24. Seperti Dongeng Sebelum Tidur.

519 85 3
                                    

Kalau kemarin Eunha menemui Umji, sekarang dia bertemu dengan Yuju. Mereka janji ketemuan di cafe tempat Sowon bekerja. Eunha baru datang dan disambut oleh Yuju yang sudah lebih dulu datang.

"Maaf mengganggumu. Ada hal penting yang ingin aku tanyakan," ujar Eunha sambil duduk.

"Tidak masalah. Aku senang kamu bisa menghubungiku. Aku sudah memesan coffee late kesukaanmu. Jadi, apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Ini soal beberapa hal tentang pertemanan kita. Kamu pernah bilang kita bertengkar karena ingin melindungi Yerin. Apa kamu tau kenapa aku ingin melindungi Yerin?" tanya Eunha to the point. Dia tidak mau berlama-lama dengan Yuju. Rasanya semakin sulit berada di dekat yeoja itu, terutama dia tau kalau Yerin sering di-bully olehnya.

"Ngg, sejujurnya aku tidak tau. Tiba-tiba saja kamu bersikap baik padanya tapi aku bingung satu hal. Di hadapan Taehyung dan Jungkook, kamu tetap saja kasar padanya."

"O-oh, benarkah?" Pantas saja mereka berdua tidak pernah menyebutku berteman dengan Yerin. "Tapi ..., kenapa?"

"Aku juga tidak mengerti. Mungkin kamu gengsi atau ... entahlah."

"Begini, aku kan melupakan segalanya tentang Yerin. Aku tau kamu bukan temannya, tapi apa kamu tau sesuatu tentang Yerin terutama saat-saat terakhir sebelum dia kecelakaan?"

"Malam-malam sehari sebelum Yerin meninggal kebetulan aku melihatnya jalan bersama Taehyung. Aku mendengar Taehyung mau mengajak Yerin makan malam sebelum pulang tapi Yerin menolak. Dia bilang eonnie-nya membutuhkannya. Aku mengikutinya malam itu tapi dia tidak sungguhan menemui eonnie-nya, melainkan dia menemuimu. Aku melihat kalian pergi ke mescusuar."

"Apa?!! Jadi kamu mengikutinya?! Apa yang kamu lihat?! Apa terjadi sesuatu di sana?!" Eunha menggebu-gebu menunggu jawaban Yuju. Soalnya dari kemarin dia memang sangat penasaran apa yang telah terjadi di mescusuar tersebut.

"Maaf, tapi aku langsung pulang. Memangnya apa yang bisa terjadi di mescusuar? Paling tidak kalian hanya memandangi laut saja."

"Oh, begitu ya." Eunha kembali lesu. "Apa kamu tidak tau apa pun lagi mengenai Yerin? Misalnya sesuatu yang sangat ingin ia lakukan?"

"Ngg, tidak. Aku tidak tau." Yuju melihat jam tangannya. "Maaf, Eun. Aku harus pergi ke suatu tempat sekarang. Kita bisa bicara lagi nanti."

"Oh iya? Baiklah. Kamu bisa pergi. Makasih atas waktumu."

"Tidak masalah. Aku pergi ya. Sampai nanti." Yuju berdiri dari duduknya kemudian meninggalkan kafe tersebut.

Eunha menghela napas jengah. Dia masih tidak bisa mendapat informasi penting. Mata Eunha menjelajah kafe itu dan menemukan Sowon sedang bekerja. Oh, Sowon! Sowon pasti tau sesuatu tentang Yerin.

Eunha berjalan mendekati Sowon. "Eonnie, apa kamu punya waktu sebentar?"

Sowon menyanggupi permintaan Eunha yang ingin bicara dengannya. Tepat saat jam istirahat ia bekerja, mereka mengambil tempat duduk untuk mengobrol.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Eun?" tanya Sowon.

"Begini, aku ingin bertanya apa Yerin punya sesuatu yang sangat dia inginkan?"

"Kenapa kamu menanyakan itu?"

"Ngg, itu... Sebentar lagi kan hari natal, aku ingin menjadi santa clause-nya Yerin tahun ini."

Sowon tertawa sambil menutupi mulutnya dengan punggung tangan. "Kamu tau, dari dulu Yerin sangat percaya kalau santa clause itu benaran ada."

"Oh iya? Memangnya apa yang ingin dia minta dari santa clause?"

"Yerin itu adalah anak yang terpaku pada dunia dongeng, dunia yang fantasi, fiktif belaka. Jadi yang dia inginkan juga hanya fiktif belaka, misalnya seorang pangeran dengan kuda putih, seorang peri dari cerita Cinderella, atau terbang bersama peterpan. Hahaha, dia bahkan pernah menuliskan cita-citanya menjadi peri pengrajin."

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang