33. Aldebaran Si Mata Taurus.

500 91 11
                                    

Taehyung menghancurkan apa saja yang ada di dekatnya. Kamarnya hancur berantakan. Dia tidak peduli. Entah kenapa rasanya kesal sekali. Taehyung menjambak rambutnya sendiri sebelum menghempaskan diri di tempat tidur dengan keadaan terlentang. Kepala Taehyung berdenyut hebat tetapi pikiran-pikiran di dalamnya tetap saja bekerja di luar nalar.

Sekembalinya Taehyung dari melihat Jungkook menenangkan Eunha, di perjalanan menuju ballroom Taehyung justru bertemu dengan Yuju. Gadis itu menyunggingkan sebelah bibirnya.

"Akhirnya apa yang aku inginkan terkabulkan juga. Eunha mengingat kembali hubungan kalian berdua."

Tatapan Taehyung semakin tajam.

"Lalu hubungan kalian pun, semakin kacau saja."

Kedua tangan Taehyung terkepal kuat. Ingin rasanya melemparkan satu pukulan pada yeoja ini. "Kenapa kau ada di sini? Bukannya kau sudah pindah sekolah?"

"Haha, tentu saja aku diundang. Aku punya banyak teman di sini. Kenapa aku tidak boleh datang? Ini bukan acaramu seorang, bukan?"

Taehyung membuang muka sambil berdecih kesal.

"Sekarang bukan hanya aku saja yang kecewa. Sahabatmu, Jungkook, juga pasti sekecewa diriku."

"Ini masalah kami. Dan kau camkan sendiri, kau tidak lagi termasuk di antara kami," peringat Taehyung.

"Aku tau. Aku yang memutuskan sendiri pertemanan antara kita bertiga." Yuju berucap dengan tenang. "Mungkin selama ini kau membenci Eunha, tapi Eunha yang sekarang jelas berbeda dengan Eunha yang kemarin. Dan ya...." Ia mendekap kedua tangan di depan dada. "Aku ragu kalau kau masih membencinya."

Yuju maju selangkah mendekati Taehyung. "Jangan-jangan, kau menyukainya lagi, Taehyung."

Taehyung membuka matanya kembali. "Menyukainya?" dengusnya. "Dia bukan milikmu lagi, Taehyung. Dia milik sahabatmu. Sadarlah!"

Setelah beberapa saat, Taehyung beringsut duduk. "Aku harus menjelaskan kesalah-pahaman ini," katanya lalu dengan cepat menyerbu langkah untuk keluar dari kamarnya.

🌷🌷🌷

Eunha turun dari mobilnya Jungkook saat mobil putih itu mendarat di halaman rumahnya. Sang pengemudi pun ikut turun untuk berbincang sebentar.

"Tidak usah memikirkan hal tadi. Perasaan itu pasti sudah lama mati. Selama denganku, aku yakin Eunha tidak pernah menyukai orang lain. Sedangkan saat bersamamu, terlihat jelas kalau Taehyung hanya menyukaimu. Jadi perasaan itu pasti sudah lama, di saat mereka belum mengenal kita." Jungkook kembali menenangkan Eunha.

Eunha tersenyum lembut menanggapi kalimat tersebut. "Aku juga sudah berpikir seperti itu sekarang."

"Apa besok aku bisa menemuimu? Kita harus membicarakan misi ini lagi."

Eunha mengangguk. "Makasih, Jungkook. Sudah menenangkanku juga sudah mengantarku pulang."

"Bukan masalah. Kalau begitu aku pulang."

"Iya. Sampai jumpa besok."

Jungkook berjalan melingkar untuk duduk di kursi kemudi. Sebelum masuk ia sempat melambai pada Eunha. Eunha masih menunggu sampai mobil Jungkook benar-benar menghilang dari pandangannya.

Saat hendak masuk ke dalam rumahnya, langkah Eunha kembali tertahan karena tiba-tiba saja lengannya dicegat oleh seseorang.

Eunha terkejut karena seseorang itu adalah Taehyung.

"Tae, kenapa kamu di sini?" tanyanya.

"Pertanyaanmu di acara tadi. Aku ingin menjawabnya dengan jelas."

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang