26. Cerita di Lampu Merah.

480 90 7
                                    

Eunha sedang menunggu lampu zebracross berubah berwarna hijau. Sementara itu dia mengecek jam tangannya. Terasa sangat lama.

Setelah lampu lalu lintas untuk penyebrang jalan berwarna hijau, tiba-tiba pundaknya disentuh seseorang. Eunha sedikit tersentak. Dia ingin mengumpat tetapi melihat yang menepuknya ialah wanita paruh baya, Eunha langsung bungkam kembali.

"Wah, ternyata saya tidak salah orang," ucapnya.

Eunha bingung. "Ma-maaf. Ahjumma mengenal saya?"

"Eoh? Kamu lupa sama saya? Saya pernah bertemu denganmu. Kamu bersama Yerin saat itu. Boleh saya tanya sesuatu? Di mana Yerin? Kalian pernah berjanji satu hal dengan saya. Tetapi ternyata kalian menghilang tiba-tiba."

Eunha tidak bisa mengingat apa pun tentang wanita ini. Tapi... sepertinya dia akan mendapat informasi baru dari wanita ini. "Maaf mengenai hal itu. Beberapa bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan sehingga amnesia. Saya tidak mengingat apa pun tentang Anda. Jika iya saya mengenal ahjumma, bisa ceritakan apa yang terjadi sebenarnya?"

Alhasil mereka duduk di halte untuk bercerita. Wanita itu menceritakan banyak hal baru yang mencengangkan. Tanpa di sangka-sangka hari ini wanita inilah penolongnya Eunha.

"Yerin sudah meninggal," kata Eunha.

"Apa?! Ke-kenapa?!" Wanita itu jelas terkejut.

"Dia mengalami kecelakaan."

"Ya Tuhan, saya tidak pernah tau akan hal ini. Sejak kapan?"

"Tanggal 28 Agustus."

"Dua hari setelah itu ya. Itu berarti barangnya belum sampai ke Taehyung," gumamnya.

"Barang? Barang apa?"

"Ngg, saya menitip sebuah barang pada Yerin dan kamu dan meminta kalian menyerahkannya pada Taehyung."

"Barang apa itu?"

"Sebuah surat dan foto."

Keinginan itu. Apa ini tujuan kenapa ada pertukaran tubuh ini?

"Ahjumma bilang, Yerin membawa saya bertemu dengan Anda?"

"Iya. Sekali. Itu juga kebetulan. Saat itulah aku meminta tolong pada kalian memberikan surat dan foto itu."

"Apa kami sungguh berteman?"

Wanita paruh baya itu tertawa. "Saya mengerti kenapa kamu berkata seperti itu. Yerin dan saya lumayan dekat. Dia cerita banyak hal tentang kehidupannya, tentang kamu, tentang Taehyung, tentang keluarganya...."

"Dia cerita apa saja?"

"Kamu mau tanya apa?"

"Saya... Apa dia cerita kenapa saya dengannya bisa berteman?"

"Iya, dia cerita."

"Karena apa?" Eunha langsung sumringah.

"Karena dia menyelamatkanmu dari preman."

Eunha menangis. Dia menangis tersedu-sedu di salah satu lorong yang sepi. Keadaannya kacau balau. Lututnya berdarah, ujung matanya lebam, dan pakaiannya acak-acakan. Yerin kala itu di sampingnya. Gadis itu meletak kepala Eunha di dadanya, kemudian mengusap lembut rambut Eunha.

"Jangan takut. Mereka sudah pergi. Sekarang kamu sudah aman," kata Yerin menenangkan Eunha. "Jangan menangis. Nanti mereka datang lagi loh."

Tubuh Eunha gemetar hebat. Saking ketakutannya dia, dia sampai lupa rasa bencinya dengan Yerin. Eunha justru membalas pelukan Yerin dan semakin memperderas tangisannya. "Aku takut!! Aku takut!!" raungnya tak henti-henti.

AMNESIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang