Part 19 ( Feel )

34.4K 1.3K 17
                                    

Oke, sekarang aku mau pake Point Of View ( POV ) ya guys🤗
Semoga dapat di mengerti😊

Happy Reading❤
Warning : Typo bertebaran!

Caca POV

Kini matahari sudah menampakkan lagi di dunia. Teriknya yang membuat siapa saja merasa dalam dekapan. Hangat. Bahkan gue masih bermain-main dengan selimut.

Mata gue menyipit untuk melihat sang waktu. Huh, masih 06.00. Masih cukup untuk tertidur beberapa menit lagi.

"Caca!!! Bangun! Lo sekolah gak sih!" Suara menggelegar dari cowok yang berstatus Kakak gue, kini sudah terdengar. Terdengar seperti toak Masjid. Bahkan melebihi.

Ugh! Malas banget bangun! Rasanya pengen nambah waktu tidur. Tapi, kalo gue tidur lagi. Dapat dipastikan cowok satu itu akan mengoceh sepanjang jalan tak henti-hentinya.

Dengan laju malas, gue melangkahkan kaki gue ke kamar mandi.

Setelah mandi, gue bersiap-siap ke sekolah. Seperti biasa, rambut terurai dengan lipstik yang tidak terlalu menor.

Lalu, turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga tercinta gue. Hm, cukup bersyukur. Masih bisa berkumpul di meja makan. Banyak anak di luar sana menginginkan hal kebiasaan tersebut. Yang menurut gue adalah hal yang biasa. Tapi, menurut mereka hal yang paling di damba-dambakan.

"Pagi..." gue menyapa semua orang yang ada di meja makan.

Ada Papa, Mama, bang Zigas, bang Amar, serta kedua orang tua dari Bang Amar.

Gue pun duduk di samping bang Zigas. Yang berhadapan dengan bang Amar.

"Pagi kembali Caca..." jawab mereka kompak. Wah, tumben sekali.

"Tidur udah kaya kebo! Gak sadar apa ditungguin banyak orang!" Ucap Zigas yang kesal sama gue.

"Ya mangap." Kata gue.

"Maaf!"

"Iya gue maaf'in bang. Tenang aja, gue gak dendam kok." Ungkap gue santai. Seru sekali menggoda makhluk di samping gue ini. Hhahaa...

"Egh! Kalo bukan adek, udah gue lempar lu!" Geram Zigas pada ucapan gue. Seolah-olah dia yang salah kan? Padahal mah gue.

Dan gue menanggapinya dengan menunjukkan deretan gigi gue yang rapih.

"Udah-udah, ayo makan! Keburu kesiangan. Kan hari ini, hari pertama Damar masuk sekolah baru." Ungkap Mama gue.

"Aaaa iya! Yes satu sekolah sama bang Amar!" Kata gue senang.

"Turut perihatin ya Mar, lo satu sekolah sama makhluk beginian." Kata bang Zigas dengan nada sedih.

Apa-apaan dia! Memangnya gue ini apa! Setan! Bukanlah! Jelas-jelas Princes, kok!

Gue langsung memberikan tatapan tajam yang mengarah ke bang Zigas. Semua terkekeh, bahkan bang Amar juga terkekeh.

Harus ekstra sabar mempunyai Kakak seperti bang Zigas. Sabar Ca, sabar... kalo gak sabar, udah gue slepet lu bang!

Setelah acara sarapan selesai, semua sibuk pada urusannya masing-masing. Papa dan Om Yudha-Papa bang Amar yang sibuk dengan urusan bisnisnya. Mama dan Tante Sarah-Mama bang Amar yang sibuk dengan kumpul-kumpul mama-mama rempong.

Serta gue, bang Amar, dan bang Zigas yang pergi ke sekolah masing-masing. Karena memang, bang Zigas ada jadwal kuliah pagi. Nah, itulah sebab dia marah-marah waktu di meja makan.

🍂🍂🍂

Sesampainya di sekolah. Gue langsung mengantar bang Amar ke ruang BK. Setelah itu, gue pergi menuju kelas yang mengukir kisah-kisah indah masa SMA.

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang