"Buang jauh-jauh perasangka buruk lo! Gue gak sepicik apa yang lo pikirin!"
~Rama Dewanta~"Ih Deon! Kita mau kemana?!"
Setelah berdebat semalam tentang si Bambang, esoknya Deon menjemput Caca untuk bersekolah. Berakhir dengan adegan Deon yang tengah menarik-narik tangan Caca dari parkiran sampai sekarang. Caca yang tengah meronta-ronta berusaha melepaskan cekalan tangan Deon yang dua kali lebih besar dari tangan mungilnya.
"Deon, kita mau kemana?!" Tanya Caca sudah sekian kali namun Deon tak kunjung menjawab. Terus menarik tangan Caca, yang sepertinya langkah kaki Deon menuju ke ruang guru.
"Mau ngapain?!" Tanya Caca yang kini dirinya sudah ada di ruang guru. Lebih tepatnya ruang untuk mengumumkan kepada seluruh siswa siswi SMA Bakti Sakti.
Deon mulai menghidupkan sound system siap untuk berbicara.
Apa yang akan diungkapkan Deon? Tak sadarkah Deon saat ini bahwa dirinya dan Caca sedang dipandangi beberapa pasang mata? Dan rata-rata yang memandang mereka berdua adalah guru, karena mereka yang sedang berada di ruang guru.
Caca sangat malu sekarang. Caca yakin para guru tidak akan berani menegur Deon, karena apa? Sudah dipastikan mereka takut karena Deon adalah anak dari kepala sekolah. Ya, walaupun Pak Bagas tak perneh membeda-bedakan muridnya. Tapi tetap saja, Deon adalah anak kesayangannya.
"PERHATIAN UNTUK SEMUANYA! YANG BERNAMA BAMBANG, KUMPUL DILAPANGAN SEKARANG!" seru Deon menggunakan mic.
"Deon kamu gila apa?!"
"Sekarang kamu ikut aku!" Seru Deon lagi sambil menarik tangan Caca menuju lapangan.
"Dari tadi juga ngikutin, Bambang!" Teriak Caca yang tangannya ditarik-tarik.
Deon langsung menengok ke arah Caca dengan tatapan mata yang menusuk. "Jangan sebut nama cowok lain di depan aku!"
"Bambang itu cuma-"
"Diem!"
Deon kembali menarik tangan Caca. Wah, Deon menarik dengan sangat erat. Karena Deon menahan amarahnya sedari pagi. Ralat! Dari tadi malam. Saat pembahasan Caca dan Deon tentang si Bambang.
Sekarang Deon dan Caca sudah berada dilapangan. Dan juga sudah ada beberapa orang laki-laki yang kini sedang berkumpul. Caca yakin, bahwa itu adalah sekumpulan para Bambang.
"Yang mana selingkuhan kamu." Ujar Deon pada Caca yang ada disampingnya.
"Deon, Bambang itu-"
"Yang mana selinkuhan kamu!" Ungkap Deon dengan nada sedikit meninggi.
"Deon..."
Deon melirik Caca malas. Malas berdebat dengan kekasihnya. Tak tahu kah Caca, bahwa Deon amat cemburu?
"DIANTARA KALIAN SEMUA! SIAPA YANG JADI SELINGKUAHAN PACAR GUE!" Teriak Deon kepada para Bambang yang ada dihapannya kini.
Mereka semua tak mengeti apa yang diucapkan Deon, anak kepala sekolah mereka. Adanya pengumuman tentang semua murid yang bernama Bambang saja, mereka sudah tak mengerti.
"JAWAB! KENAPA DIEM AJA!" Teriak Deon lagi. Caca semakin malu sekarang. Selain menahan sakit di pergelangan tangannya, Caca juga malu. Amat malu lebih tepatnya. Para Bambang kini sedang menatap Caca seolah bertanya 'Ini ada apa sih?'.
Deon yang merasa Caca diperhatikan, membuatnya semakin geram. Lalu, menggiring tubuh Caca agar berdiri dibelakangnya. Sikap Deon yang barusan, membuat Caca sedikit agak lega. Setidaknya malu Caca berkurang, walau sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive! [ TAMAT ] ✔
Teen Fiction#1 - Manja (04/05/2019) #3 - Possesive (11/07/2019) #1 - Mine (08/10/2019) #1 - Remaja (25/10/2019) #1 - Possesive (23/06/2020) #1 - Mine (03/10/2020) Warning : (Mengandung kata-kata kasar) "Eh lo sekolah dimana?" beo Caca. Ya, mereka masih di tempa...