"Dunia itu tidak untuk kita nikmati saja. Bumi bukan tempat wisata selama kita mampir di sana. Langit bukannya tidak bisa kita sentuh. Semesta bukannya tidak bisa kita lihat. Kita tidak seharusnya menetap dengan pikiran kosong. Padahal kita punya banyak pilihan. Tapi pilihan yang kita ambil justru bermalas-malasan. Kamu pikir Tuhan menciptakanmu tanpa tujuan?"
"Kupikir ada satu hal yang bukannya tak bisa Tuhan sentuh, tapi enggan untuk ia sentuh. Ialah jalan pikir seseorang."
"Kita punya kuasa di bumi. Kita bisa memerintah hewan dan tumbuhan sesuka hati. Tapi bukan berarti kuasa kita disebut penguasa. Kita tetap manusia. Budaknya Tuhan. Maka jika kamu tersesat, baliklah pada Tuanmu. Jangan mencari jalan keluar seorang diri. Kamu bisa semakin terjerat."
"Jika kamu tidak punya tenaga lagi. Istirahatlah, jangan menjadi anak yang jahat. Jangan jadikan kesalahan orang lain menjadi kesalahanmu juga. Jangan buat dirimu bersalah padahal sebelumnya kamu benar. Bijaklah dalam menentukan pilihan, Taehyung."
Bahkan setiap kata yang Yerin ucapkan, Taehyung masih mengingat seluruhnya. Dia mengingat bagaimana gadis itu menasehatinya saat dia ingin mengakhiri semuanya. Gadis itu melarangnya saat Taehyung ingin berbuat jahat pada ayahnya.
Taehyung selalu sabar. Apalagi sejak adanya kehadiran Yerin, Taehyung semakin kuat.
Tapi sekarang lihatlah yang ia lakukan. Justru ia membunuh ayahnya sendiri. Melupakan setiap kata yang Yerin utarakan untuknya.
Lalu menambah rasa penyesalan itu pula.
Sekarang dia sedang dibawa ke dalam kantor polisi dengan dikerumuni wartawan. Hoodie itu menutupi wajahnya, tapi tidak dengan luka yang menganga di hati.
Setiap langkah yang ia ambil menciptakan dentuman yang semakin kuat. Mungkin itu berarti dia telah mengambil langkah yang salah.
❄❄❄
Eunha terus berlari. Sejak ia turun dari halte tadi, secepatnya ia berlari menuju kantor polisi. Rasa takut yang ia rasakan semakin menjalar ke seluruh tubuh. Eunha tidak pernah merasa setakut ini. Ia bahkan sudah menangis di tengah lariannya.
Saat sudah memasuki area kantor polisi, di situlah langkah Eunha terhenti. Ia melihat Taehyung di tengah kerumunan. Pria bodoh itu. Dia tidak mengucapkan apa pun lagi di telepon semalam. Hanya tiga kata, yang dia mengatakan kalau ia merindukan Yerin. Setelahnya Taehyung mengakhiri panggilannya begitu saja. Eunha mencari Taehyung semalaman tapi tak menemukan pria itu. Eunha mendatangi rumah Taehyung, tapi tidak berani untuk masuk makanya ia pulang ke rumah.
Semalaman pikiran Eunha tak tenang. Jadi ini yang telah Taehyung lakukan.
Taehyung telah dibawa masuk. Tangis Eunha pecah. Ia ingin mengejar Taehyung, memeluknya, menenangkannya tapi, mana bisa.
Yang bisa Eunha lakukan sekarang hanyalah menjatuhkan tubuhnya di anak tangga, meringkuk sambil menangis di sana.
"Ini semua salahku," ujarnya di sela tangis yang tak henti. "Seharunya aku tak membiarkannya pergi secepat itu semalam. Seharusnya aku tidak mengatakan hal yang aneh-aneh padanya. Seharusnya kami bersama sampai tengah malam."
Eunha terus menangis, rasanya sangat sesak di dada melihat ekspresi sendu Taehyung tadi.
"Ini semua salahku, ini semua salahku..."
"Berhentilah menyalahkan dirimu sendiri."
Eunha mengangkat kepalanya saat mendengar suara tepat di hadapannya. Entah sejak kapan Jungkook berada di depannya, berjongkok menyejajarkan tubuh mereka. Sambil tersenyum teduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMNESIA [✓]
FanficAda apa di balik amnesia? Apa pun bisa terjadi. Contohnya jiwa yang tertukar seperti yang dialami oleh Eunha dan Yerin. Eunha siuman setelah koma selama dua bulan dengan keadaan amnesia. Tetapi ternyata dia bukanlah Eunha yang sesungguhnya. Tubuh Eu...