Part 25 ( Persyaratan )

30.3K 1.1K 41
                                    

Happy Reading❤
And thanks for vote, guys🤗🙏

Gue hanya gak mau kehilangan orang yang gue sayang untuk kedua kalinya. Udah itu aja.
~Deon Rifal Baskoro~

Deon menghela nafas, "Udah bilang bang Zigas kalo kesini?"

Deon POV

Caca tersenyum, "Udah, tadi pas kamu tidur aku udah telfon bang Zigas."

"Apa katanya?" Tanya gue penasaran. Ya... takut aja gituh bang Zigas marah. Kan adik kesayangannya gue bawa pulang.

"Iya, katanya nanti di jemput."

Gue membulatkan bibir, lalu mengerucutkannya. "Jujur, aku masih marah."

"Ih! Udah dong! Kan udah minta maaf!" Ucap Dea tak terima.

Gue masih mode marah. Kesel lebih tepatnya. Coba dipikir. Gue di rumah sakit nungguin Dea sampe lumutan, dan dia malah asik jalan sama cowok lain!

Gue telfon, gak diangkat! Gue cari kerumahnya, gak ada! Gue cari ke Mall, dan dia... lagi asik-asikan makan es krim! Sama si burung lagi! Siapa lagi kalau bukan Rio!

Gue bener-bener panik. Takut terjadi apa-apa dengan bidadari gue, setelah kepergian mama. Bidadari gue sebelumnya. Gue khawatir, amat khawatir.

Hah, sampe-sampe gue ngeroko. Gak mikirin kondisi gue yang baru keluar dari rumah sakit. Gak mikirin Dea yang udah larang gue ngeroko. Ya itu karena Dea! Cuma dia yang bisa buat gue jadi sepanik kejadian tadi!

Gue hanya gak mau kehilangan orang yang gue sayang untuk kedua kalinya. Udah itu aja.

"Ada syaratnya." Kata gue. Yang membuat kerutan di dahi Dea. Sepertinya dia bingung.

"Gak bisa gitu dong!" Sanggahnya tak terima.

"Yaudah." Ucap gue seraya melapas tangan Dea dan memunggunginya.

Sekali-kali kerjain pacar gak papa kan?

Dea masih diam. Tak ada pergerakan dari tubuhnya. Ataupun dari mulut yang mengucapkan kata.

Dasar cewek gak peka! Untung sayang!

Gue terus diam. Tak mau ambil suara terlebih dahulu. Biarkan saja. Biar dia bosan. Memang cewek saja yang bisa marah? Weh, cowok juga bisa.

Sepertinya Dea mulai bosan. Kini tangannya terulur mengguncang-guncangkan bahu gue.

"Deon..." gumamnya.

Gue tak menyaut. Masih dalam mode 'Marah'. Ralat, 'Pura-pura marah'.

"Gak usah kaya anak kecil ah!" Kesalnya.

Gue masih diam. Kemudian, Dea berdiri. Terasa dari pergerakan dikasur. Dengan cepat, gue langsung nengok. Takut-takut dia kabur. Gak tau kenapa, gue selalu pengen Dea ada di sisi gue. Egois? Yah, itulah gue. Deon Rifal Baskoro.

"Mau kemana?"

"Pulang!"

Apa pulang?! Pacarnya marah, bukannya dirayu malah pulang! Dasar cewek! Maunya menang sendiri!

Possesive! [ TAMAT ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang