10. Lembaran Sebelumnya.

735 127 2
                                    

Eunha tertidur di kelas dengan earphone melekat di telinga. Sinar jingga yang kembali menyilau perlahan membuat Eunha tersadar. Ia mengerjapkan mata pelan, menegakkan tubuh sambil merenggangkan otot.

Baru Eunha sadari ia sudah sendirian berada di kelas.

Eunha menguap. Ia melepas earphone-nya dan mulai memasukkan alat tulisnya yang berserakan di atas meja ke dalam tas. Setelah itu ia berjalan meninggalkan kelas.

Baru selangkah keluar dari kelasnya, tiba-tiba seseorang menabraknya.

"Aduh! Kalau jalan lihat-lihat, dong!" kesal Eunha mengusap bahunya yang berbenturan dengan seseorang itu.

"Maaf, maaf." Gadis itu membungkuk. Saat ia ingin meninggalkan Eunha, Eunha kembali menahannya.

"Jung Yerin, kan?" tanya Eunha.

Perlahan kepala gadis itu terangkat. "Itu namaku."

"Ah iya, benar!"

"Kenapa?"

"Kamu kenal dengan Kim Taehyung?"

Yerin mengernyit. "Ne ...."

"Kim Taehyung teman se-SMP ku. Kudengar belakangan ini kau mendekatinya. Aku peringatkan padamu, jangan terlalu dekat dengannya. Dari penampilanmu," Eunha memperhatikan Yerin dari ujung kepala sampai ujung kaki, "norak sekali. Taehyung tidak pantas denganmu. Mengerti?"

Yerin menatap Eunha takut-takut. Ia lalu mengangguk saja. Toh, Yerin tau jika ia melawan, urusannya dengan gadis aneh di depannya ini akan melebar.

"Aku permisi." Yerin mulai melangkah menjauh. Saat di belokan dua arah.

"JUNG YERIN!!"

Yerin menoleh ke kiri mendapati Taehyung yang berlari ke arahnya. Sontak Yerin berlari ke arah kanan menjauhi Taehyung.

Eunha yang melihat itu menghela napas jengah sambil geleng-geleng kepala.

"JUNG EUNHA!!"

Eunha menoleh ke belakang. Sama seperti Taehyung, Jungkook juga sedang berlari menghampirinya. Sontak juga Eunha berlari menjauh dari Jungkook.

🌹🌹🌹

"Kisah hidup Yerin?" Sowon bertanya getir tentang keingin-tahuan Eunha. Tatapannya mendadak hampa dan ruang di dadanya seketika menyempit membuat sesak yang mendalam.

Eunha mengangguk lemah menyadari kalau keinginannya membuat Sowon tak nyaman. "Tapi kalau memang tidak bisa cerita, tidak apa. Aku meng--"

"Tidak apa-apa. Aku bisa ceritakan sedikit padamu." Yang lalu Sowon tersenyum hangat pada Eunha.

Eunha semakin serius menatap Sowon. Telinganya ia pasang selebar mungkin seakan takut bila satu kata pun lepas dari pendengarannya.

"Tidak ada spesial dari anak itu. Setiap hari kebiasaannya selalu sama. Pagi hari berangkat sekolah, sepulang sekolah dia istirahat sebentar, mandi, makan, membereskan kamarnya, lalu belajar. Namun ada kalanya dia bisa berubah menjadi Yerin yang berbeda, yang seharusnya ia bisa ucap, 'ini loh aku. Aku yang spesial'. Saat-saat Yerin bisa menikmati waktu senggangnya, itulah yang dia sebut bahagianya."

"Dia bisa mendengarkan musik dengan tenang, melukis, mandi hujan sendirian, bersepeda sampai dermaga untuk bersantai di sana, atau sekadar menatap lalu-lalang sambil menghitung."

"Yerin tidak membutuhkan uang yang banyak atau tempat yang menarik untuk tertawa. Dia terlanjur hidup sederhana terlalu lama. Yerin juga tidak butuh teman karena dia terlanjur sendirian terlalu lama."

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang