sayang dengannya. Karena itu, kita juga harus bersyukur Yerin pernah menjadi teman kita walau cuma sesaat."

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang