14. Melupakanmu

3.9K 149 2
                                    

💦💦💦

Kemarin hanyalah mimpi yang pernah singgah di relung hatiku
Aku mulai berhenti mengharapkanmu dalam doa


Hasna Kamila Firdaus

***

Aku ikhlaskan dia yang ku cintai terbang bebas. Aku dan dia tak memiliki sepasang sayap yang sama, takkan mungkin dapat terbang bersama mengukir kebahagiaan di dalam takdir-Nya. Aku sungguh mencintainya, tapi cintanya milik orang lain. Tidak ada cinta yang bisa dipaksakan, jika hanya satu hati yang berani mencinta, bagaimana bisa sepasang hati dapat menyatu?

Dia telah memilih hati yang lain untuk disinggahi, inilah takdir yang telah digariskan Allah. Aku sambut pagi ini dengan harapan baru di setiap sujudku, aku takkan lagi menyebut namanya dalam doaku.

Hatiku terlalu berharga jika patah hanya karena cinta pada manusia, mencintai Allah tak mungkin membuat hatimu patah, justru hatimu selalu terjaga, tidak akan ada virus merah jambu yang dapat menghancurkan hatimu. Cukup cinta kepada Allah secara berlebihan, jangan pada ciptaann-Nya yang belum halal bagiku.

Aku menjalani hari-hari seperti biasa, aku berangkat kerja diantar bus yang akan membawaku sampai ke tempat kerja. Aku turun dari bus itu, lalu berjalan masuk ke gedung BPOM.

Bismillahhirahmannirohim, semoga aktivitasku hari ini lancar.

Aku menyapa beberapa rekan kerja yang tak sengaja berpapasan.

"Pagi Pak?"sapaku sambil melontarkan senyum. Pak Hendra membalas sapaanku.

"Pagi juga, Hasna."dia ikut tersenyum.

Pak Hendra pun terlewati, aku melanjutkan langkahku. Aku berpapasan juga dengan ibu Heni.

"Pagi, Bu Heni."sapaku.

"Pagi, makin manis saja kamu Hasna."balasnya sambil tersenyum kepadaku.

Aku membalas senyumnya. Dia paling sering memujiku seperti itu, menurutnya aku itu manis, kulitku kuning langsat, yang paling lucunya dia bilang kalau aku ayu tenan, aku lebih cocok jadi orang Jawa daripada orang Sunda.

Gadis Bandung kan cantik-cantik, berkulit putih, mungkin aku tidak mencerminkan sebagai orang Bandung. Aku tetap mensyukuri apa yang Allah berikan padaku. Semua ciptaan-Nya itu indah. Ibu Heni pun berlalu.

Aku terpaksa memakai kacamata bening sesuai minus mataku, biasanya aku tidak suka pakai kacamata, daripada mataku terlalu kelihatan sembab akibat nangis semalaman, terpaksa aku pakai kacamata yang sudah lama disimpan.

Baru saja aku meletakkan tasku dalam loker, ponselku tiba-tiba berdering. Aku mengambil ponsel yang sudah aku simpan di dalam tas. Muncul di layar ponselku, ada panggilan masuk dari Arumi. Aku menggeser tombol jawab.

"Assalamu'alaikum?"ucapnya.

"Wa'alaikum salam."jawabku.

"Ana, aku bahagia banget, Kak Arbani bilang padaku, dia malam ini mau datang menemui orang tuaku. Dia mau mengkhitbahku, Allahmudillah. Aku udah mengaguminya sejak lama. Allah menjawab semua doa-doaku."jelasnya, terdengar bahagia sekali.

Ahlan Wa Sahlan Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang