7. Agnesia Justin.

1K 51 0
                                    

-happy reading-

Budayakan VOTE sebelum MEMBACA.

-••00••-

Hari senin adalah hari yang paling dihindari untuk seluruh pelajar, harus tidur lebih awal biar bangun awal, harus lengkap atribut, dan bakal mendengarkan ceramahan upacara tentang kebesihan sekolah, prestasi sekolah, apalagi kalau sudah mataharinya semakin naik, makin naik pula tingkat lapar.

Mau sarapan atau engga, sepertinya bakal lapar lapar juga, berdiri dibawah sinar matahari bener bener menguras energi.


Audy tengah duduk dengan mata setengah tertutup, ga jauh beda sama abangnya-Dave.

"Audy, Dave, bangun dong, masa sarapan sambil merem begitu," ujar Karly.

"Aduhhh mahhhh.... aku ga sekolah deh, malesss pake banget ck," decak Audy.

"Enggak," tolak mamanya, enak aja main bolos bolos segala, jiwa rebahannya harus segera dihilangkan nih, bahaya. Derick sebagai seorang papa hanya diam dan memperhatikan, toh dulu dia lebih parah dari pada anak anaknya, tak mau berkomentar, kena semprot istri lebih menakutkan.

"Yaudah ah, yuk bang," pamit Audy kepada mama papa. Setelah mencium punggung tangannya lalu mereka salam sebagai tanda kalau mereka segera berangkat.

-•••-


Terik matahari hari ini membuat seluruh siswa siswi mengeluh, rasanya pengeb ajak gelud matahari yang cuacanya selalu ga bersahabat dengan hari senin, kali kali kek ujan, ujan jarang banget.


"Audy," Panggil Gladisa ketika melihat Audy baris tak jauh dari dirinya.

"Ck apaan sih, ya Allah panas bangettttttt," keluh Audy.

"Huft.... Audy" panggil lagi Gladisa, karena panggilan pertamanya dianggap ga serius, dia pikir Gladisa becanda?.

"Kenaposeh" Tolong yaaaa, dia lagi kepanasan dan ada aja gitu orang yang nanya, heran, dia aja sibuk kipas kipas buat dirinya.

"Panas ya." Memang sebenarnya otak Gladisa itu kenyel kenyel, terbuat dari cireng, orang buat juga tau kalau ini panas, kenapa bertanya hal yang tidak berbobot.

"GUA TADI UDAH BILANG PANASSSS WOY!!" Kan, kalo begini urusannya pasti sama-

Srettt-

Audy ditarik Ano, sebagai Osis disini, Ano menjaga keamanan saat upacar, meski dia ikut berbaris, setidaknya dia dengan timnya memantau anak anak belakang yang ga ada akhlak saat lagi upacara.

"Makanya ngomong jangaan pake TOA," ledek Ano dengan berbisik, kalau dia mengeluarkan suaranya yanh berat nan sexy yang ada para cabe cabean yang dibelakang bisa mimisan disertai kejang kejang jangka panjang.

Audy mendesis, persis seperti ular, kenaoa kudu banget ketangkep OSIS? Segitu TOAnya dia?.

Audy pikir, dia bakal masuk ruang OSIS dan disidang untuk hukumannya, tapi apa? Dia diletakan di tengah lapangan, mana mukanya tengil. Audy ga malu tuh, ngapain amat malu, Audy menatap kebawah dengan maminkan sepatunya diatas lapangan yang dia pijak.

Our DESTINY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang