18. Langit Cerah Itu Mendung.

526 89 0
                                    

Air muka Yerin terlihat khawatir. Apalagi saat melirik meja Taehyung yang masih kosong. Padahal sebentar lagi bel masuk berbunyi. Apa sesakit itu sampai tidak bisa masuk ke sekolah?

Setelah melihat Taehyung dipukuli semalam, Yerin tak bisa tenang. Bahkan matanya masih membengkak berkat tangisannya. Ditambah lagi pria itu belum menunjukkan batang hidungnya sekarang. Membuat Yerin menggoyangkan kaki semakin cepat.

Tettt!!! Tettt!!!

Bel masuk berbunyi. Tidak! Yerin tidak boleh diam saja! Dia harus bertemu Taehyung, melihatnya secara langsung, dan bertanya sesakit apa luka yang ia rasa.

Yerin merampas tasnya lalu melangkah cepat keluar kelas. Dari ujung koridor guru yang masuk di jam kelasnya sekarang sudah tampak. Yerin berjalan ke arah berlawanan. Dia berlari supaya tidak ketahuan oleh guru tersebut.

Yerin bergegas ke tembok belakang sekolah. Dia naik ke atas tempat sampah yang sudah ia balikkan dan menaikkan satu kaki ke atas tembok, dua kaki, hingga seluruh tubuhnya. Yang lalu Yerin berhasil keluar.

Segera gadis itu berlari menuju halte, menunggu bis datang dengan tak sabaran. Sesekali Yerin mencoba menghubungi Taehyung tapi tak ada jawaban dari seberang kecuali operator. Membuat Yerin semakin panik saja.

Saat bis datang Yerin naik. Sepanjang perjalanan pikirannya selalu tak tenang. Kilasan balik kejadian menyakitkan semalam semakin membuat hatinya ngilu. Yerin benar-benar ketakutan sekarang. Sebelum dia melihat Taehyung, Yerin merasa sangat takut setengah mati.

Begitu turun dari bis, Yerin berlari sekencang mungkin memasuki jalanan menuju rumah Taehyung. Sudah dibilang rumahnya jauh dari jalan raya dan dikelilingi bukit-bukit.

"Kumohon, jangan terjadi sesuatu padamu," lirih Yerin di sela lariannya. Tubuhnya berkeringat sampai wajahnya pun memucat tapi Yerin tidak berhenti. Demi apa pun Yerin tidak mau Taehyung kenapa-kenapa.

Sedikit lagi, pagar rumah itu bahkan sudah kelihatan. Sebentar saja, izinkan dia bertemu Taehyung sebentar saja.

Deg!

Langkah Yerin langsung berhenti saat melihat orang yang ia cemaskan tiba-tiba berdiri di hadapannya. Taehyung baru saja keluar dari pagar rumahnya dengan seragam sekolah yang dilapisi jaket dan hoodie serta masker di wajah. Taehyung menutup seluruh tubuhnya.

"Ke-kenapa kamu di sini?" tanyanya yang terkejut dengan keberadaan Yerin.

Yerin menghela napas selega-leganya. Ketakutannya menguap dan menghilang seketika. Oh, Tuhan! Syukurlah Taehyung masih terlihat sehat seperti yang bisa ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Namun rasa lega itu justru membuat air mata Yerin menetes. Ia menangis. Kemudian entah sadar atau tidak Yerin menyerbu tubuh Taehyung untuk ia peluk. Dipeluk untuk seeratnya.

"A-ada apa, sih? Kamu tau darimana rumahku? Kenapa tiba-tiba datang langsung nangis? Sebenarnya ada apa?" Pertanyaan Taehyung bertubi-tubi tapi diabaikan Yerin. Saat Taehyung melepaskan pelukan mereka pun Yerin masih berusaha menghentikan tangisnya, enggan menjawab.

"Hey, kenapa?" Suara Taehyung melunak. Ia membungkuk menyejajarkan wajah mereka.

"Jangan sembunyikan dariku ...." Akhirnya Yerin berucap bersamaan sesenggukannya.

"Sembunyikan apa?"

"Jangan sembunyikan dariku lagi ...."

"Yerin?"

"Jangan pernah sembunyikan apa pun dariku lagi ...."

Taehyung tak menagih penjelasan lagi. Dia terhenyak mendengar kalimat Yerin seolah-olah dia sudah mengerti sendiri.

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang