Selamat membaca🤗
Warning : Typo bertebaran!Selamat pagi dunia
Selamat pagi burung-burung yang berkicau
Selamat pagi matahari yang bersinar
Selamat pagi teruntuk kamu yang masih menunggu diaSelamat pagi🖤
~Lita Juwita .PAuthor POV
Rutinitas akan di ulang kembali. Sama seperti hari-hari sebelumnya. Yang membedakan hanya hal-hal yang kecil. Bahkan dalam kehidupan seperti microba.
Sama halnya dengan Caca. Seorang gadis yang sedang bercermin, memperhatikan penampilannya hari ini. Rambut panjang yang terurai. Serta polesan wajah yang natural.
Sempurna. Gumam Caca dalam hati.Dengan langkah ceria, Caca melenggang keluar dari singgah sananya. Ingin berjumpa dengan keluarga kecil yang amat ia cintai.
"Morning all!" Sapa Caca, lalu kemudian duduk. Seperti biasa, duduk di samping kakak 'ternyebelinnya'.
Namun, kali ini tak ada Damar sekeluarga. Keluarga Damar sudah pindah, diperumahan yang tidak jauh dari rumah Caca.
Awalnya Caca tak rela berjauhan dengan Damar, walaupun Damar hanyalah sepupunya. Tapi, Zigas bilang 'Alah lebay! Di sekolah juga masih bisa ketemu! Lagian, rumah Damar kan deket dari sini!' begitu kira-kira.
Setelah di pikir-pikir oleh Caca, kakaknya itu ada benarnya juga. Walau terkadang, pemikirannya agak sedikit bermasalah.
"Morning too." Jawab Rahmat, Runi dan Zigas kompak.
Caca tersenyum, kemudian menerima sodoran roti yang sudah di beri selai oleh Runi.
"Owh iya. Deon udah sembuh, Ca?" Tanya Runi.
"Udah baikan Ma. Udah pulang ke rumah juga." Jawab Caca.
"Syukurlah. Eh, Mama ajak jenguk Deon dong. Mama kan belum jengukin dia waktu di rumah sakit." Jelas Runi pada Caca yang sedang menyantap roti.
"Alah gak usah di jenguk Ma! Makin besar kepala nanti dia!" Ujar Caca tak suka. Buat apa juga menjenguk Deon yang keras kepala itu. Nanti, Deon salah sangka lagi. Kalau Mama Caca di ajak Caca agar mau menjenguk Deon.
"Caca gak boleh gitu." Kini Rahmat mulai bersuara.
"Itu tidak baik, adikku." Kata Zigas semakin ngawur.
Caca memutar bola matanya, "Bener gak papa Ma, paling geh besok udah masuk sekolah."
"Ya tapi kan, Mama pengen jenguk loh Ca, iya kan Ma?" Jelas Zigas membela Runi.
Runi mengangguk, "Gak ada salahnya jenguk orang sakit."
"Ish, kapan-kapan aja deh. Jangan sekarang!"
"Yaudah kalo itu mau kamu. Tapi, jangan lupa ajak Mama ketemu calon mantu." Ungkap Runi menggoda.
"Wes... udah calon mantu aja. Abangnya aja masih jombs." Ucap Zigas yang kelawat jujur.
"Mangkanya cari pacar." Saut Rahmat yang membuat Runi dan Caca terkekeh.
"Pa, banyak sebenernya yang ngejer-ngejer Zigas. Cuma, ya Zigas nya aja yang belum pengen punya pacar." Jelas Zigas dengan nada membanggakan diri.
"Yey, itu mah cewek-cewek yang pernah lu pinjem duitnya!" Seru Caca yang membuat Runi dan Rahmat tertawa. Dan Zigas dengan wajah masamnya.
"Sa ae lu kantong kresek!" Seru Zigas tak mau kalah.
"Udah-udah, keburu kesiangan entar." Kata Runi mengingatkan kedua anaknya.
"Iya Ma, yaudah kuy bang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive! [ TAMAT ] ✔
Roman pour Adolescents#1 - Manja (04/05/2019) #3 - Possesive (11/07/2019) #1 - Mine (08/10/2019) #1 - Remaja (25/10/2019) #1 - Possesive (23/06/2020) #1 - Mine (03/10/2020) Warning : (Mengandung kata-kata kasar) "Eh lo sekolah dimana?" beo Caca. Ya, mereka masih di tempa...