16. Tali Merah di Bunga Putih.

569 108 3
                                    

Mereka berjalan beriringan di suatu jalanan pasir dengan jembatan di ujung sana. Sore dengan penuh bunga bermekaran itu menyejukkan hati. Yerin lagi-lagi mengendus baunya yang mewangi.

"Ada apa dengan bunga? Kenapa kamu begitu menyukainya?" Pertanyaan dari Taehyung mengalihkan atensi Yerin.

"Karena bunga yang indah hidup dengan cara yang tidak mudah juga. Sama halnya dengan manusia. Bunga perlu ditempatkan di tempat yang pas supaya dia bisa mekar. Kalau tidak mendapat sinar matahari bunga pun mati."

"Yang lain juga begitu, benalu, rumput, bahkan lalang."

"Tapi bunga tetap berbeda. Dia menerima semua itu dan tetap memberi keindahannya pada setiap orang yang memandang."

"Lalu?"

"Lalu orang itu pun jatuh cinta pada bunga." Yerin tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Kalau begitu mereka sama sepertimu."

"Apa?"

Mereka sudah sampai di jembatan. Taehyung berbalik menghadap sungai kala itu.

Kamu memberi keindahanmu lalu aku jatuh cinta padamu, batin Taehyung.

"Sama-sama pengganggu!"

Yerin mendesis. Dia menumpukan lengannya di tangan jembatan seperti yang Taehyung lakukan. Cukup sunyi untuk beberapa detik sampai Yerin bersuara lagi.

"Saat kita setiap hari bekerja dan kita menerima satu hari istirahat, rasanya waktu itu berjalan cepat, ya."

"Kamu terlalu bersahabat dengan waktu sampai-sampai kamu tidak mau kehilangan satu detiknya," sambung Taehyung.

"Karena satu detik bahkan bisa mengubah kehidupan seseorang. Itulah terkadang suara jam dinding begitu menyengat di telinga seolah dia ingin memperingatimu, jangan sia-siakan waktu itu." Yerin menghela napas tenang. "Kita berleha-leha hari ini dan menyesal besok. Serumit itulah kehidupan."

Taehyung menoleh membuat Yerin ikut menoleh. "Tapi berleha-leha seperti ini ada manfaatnya juga."

"Apa?"

"Kita jadi bisa mengerti tentang kekosongan. Seperti seseorang yang memiliki hidup yang hampa. Bukankah kita hidup untuk bisa saling mengerti tentang sesama?"

"Alasan kamu! Bilang saja kamu malas." Yerin mencubit lengan Taehyung dengan kekehan kecil.

"Aw!"

"Kenapa kamu selalu memakai lengan panjang?" Yerin bertanya tiba-tiba saat merasa kejanggalan itu mengabui pikirannya. "Kan sudah hampir musim panas."

"Kenapa? Kamu mau melihat otot-otot tanganku memangnya?"

"Ish!" Yerin berdecak lalu menghadap ke depan lagi. "Soal di kafe itu, memangnya apa yang aku tidak ketahui lagi tentangmu?"

Taehyung diam sesaat sebelum tersenyum hampa. "Tidak ada."

"Lalu kenapa kamu berkata seperti itu semalam?"

Satu detik, dua detik, tiga detik.

"... Aku lelah."

Yerin seketika langsung menoleh pada Taehyung lagi. "Lelah kenapa?"

Taehyun menggeleng. "Bukan apa-apa."

"Katakan padaku apa yang---"

"Aw!"

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang