Part 43 ( Mamang Sate )

20.8K 947 68
                                    

Happy Reading❤
Warning : Typo bertebaran!

"Andai bisa begitu. Andai gue bisa menjauh. Andai gue gak suka sama dia. Tapi itu semua cuma andai, bukan  nyatanya."
~Arletha Gaza Pramudyo~

Author POV

Seminggu telah berlalu, dilalui dengan otak yang terus berfikir. Otak seperti kerja rodi yang dituntut untuk terus mengingat semua pelajaran.

"Ahh, akhirnya selesai juga ujiannya..." ujar Rama bernafas lega. "Btw, sejuk juga ya disini...huh..." sambungnya.

"Yaiyalah, lo aja gak pernah ke taman sekolah!" Serca Rita yang duduk dihadapannya.

"Ye, sewot aje! PMS?!"

"Emang!"

"Pantes." Ucap Rama, Fajar, dan Deon bersamaan.

Caca tertawa, namun tawanya tak berlangsung lama akibat seseorang yang datang. Gaza.

"Hai, Deon!" Sapa Gaza dengan senyuman andalannya.

"Krik krik"

"Guk guk guk"

"Meong...."

Rama yang berawal, lalu disusul oleh Fajara dan yang terakhir, Rita.

"Kenapa jadi hewan semua?" Caca mencoba meredamkan suasana yang canggung.

"Eh, hai juga semua, maaf gak keliatan..." Gaza dengan wajah tak bersalahnya.

"Wah, guys, ternyata kita goib!" Kata Rama mengada-ngada.

Fajar menahan senyum, "Wah! Ajaib!"

"Terheran-heran gue!" Saut Rita tak mau kalah halu.

"Ck!" Deon berdecih kesal, "Mau apa?" Tanyanya sengit pada Gaza.

Gaza yang merasa disaut Deon kemudia tersenyum dan menyodorkan sebuah bingkisan, "Buat kamu, ini aku yang masak loh..."

Mata Deon mengarah pada pohon disekitarnya, "Gak nanya!"

Semuanya menahan tawa, Caca yang melihat kejadian tersebut merasa ingin tertawa tapi sebisa mungkin ia tahan.

"Kan ngasih tau," kata Gaza dengan mulut yang maju.

"Gak mau tau!" Kesal Deon lagi.

"Eghm! Ketawa, jangan?" Saut Fajar yang menahan tawanya.

"Ketawa aja!"

Rita yang mengiyakan ucapan Fajar, lalu semuanya tertawa.

"Hust! Kalian apaan sih! Udah-udah..." ujar Caca memperingatkan.

Deon tak habis fikir, mengapa manusia yang sedang membawa kotak nasi dihadapannya selalu mengejarnya? Ah, serasa Deon yang punya hutang.

Sebenarnya, Caca merasa tak enak disituasi ini. Ada rasa cemburu, namun semua tertutupi karena melihat wajah Gaza yang murung. Ia pasti kecewa.

Seketika, Deon berdiri dari duduknya. Seraya memegang pergelangan tangan Caca sehingga membuat Caca juga ikut berdiri.

"Gue cabut!" Serunya lalu melenggang pergi bersama Caca tentunya.

Semua mengangguk, raut wajah Gaza nampak kesal akan tingkah Deon yang mengacuhkannya. Ia juga bingung, mengapa bisa menyukai orang yang selalu membuatnya luka? Jika saja kita bisa menentukan siapa yang akan kita cintai, maka Gaza tak akan memilih Deon. Andai saja begitu.

"Gue saranin, lo jangan ganggu dia lagi. Lo tau sendiri, dia udah ada yang dia sayang dan dia jaga. Nanti jatohnya lo yang sakit hati." Kata Fajar yang sudah berdiri, memandang Gaza sedikit iba.

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang