Pagi kali ini Caca berniat memasak sayur sop untuk Deon. Dengan cekatan tangan mungilnya mengiris wortel. Tiba-tiba saat dirinya sedang asik memasak terdengar suara seseorang muntah. Seketika Caca langsung berlari ke sumber suara, kamar mandi yang ada di kamar.
Di sana, Deon sedang tergulai lemas di lantai. Mukanya yang pucat serta keringat yang bercucuran di dahi.
Saat Caca ingin memegang pundak Deon, Deon kembali berdiri, memuntahkan apapun yang ada di dalam perutnya. Caca memijat tengkuk Deon.
"Kamu makan apa kemaren sama Bang Ama? Kok bisa muntah gini?!" tanya Caca cemas, karena kemarin Deon bertemu kangen dengan sahabat laknatnya itu.
Deon menggeleng lemas, "gak makan aneh-aneh kok, jajan bakso doang, itu juga di tempat biasa kita beli..."
"Yaudah sekarang kamu cuci muka terus sarapan, aku hari ini masak sop, bentar aku selesaiin masak dulu."
Ketika Caca hendak pergi, Deon mencegah tangan Caca. "Perut aku kaya di aduk-aduk... Hoek ...."
Lagi, Deon muntah. Mengeluarkan yang ada di perutnya, semuanya. Sudah, sudah lemas Deon sekarang. "Yang...." rengek Deon.
"Iya kamu cuci muka sekarang, aku selesaiin masak dulu..."
Deon mengangguk lemah, syukurlah Deon mau di tinggal. Biasanya jika sakit begini Deon sama sekali tidak mau pisah dengan Caca. Iya, manjanya kumat.
Dengan cepat Caca berlari ke dapur. "JANGAN LARI-LARI!" teriak Deon. Astaga, masih sempat-sempatnya Deon berteriak.
Tangan Caca bergerak dengan cekatan. Mencampurkan berbagai sayuran di dalam panci. Sudah empat bulan pernikahan Deon dan Caca kini. Caca juga sudah terbiasa dengan sifat Deon yang kadang terlalu childish.
"Sayang!" teriak Deon dari dalam kamar.
"Iya sebentar lagi!"
"Sayang...!" rengek Deon semakin menjadi-jadi.
Astaga, Caca mengusap dada, sabar. Harus sabar...
"Iya ini aku lagi nyiapin nasi!"
"Udah gak usah masak!" teriak Deon yang membuat Caca berdecak. Sudah sakit masih saja banyak omong. Caca tidak menanggapi, masih sibuk menyiapkan sarapan Deon.
Setelah selesai, dengan bergegas Caca menuju kamar, tidak lupa membawa sarapan.
"Sayang!" Teriak Deon lagi, padahal Caca sudah sampai depan pintu.
"Lama banget sih..." lihatlah, muka Deon terlihat amat pucat. Dengan keringat yang terus menerus keluar dari dahinya. Terlihat tidak berdaya tapi juga menggemaskan di sisi lainnya.
Deon merentangkan tangannya, owh ingin di peluk...
Caca meletakkan sarapan lalu berjalan menuju ke arah Deon berada. Memeluknya, mengelus kepala Deon agar lebih tenang.
"Perut aku di aduk-aduk ini yang..."
"Iya... Sekarang sarapan dulu nanti minum obat..."
"Siapin..."
"Iya sini..."
Dengan telaten Caca menyuapi Deon, sesekali Deon memainkan jemari Caca.
"Udah izin kantor?"
"Udah,"
"Yaudah ini minum obatnya terus tidur, aku ambil air anget dulu buat kompres perut kamu."
Deon mengangguk menurut. Caca kembali ke dapur untuk mengambil air hangat. Setelah itu berbaring bergabung dengan Deon. Air hangatnya sudah di letakkan di atas perut Deon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive! [ TAMAT ] ✔
Teen Fiction#1 - Manja (04/05/2019) #3 - Possesive (11/07/2019) #1 - Mine (08/10/2019) #1 - Remaja (25/10/2019) #1 - Possesive (23/06/2020) #1 - Mine (03/10/2020) Warning : (Mengandung kata-kata kasar) "Eh lo sekolah dimana?" beo Caca. Ya, mereka masih di tempa...