29. Istri Sempurna

4.8K 203 5
                                    

🍁🍁🍁

Meski aku bukanlah wanita sempurna
Jadikanlah diriku sebagai istri yang sempurna untukmu

☆Hasna Kamila Firdaus☆

***

Matahari mulai menghilangkan panasnya di muka bumi ini, kicau burung beradu merdu meramaikan suasana sore ini. Waktu ashar telah ditunaikan bersama kekasih halalku, ditutup dengan sebuah doa yang hanya aku dan Allah yang tahu, Kak Kamil juga mengucap doa dalam hati, aku pun tak tahu apa isi doanya.

Seperti biasa aku mencium tangannya seusai sholat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa aku mencium tangannya seusai sholat. Satu minggu sudah Kak Kamil menjadi imam sholatku. Aku merasakan kehadirannya sebagai penyempurna setiap sholatku.

Aku melepaskan mukena di hadapan dia, masih ada kerudung instan yang melapisi kepala ku, aku masih belum siap membuka aurat di hadapannya.

Dia adalah suami tersabar yang Allah anugerahkan untukku, meski hatiku belum mencintainya, namun dia telah memiliki keistimewaan di hidupku, itulah yang aku rasakan sekarang.

Aku mulai bergegas ke dapur menyiapkan bahan-bahan yang akan ku masak hari ini, ini pertama kalianya aku masak sendiri tanpa di dampingi Bunda. Sejak beberapa hari yang lalu pindah di rumah ini, Kak Kamil selalu membeli makan yang siap di santap, hari aku melarangnya membeli makan di luar, aku ingin dia memakan masakanku. Aku ingin belajar menjadi istri yang baik, bagaimanapun dia adalah suamiku, sudah seharusnya aku menyenangkan hatinya meski dengan cara sederhana, walaupun aku tidak tahu makanan kesukaannya, asal tebak saja.

Aku memotong wortel yang sudah dicuci, potongan wortel mulai memenuhi alas papan yang aku gunakan, aku menyimpan potongan wortel itu agar tidak berhamburan kemana-mana. Seledri dan daun bawang juga telah dipotong bersamaan, aku campurkan dengan potongan wortel tadi.

Masih ada yang kurang rasanya, aku terdiam sejenak memikirkan apa yang masih kurang? Terbesit di dalam otakku, aku belum memotong kentang. Aku mengambil beberapa biji kentang yang masih ada di kulkas, aku mengupasnya satu-persatu. Tangan ku belum terbiasa mengupas kentang ini, tapi aku mau belajar menjadi koki yang hebat untuk suamiku.

Kentang yang aku kupas meleset dari tanganku, alhasil kentangnya jatuh, malah jari manisku yang terkupas pisau.

"Aawwwwwww, sakit."jeritku karena refleks.

Perih sekali rasanya, darah merahku mulai keluar tak beraturan. Aku melemparkan pisau itu secara dadakan, aku memegangi jariku yang terasa sudah di penuhi darah. Tiba-tiba Kak Kamil datang menghampiriku, mungkin dia mendengar jeritanku.

Ahlan Wa Sahlan Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang