Part 2 ( Pindah Sekolah ) ✔

70.5K 3K 132
                                    

Happy Reading❤

"Eh Lo sekolah dimana?" beo Caca.

Ya, mereka masih di tempat parkiran. Caca baru saja mengobati luka diwajah Deon.

"SMA NUSANTARA, kalo Lo?" jawab Deon serta bertanya.

Tunggu, Apakah Kalian masih ingat Rita? Ya, sahabat Caca yang cerewet itu. Kini Ia telah pulang ke rumah. Mungkin karena bosen menjadi obat nyamuk.

"SMA BAKTI SAKTI. Yah... Kita beda sekolah ya? Btw Lo kok lebam-lebam gitu? Habis berantem ya?"

"Hm, makasih." Agh, jawab Deon dengan singkat lagi.

"Ah iya sama-sama. Gue gak suka aja sama orang yang suka berantem gitu. Ngerugiin diri sendiri lagi. Eh udah jam setengah enam aja. Gue pulang ya. Lo hati-hati. Bye..." Ujar Caca, sambil melangkah pergi meninggalkan Deon. Dan langsung menaiki mobilnya yang berada di depan saat ia mengobrol tadi.

Deon tersenyum melihat kepergian Caca. Apa?! DEON TERSENYUM. Ini kejadian langka. Setelah 5 tahun lalu.

"Fiks gue pindah ke SMA BAKTI SAKTI!" gumam Deon.

🍁🍁🍁

Pagi yang cerah untuk hati yang cerah. Matahari yang mulai menampakan cahayanya melalui ufuk timur. Matahari yang tersenyum. Bukan hanya matahari, namun Caca juga menampilkan senyumnya pada pagi hari ini. Tak kalah manis dengan matahari. Sepertinya Caca dan matahari sedang bersaing dalam senyuman, mungkin.

"Morning...!" sapa Caca kepada keluarganya. Yang kini sedang berkumpul di meja makan.

Ada beberapa anggota keluarga di meja tersebut. Yang pertama RAHMAT DEWANTARA, ayah Caca. Yang kedua RUNI DEANITA, ibu Caca. Dan tak luput seorang kakak yang menyebalkan, ZIGAS ALDO DEWANTARA. Biasa disapa Zigas. Cowok yang hanya berbeda usia 3 tahun dari adiknya itu. Alis yang tebal serta badan yang tegap. Dan masih menjadi Mahasiswa di salah satu Universitas di Yogyakarta.

Mereka keluarga yang lebih dari berkecukupan. Namun Rahmat dan Runi selalu mengajarkan anak-anaknya agar bersikap sederhana. Tidak bergaya seperti sosialita di luar sana. Karena mereka tahu bahwa semua harta yang mereka miliki adalah titipan dari Tuhan YME.

Rahmat mempunyai sebuah perusahaan yang cukup terbilang sukses di Indonesia. Dan beberapa cabang lainnya.

"Morning too Cacanya Abang Zigas." Jawab Zigas tak kalah manis.

"Morning too sayang." Jawab Rahmat dan Runi kompak.

"Bang Zigas buruan udah kesiangan ini. Gak sempet sarapan, nanti gerbangnya di tutup." Caca masih berdiri sambil memegang roti yang tadi disautnya.

"Kalo gerbangnya ditutup ya tinggal dibuka. Apa susahnya coba?" ujar Zigas santai.

Rini pun mulai ikut bicara. "Udah-udah cepet Zigas, nanti adeknya telat itu."

"Iya ma. Zigas sama Caca berangkat dulu."

Zigas dan Caca menyalimi Rahmat dan Runi.

"Assalamualaikum Ma, Pa."

"Waalaikumsalam."

"Bawa mobilnya hati-hati Zigas. Kamu bawa putri kesayangan Papa." Teriak Rahmat.

"Siap bos!" saut Zigas nyeleneh.

🍁🍁🍁

SMA BAKTI SAKTI. Yang kini menjadi Sekolah Deon dan kedua temannya. Fajar dan Rama. Mau tidak mau kedua temannya itu harus ikut pindah Sekolah bersama Deon.

Awalnya Mereka tidak mau. Namun, Deon memaksa dan dengan sebuah ancaman tentunya. Daripada tangan Deon melayang ke wajah tampan Mereka, lebih baik Fajar dan Rama menurut saja. Pikir Fajar dan Rama.

Kini Mereka bertiga tengah duduk di ruang BK.

"Yon, kenapa sih Lo minta pindah sekolah segala? Tiba-tiba lagi?!" tanya Rama dengan kesal.

"Iya Yon. Disinikan Kepseknya bokap Lo, bukannya waktu awal Lo gak mau Sekolah disini ya?" saut Fajar.

"Suka-suka Gue lah!" ujar Deon. Singkat dan pedas.

"Untung temen." Fajar memasang wajah kesal.

"Lelah hayati berteman dengan engkau wahai Deon." Beo Rama dengan tingkah lebay.

Tak berapa kemudian, datang seorang Guru BK.

"Permisi, Kalian bertiga ini pindahan dari SMA NUSANTARA ya?" tanyanya sambil duduk. Berhadapan dengan Mereka bertiga.

"Iya Bu." Jawab Rama sopan. Tak luput dengan senyumnya.

"Hmm dan kamu Deon ya? Anak dari Pak Bagas?"

BAGAS BASKORO. Kepala Sekolah SMA BAKTI SAKTI yang tak lain adalah Ayah dari Deon.

"Iya." Deon menjawab.

"Oke, Kalian bertiga masuk 11 IPA 3." Ujar Guru tersebut.

Fajar dan Rama mengangguk paham. Sedangkan Deon masih terdiam.

Tak lama Deon berbicara. "Disini murid yang bernama Sasha Deanita, berada di kelas berapa?"

"Em, kenapa ya? Ada perlu apa?" tanya si Guru heran. Sebab Deon bertanya tiba-tiba mengenai salah satu Murid nya.

"Ingin tahu. Dan cepat beri tahu. " Ujar Deon.

*ini bukan tahu bulat yg di goreng dadakan 500 an ya.. manteman kuuu

"Sebentar Saya ambil berkasnya dulu." Ibu Guru itu langsung beranjak dari duduknya. Daripada Ia harus terkena masalah dengan Anak Kepsek itu.

10 menit kemudian, Ia kembali dengan sebuah berkas ditangannya. Lalu mengecek berkas tersebut.

"Sasha Deanita berada di kelas 11 IPA 2."

"Masukkan Saya di kelas IPA 2." Ujar Deon dengan tiba-tiba lagi. Dan seperti sebuah perintah.

Bingung. Fajar dan Rama hanya saling melirik mata. Aneh. Ada apa dengan Deon saat ini? Apa mungkin ini karena cewek tersebut? Tak biasanya Deon bersikap seperti itu. Ini kejadian langka. Setelah kejadian 5 tahun yang lalu. Pikir Rama dan Fajar saat ini.

"Yon, Lo tidur? Lagi mimpi?" Tanya Fajar yang ngawur. Sebab Ia bingung dengan apa yang dipikirkan Deon saat ini.

Pletak

Suara jitakkan yang diberikan oleh Rama di kepala Fajar.

"Aduh! Lo kenapa sih?!" Fajar marah. Apa salahnya? Sampai-sampai Rama memukulnya.

"Lo liat geh pe'a mata Deon Melek. M-E-L-E-K. Ketek! Ralat, Melek! Berarti Dia gak tidur! Lo pikir orang tidur melek! Nenek-nenek nungging aja tidurnya merem bego!" kini malah Rama yang marah kepada Fajar. Meskipun dirinya masih bingung dengan tingkah Deon. Tapi Ia lebih bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Fajar untuk Deon.

"Heh Gue tau Dia melek. Tapi Dia kerasa aneh aja gitu. Mungkin Dia abis kesambet deh!" opini Fajar yang makin kesini makin ngawur.

"Aduh Kalian berdua ini... sudah-sudah jangan ribut disini. Dan Kamu Rama jangan berbicara kotor. Itu tidak baik!" kini Bu Guru mulai ikut ambil bicara.

"Iya Bu maaf. Tadi mah khilaf." Cengir Rama yang menampilkan gigi rapihnya.

"Dan kamu Deon, seharusnya kamu masuk di kelas IPA 3 bukan IPA 2."
Ungkap sang Guru.

"Masukkan. Saya. Dikelas. IPA. 2." Saut Deon dengan penuh penekanan.

"Hm. Baiklah."

❤❤❤

Hmm gimana nih part ini?
Nambah garing apa gimana?

Jangan lupa vote❤
Coment❤
And Share❤

REVISI
Kalianda, 12 Desember 2019




Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang