Part 29 ( Sialan! )

26.1K 1.1K 15
                                    

Happy Reading❤
Warning : Typo bertebaran!

Gue langsung menengok ke arah bocah berusia tiga tahun itu. Dan melepaskan tautan tangan kerena ingin menghampirinya. Awalnya Deon tak ingin, namun gue memaksanya.

Deon POV

Tiba-tiba Dea melepaskan pegangan tangan gue saat dia melihat bocah tengil yang gak pernah gue anggep sebagai adek. Jujur, gue gak rela.

Kemudian Dea mengeluarkan permen dari tasnya. Sama persis seperti permen yang gue makan sekarang. "Ini buat Laura." Ucapnya seraya memberikan permen tersebut.

"Maacih Kak Caca."

"Ets, makasihnya bukan sama Kak Caca."

Laura bingung. Bahkan gue juga bingung. Apa maksud Dea?

"Cama ciapa?"

"Sama Kak Iyon."

Hah? Gak salah tuh cewek gue?! Apa sebenernya maksud dia?! Gak sudi gue berurusan dengan bocah itu. Apalagi kedua orang tuanya.

"Ini permennya dari Kak Iyon. Khusus buat Laura. Liat, Kak Iyon juga makan permen yang sama kan sama punya Laura?" Ucap Dea yang dianggugi oleh Laura.

"Kok cama Kak Caca?"

"Iyaa, soalnya Kak Iyon malu kalo kasih permen ini ke Laura. Jadinya, Kak Caca deh yang kasih. Ya 'kan Deon?" Ucapnya seraya bertanya dengan gue. Dan mebelalakkan kedua matanya, seolah-olah memaksa gue buat jawab 'iya'.

Cih, ogah!

"Gak." Jawab gue santai. Bodoamat!

"Wah Kak Iyon bohong, bohong itu dosa loh Kak Iyon..." Goda Caca pada gue. Mungkin agar Laura percaya dengannya.

Gue memutar bola mata jengah. Apa-apaan sih!

"Deon..." ucap Dea penuh penekanan.

"Apa?" Tanya gue pura-pura gak tau apa yang dia inginkan.

"Deon..." ucapnya lagi. Dan kali ini agak mengeraskan suaranya.

Agh sial! Kini wajahnya semakin imut dengan kedua mata yang melotot itu!

Akhirnya gue mengalah, gak kuat melihat wajahnya yang kelewat imut itu. "Hm, iya itu permen dari gue."

Dea tersenyum manis setelah mendengar ucapan gue. "Tuh kan, permen ini dari Kak Iyon."

Laura tersenyum senang, "Emm... maacih Kak Iyon. Laula cayang Kak Iyon!" Ucapnya kemudian berlari ke arah dapur.

"MAMA... LAULA DAPET PELMEN DALI KAK IYON....!" Teriak Laura seraya berlari.

Duh, baru juga permen. Apa sehebat itu kah pengaruhnya bagi bocah itu?

"Puas?" Kata gue pada Dea yang hendak duduk ke tempat semula.

"Makasih." Ucapnya seraya tersenyum.

Ting tong

"Permisi... orang ganteng bertamu..."

Sudah kuduga, itu pasti dua kutil yang selalu ada dikehidupan gue!

"Eh ada Bebeb Caca!" Seru Rama yang baru datang. Dan hendak memeluk Dea yang sedang duduk di samping gue.

Dengan sigap, gue menendang kaki Rama hingga ia jatuh dengan posisi kejengkang. Hahaha mampus!

"Sialan! Untung gak kena junior gue!" Serunya yang sudah terjatuh.

"Dari tadi, Ca?" Tanya Fajar yang ingin duduk disamping Dea.

Untuk kesigapan kedua kalinya, gue mengepalkan tangan dan menunjukkannya ke arah Fajar. "Lo duduk samping Dea, abis lo ditangan gue!"

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang