34. Kebahagiaan

4.2K 175 2
                                    

Kebahagiaan cinta sangatlah sederhana
Cukup menjalani hidup bersamamu
Dalam suka maupun duka

Di cintai dan mencintai lebih sempurna daripada di cintai tapi tak mencintai, atau pun mencintai tapi tak di cintai. Hidupku jauh lebih bermakna merasakan cinta yang menuntuntku ke Surga.

Allah telah menganugerahkan cinta yang besar untukku, Dia menghadirkan suami sholeh yang selalu menuntunku menuju ketakwaan tehadap Allah. Nikmat Tuhan mana lagi yang aku dustakan? Aku tak lupa mengucapkan syukur dalam setiap langkahku.

Rasa rinduku kepada Kak Kamil selalu menyapa hariku, ketika Kak Kamil pergi ke perkebunan, aku sering merindukannya. Terlebih ketika Kak Kamil pergi ke luar kota mengunjungi cabang perkebunan yang lainnya, dia sering tidak pulang beberapa hari. Kini aku merasakan rindu teramat dalam pada dirinya. Untungnya Bunda menemani kesendirianku disini, aku tidak terlalu kesepian karena kehadiran Bunda yang mengisi kekosonganku.

Tiga hari sudah Bunda tinggal bersamaku, kebetulan sedang liburan sekolah, Bunda bisa lebih lama menemaniku. Sayang sekali Ayah tidak bisa ikut menemaniku karena Ayah sedang diklat untuk naik jabatan.

Setiap aku merindukan Kak Kamil, aku tak pernah lupa mengabarinya via telepon maupun video call, dia juga sering mengabariku tiga kali dalam sehari, bahkan kadang lebih, udah kaya minum obat saja.

Aku mencari ponselku di tempat bisa, tapi tak ku temukan ponsel itu, aku lupa sekali dimana menyimpan ponsel itu, aku juga bingung akhir-akhir ini sering lupa dalam hal sepele, mungkin fokusku hilang. Aku mau ngasih kabar pada Kak Kamil, mengingatkan dia makan siang, sholat, dan memberinya semangat. Jam segini aku belum menghubungi "Habibi Qolbi" nama yang Kak Kamil tulis sendiri dalam kontakku, aku kelabakan mencari keberadaan ponselku.

"Bunda ngeliat ponselku enggak?"tanyaku pada Bunda.

"Bunda engga ngeliat, Neng. Biasanya kamu sering menyimpan ponsel di saku gamis, di meja dan di laci."jawab Bunda.

"Aku udah mencarinya Bun, tapi enggak ada."aku semakin tergesa-gesa.

"Nanti Bunda bantu cari."

Bunda membantuku mencari ponselku di seluruh ruangan rumah ini, tapi tidak juga ketemu. Tiba-tiba Bunda mendapat panggilan telepon dari Kak Kamil, Bunda menyerahkan ponselnya padaku, dia bilang Kak Kamil mau bicara denganku. Bunda pergi ke dapur dan membiarkanku berbicara dengan Kak Kamil Via telepon. Aku duduk di sofa sembari berbincang dengan Kak Kamil via telepon.

"Hallo Assalamu'alaikum ?"ucapnya.

"Wa'alaikum salam, Kak."jawabku.

"Aku telepon kamu berkali-kali enggak diangkat, kamu baik-baik saja kan?"tanya dia, terdengar khawatir.

"Aku baik-baik saja kok, Kak. Ponsel aku lupa disimpan dimana, makanya aku enggak angkat telepon Kakak."jelasku.

"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Ya udah nanti juga ketemu ponselnya, masih aktif kok nomornya, paling keselip doang. Oh Ya, kamu udah makan siang?"

"Ya mungkin hanya keselip. Aku udah makan Kak, tadi bareng Bunda. Kakak sendiri udah makan?"aku berbalik tanya.

"Aku udah makan juga. Pas aku makan tiba-tiba inget kamu."

Ahlan Wa Sahlan Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang