(37) Seandainya...

847 35 0
                                    

Aku sering mengatakan bahwa aku membencimu
Yakinlah hati ku menolak akan hal itu

_________________________________________

Saat ini Abram Cs bersama Saikha Cs terkecuali Icha sedang lari pagi sebelum pulang ke Jakarta dan kembali melaksanakan aktivitas masing-masing.

"Btw tuh si Icha kenapa kagak ikut?" Tanya Adrian memecah keheningan antara mereka berlima.

"Males. Masih enak dia pelukan sama guling." Celetuk Laura.

"Iya, gak biasa nya dia mager." Ucap Gen.

"Lagi dapet lagi." Celetuk Adrian.

PLETAK!!

"Aww... gue kan gak salah. Menurut artikel yang gue baca ciri-ciri cewek pms itu mageran." Ucap Adrian seraya mengelus kepala nya yang sakit.

"Wah.. curiga gue sama lo.. bacaan nya 18+." Ucap Excel.

"Eh... ini tuh bukan 18+,  tapi ini tuh bacaan untuk belajar memahami wanita. Ya gak Ra?" Goda Adrian sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Laura.

"Alah... maen belajar memahami aja lo. Sono tembak kasih kepastian. Bukan cuman ngegombalin aja." Ledek Excel.

"Adrian itu tulus sayang sama Laura nya, jadi halilin aja langsung bukan acara maen pacarin aja. Ntar kandas di tengah jalan." Sindir Adrian sambil melirik ke arah Abram.

Abram menatap Adrian dengan tatapan tajam yang mematikan setiap lawan bicaranya.

"Eh... santai bro. Kita masuk aja dulu. Sarapan." Ucap Adrian dan langsung ngacir ke dalam villa.

"Woy... Adrian maen nyosor aja lo." Teriak Excel saat melihat Adrian sudah menyicipi makanan nya bersama Icha.

"Lagian nii masakan tuh enak banget." Ucap Adrian.

"Siapa yang masak nya bi?" Tanya Excel pada Bi Ijah -pembantu di villa Excel- .

"Ahh ini non Icha den." Jawab bi Ijah seadanya.

"Bohong. Icha cuman bantu-bantu aja." Lanjut Icha.

"Ish... non tuh gak boleh gitu. Jujur aja. Maaf ya den jadi ngerepotin temen aden, lagian udah di cegah juga kekeh gak mau pengen bantu masak katanya." Ucap Bi Ijah.

"Ah... bibi mah suka gitu. Icha jadi malu kan?" Ucap Icha.

"Yasudah bibi ke dapur dulu. Silahkan selamat makan." Pamit Bi Ijah.

Kemudian merek berenam bungkam, semua asyik dengan makanan nya masing-masing.

"Sumpah Cha ini enak banget." Ucap Gen.

"Iya gue setuju." Lanjut Laura.

"Istri idaman kan. Udah cantik, pinter, baik, jago masak lagi." Goda Excel sambil melirik ke arah Abram.

**

Hening.

Icha benci keheningan. Yap. Sekarang Icha terjebak di keheningan bersama Abram. Sial. Kalau bukan permintaan Excel sebagai tuan rumah, Icha tidak sudi harus bersama Abram dimobil Abram menuju pulang.

Sudah dua jam perjalanan, kini mobil Abram sudah terparkir cantik di depan rumah Icha yang minimalis.

"Jangan nunjukin sisi lemah lo." Ucap Abram dingin, Icha yang asalnya akan membuka pintu mobil harus terhenti akibat ucapan Abram.

"Maksud lo apa?" Ketus Icha.

"Gue tau lo itu bukan mager, tapi lo itu lemah." Ucap Abram dingin lagi.

The Secret Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang