Part 23 ( Mencari )

26K 1K 15
                                    

Happy Reading🤗
Jangan lupa vote ⭐😉
Kalau ada typo coment ya😊

Badahalnya dengan Caca. Kini Deon sedang menunggu Caca yang katanya ingin datang menjemputnya. Sedari tadi Deon hanya berbolak-balik dari ujung ke ujung ruangan seperti setrika.

Mulai jengah dengan tingkah sahabatnya itu, akhirnya Fajar bersuara. "Udahlah pulang duluan aja. Ini udah setengah jam loh kita nunggu."

"Udah lo telfon belom?" Tanya Rama yang kini duduk di sofa bersama Fajar.

"Udah, tapi gak aktif." Ujar Deon dengan nada kecewa.

"Nah kan, udah sih pulang duluan aja. Nanti juga dia ke rumah elu." Jengah Fajar yang sudah mengingatkan Deon untuk pulang duluan saja. Tapi, tetap tidak didengarkan.

"Eh ogeb! Caca mana tau rumah Deon?!" Ucap Rama sambil memukul kepala Fajar.

Fajar meringis kesakitan, "Ya kan bisa nanya, rumah kepsek dimana?!"

"Kalo gak nanya gimana pea?!"

"Ya berarti gak dateng! Gitu aja kok repot!"

Deon tak menanggapi perdebatan kedua sahabatnya itu. Yang hanya ia pikirkan adalah Caca. Dimana gadis itu sekarang? Apa ia lupa jika harus ke rumah sakit untuk menemaninya pulang? Dan kenapa handphonenya tidak aktif?

Banyak sekali pertanyaan yang terlintas difikiran Deon saat ini. Cuma Caca yang dapat membuat Deon berfikir keras.

"Maaf den. Kapan akan segera pulang? Mobilnya ingin digunakan bapak." Jelas bi Imah yang telah membereskan pakainan Deon.

"Ck, Dea mana sih?!" Teriaknya sambil mengacak rambut frustasi.

"Mungkin dia ada urusan, Yon. Lo sekarang pulang aja dulu. Entar gue cari deh Caca." Jelas Rama agar Deon tak melakukan hal di luar nalar saat ia marah.

"Gak usah! Biar gue aja yang cari!" Ungkap Deon menggebu-gebu.

"Lo masih sakit Deon! Pokoknya lo harus istirahat di rumah!" Kini Rama juga tersulut emosi. Bisa-bisanya Deon menyampingkan kesehatan. Baru saja sembuh. Mau kumat lagi?

"Gue mau cari Dea!" Ucap Deon meninggalkan ruangan.

Rama dan Fajar yang melihat Deon pergi pun langsung berlari mengejar.

"Deon!" Teriak Fajar yang masih berlari.

Deon seolah-olah menulikan telingannya. Dan terus berjalan sampai-sampai ia mencegat taxi yang lewat. Lalu, menaikinya dan langsung melaju kencang membelah kota Yogyakarta dengan perasaan amarah. Dan kondisi badan kurang fit juga tentunya.

"Agh, shit!" Umpat Rama yang lelah sehabis mengejar Deon.

Fajar terduduk lelah, "Huh! Itu bocah emang keras kepala! Jadi sekarang gimana?"

"Au ah! Pusing gue!"

"Yaudahlah pulang aja! Percuma ngejar dia juga!" Pernyataan Fajar yang diangguki oleh Rama.

Rama menengok kebelakang, ada bi Imah yang juga ikut berlari. "Bibi pulang aja. Nanti juga dia balik ke rumah."

"Huh, huh, iya den." Ucap bi Imah yang masih kelelahan.

Lalu, mereka semua pulang. Tak ingin mengurisi Deon yang keras kepala itu. Semakin ditentang, maka ia akan semakin memberontak.

🍁🍁🍁

Taxi Deon tertuju pada rumah Caca saat ini. Dengan langkah cepat setelah membayar, Deon memasuki lingkungan rumah Caca.

Deon mencoba menenangkan emosinya yang sudah mencapai puncak itu dengan menarik nafas dalam-dalam. "Assalamualaikum."

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang