(15) Hampa

943 39 0
                                    

Ketika kita mulai mencintai maka kita harus siap untuk tersakiti
-Saikha Salsabila Wijaya-

_________________________________________

Siang berganti malam. Matahari telah tenggelam, bulan yang menjadi penerang. Malam yang cukup cerah menyapa hari ini, tapi tidak secerah suasana hati seseorang yang kini sedang memandang langit malam di kursi luar rumah nya.

"Gue tau gue salah, tapi dia juga salah gak mau denger penjelasan gue. Ah! Bisa-bisa gila nih gue mikirin tuh bocah. Please deh, ini chat gak di read. Telpon gak di angkat," maki Icha pada diri nya sendiri.

Kemudian menunduk dan satu tetes air mata pun membasahi pipi.

"Lagi ada masalah?" Suara lembut yang sangat familiar di telinga Icha sesegera Icha menghapus air matanya, ia tak mau Rika melihat Icha menangis.

"Bunda sejak kapan Bunda di sini?" tanya Icha.

"Sejak kamu ngomong-ngomong gak jelas," jawab Rika kemudian duduk di samping Icha.

"Cerita sama Bunda," ucap nya lagi sembari mengelus rambut anak kesayangan nya ini.

"Maafin Icha bun."

"Kenapa minta maaf sayang?"

"Icha gak cerita sama bunda. Icha udah satu bulan pacaran sama Abram."

"Bunda juga udah curiga gitu. Soalnya Icha bawa temen cowok ke rumah sampe manggil bunda segala," ucap Rika dan di akhiri kekehan geli teringat Abram yang dengan percaya diri memanggil nya bunda.

"Tau tuh anak! Emang sengklek bun."

"Tapi sayang kan," goda Rika yang berhasil membuat pipi Icha memanas.

"Lucu tuh pipi Icha merah lho." Rika menoel pipi anak nya itu dan Icha tersipu malu. Bundanya ini memang mengerti Icha.

"Jadi kamu lagi ada masalah apa? Perasaan tadi Abram ke rumah loh."

"Nah itu awalnya," ucap Icha  kemudian Icha menceritakan semua kejadian awal dia bertemu Gen dan Laura, hingga Gen pamit pulang. Kemudian bertemu Rizal dan mengantarkan nya pulang. Ketika akan hendak masuk rumah ia melihat Abram sedang menahan emosi nya dan pergi tanpa ingin mendengarkan penjelasan nya bahkan chat tak di read dan telpon tak diangkat.

"Icha juga cape Bun," ucap Icha berusaha tersenyum meski hati nya hancur.

"Saran Bunda, Icha kasih Abram waktu buat sendiri dulu sayang. Abram juga gitu karena cemburu liat cewek nya jalan sama cowok lain. Jadi Icha harus sabar ya! Jangan murung gini! Masuk yuk!" ajak Rika dan di angguki Icha.

Memang Bundanya adalah tempat saran terbaik. Jadi Icha sarankan jika kalian mendapat masalah ceritakan pada orang tua kalian terlebih ibu.

***

"KEBOOOOO!! BANGUN WOY! SIANG INI WOY! ELAH ANJIR KEBOO BANGUN," teriak Sakhir sembari menggucang-guncangkan badan Icha.

"Apaansih?" Icha menepis tangan Sakhir yang berani mengguncang-guncangkan badannya.

"Eh si bege! Liat jam Icha! Udah jam segini lo belum bangun? Kesiangan mampus lo!"

"Paling juga baru jam setengah 5! Gue itu masih ngantuk," ucap Icha.

"Ngomong lo enteng banget Cha! Sekarang tuh udah jam 6.40!"

"WHAT?! ANJAYYY GUE HARUS BURU-BURU. AHHHHHH."  Icha panik dan dengan kecepatan kilat berlari ke kamar mandi. Bisa-bisa Icha terlambat lagi.

The Secret Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang