Caca POV
"Deon, awas..." Gue mencoba mendorong tubuh Deon yang ada disebelah gue.
"Jelasin dulu, kamu tadi chatan sama siapa," ujarnya ketus.
Hmm...
Yakali gue bilang lagi chatan sama bang Ama, tentang rencana Ultah dia pula."Bukan siapa-siapa, udah ah, mau ke kantin!"
Akhirnya Deon menyingkir, mungkin gak tega liat muka gue yang kelaperan. Roti doang mana cukup.
"Bareng!" Deon berdiri dengan tangan yang menggenggam pada tangan gue.
"Ca, kantin?" Ujar Rita yang sudah membereskan bukunya.
Gue mengangguk mengiyakan, "Ikut!" Serunya lagi kemudian berjalan dibelakang gue dan Deon.
Sesampainya dikantin, gue sama bang Ama udah saling lirik. Asek, lagi main kode-kodean ini tuh.
"Sini Dek," kata Rama dengan menepuk-nepuk kursi disebah kirinya. Gak tunggu lama-lama, gue pun duduk disampingnya.
"Yah, Yon, gak muat, udahlah lo duduk sana aja." Ungkap Fajar yang ada disamping kanan gue. Usut punya usut, dia juga mau ikutan ngerjain Deon. Hehe, nambah kan geng gue.
"Lo aja yang minggir! Gue mau duduk situ!" Usir Deon pada Fajar yang mencoba anteng-anteng aja.
"Udah PW, Posisi Wenak..." balas Fajar dengan cengiran khasnya.
"Kamu duduk sana aja!" Unjuk gue dengan kursi yang ada didepan. Lebih tepatnya samping kanan Rita duduk.
"Gak usah kaya anak kecil deh! Duduk aja harus milih!" Uhhh makin bagus akting gue guys...
Deon berdecak kesal, kemudian duduk disamping Rita.
"Hai, boleh gabung?" Semua serentak menengok ke sumber suara. Bang Amar, dateng lagi? Niat bener bantuin guenya. Ahh lope-lope...
"Gak!"
"Boleh..." Ucap kami yang berbeda dengan Deon.
"Loh kenapa, Yon? Gak papa kali, biar lebih rame, kan lebih asik jadinya..." ujar Bang Ama yang jelas-jelas membela Bang Amar.
"Gue bilang gak ya gak!"
"Yaudah, duduk samping Rita aja Bang," kata gue langsung menitahkan Bang Amar duduk.
Dengan senyum yang tertahan, Bang Amar duduk disamping kiri Rita. Deon menatap gue terkejut.
"Eh, mau pesen apa?" Tanya Rita memecahkan suasana. "Biasa aja ya, samain. Gimana?"
"Iya,"
"Bang Damar?"
"Samain aja,"
"Oke, gue pesen dulu."
Tidak lama kemudian pesanan datang, lalu kami makan bersama.
"Makan yang banyak ya, biar Adek gue tumbuh sehat," kata Bang Ama yang tangannya sudah ada dibahu gue.
Deon menggentikan makannya, menatap Bang Ama tajam, setajam silet...
Terdengar nafas Fajar yang ia tahan, sepertinya dia menahan tawa.
"Ihh, iya, biar pipinya makin tembem, lebih enak dicubit," kata Fajar yang memcubit-cubit pipi gue. Inimah namanya, ambil kesempatan dalam kesempitan!
Deon membanting gelasnya dimeja, "Jauhin tangan lo!" Ujarnya pada Fajar.
"Yaelah cuma nyubit doang-"
"Jauhin!" Bentaknya lagi.
"Iya iya," kemudian Fajar mengelus pipi gue, "Lain kali, aku cubit gemes lagi ya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive! [ TAMAT ] ✔
Teen Fiction#1 - Manja (04/05/2019) #3 - Possesive (11/07/2019) #1 - Mine (08/10/2019) #1 - Remaja (25/10/2019) #1 - Possesive (23/06/2020) #1 - Mine (03/10/2020) Warning : (Mengandung kata-kata kasar) "Eh lo sekolah dimana?" beo Caca. Ya, mereka masih di tempa...