(28) Whitout you

873 39 0
                                    

Merelakanmu adalah sandiwara
yang sedang ku lakoni

_________________________________________

Sudah seminggu Abram dan Icha resmi putus. Dan berita itu mulai tersebar luas. Ada yang merasa kecewa karena mereka menganggap Icha dan Abram adalah pasangan tercute dan terromantis. Namun ada juga yang merasa bahagia karena kini sosok Abram sudah kembali menjomblo.

"Udah deh lo gak usah galau. Mungkin Abram bukan yang terbaik buat lo." Ucap Rizal. Belakangan ini memang Rizal lah yang selalu ada untuk Icha karena Laura disibukkan dengan ekskul nya sedangkan Gen masih kecewa akan Icha meski sudah tahu bahwa Icha sudah putus.

"Shit. Lo gak pernah sih ngerasain gimana jadi gue. Putus tiba-tiba. Gue kira pas Abram ngasih kabar ke gue semuanya bakal balik kaya dulu tau-tau nya apa. Malah ngajak putus."

"Yah mau gimana lagi? Emang udah waktunya putus Cha."

"Udah ah lo pergi sana. Bukannya menghibur gue malah bikin gue nambah galau lo." Ucap Icha sambil mendorong Rizal agar menjauh darinya.

"Yaudah gue pulang. Bye." Ucap Rizal.

Kini Icha sendiri. Ia masih berada di sekolah karena ia mager untuk pulang dan Icha tak ingin pulang karena setiap ia berdiam diri di rumah pasti saja ia mengingat Abram.

"Shit. Abram lagi. Abram lagi. Kapan mau lupa Icha." Batin Icha.

Icha kaget saat tiba-tiba saja ada yang memegang tangannya.

"Kasihan yang udah putus. Apa-apa sendiri. Mana pelindung lo. Oh. Bahkan pelindung lo aja udah muak sama lo jadi nya mereka ngehindar dari lo." Ucap Cika.

BUG!

"Awww..." Icha meringis kesakitan saat tubuh nya terhempas kemudin tulang-tulang nya beradu dengan lantai.

"Uh cup cup cup. Sakit ya?" Ucap Sephia sambil membungkuk dan tangan nya mengelus pipi Icha.

Air mata membasahi pipi Icha. Sakit di tubuh nya begitu terasa ditambah siksaan batin yang terus saja ia terima jika bertemu dengan ke tiga orang ini.

"Nangis dia Cik, Phi." Ledek Septhia sambil menunjuk kearah Icha. Kemudian tawa mereka pun pecah.

"Cengeng banget sih lo. Ini kan gak begitu berat, kalau di bandingin sama hidup lo yang harus serba irit." Ucap Cika.

"Iya. Cengeng. Biasa juga lo menderitakan?" Lanjut Sephia.

Suara langkah seseorang membuat empat gadis itu bungkam, terlebih Cika and the geng karena saat melihat siapa yang datang. Rasa nya mereka ingin pergi saat ini juga.

Icha melihat Abram seketika itu juga bibirnya terangkat keatas membentuk lengkungan indah,

"Bram bantu aku." Batin Icha.

Abram melirik kearah kanan nya dan ia melihat empat gadis itu. Kemudian matanya berhenti tepat di manik mata gadis yang sedang tersenyum penuh harap.

Abram mengerti arti senyum itu, senyum yang berharap Abram akan menolongnya dari kejahatan tiga gadis lain.

Namun yang di lakukan Abram hanya melirik dengan tatapan datar dan wajah acuh. Membuat hati Icha sakit.  Setelah itu Abram kembali melanjutkan langkahnya.

"Hushh... gue kira pangeran lo bakal omelan gue, tapi nyata nya perduli aja engga." Ucap Cika.

"Kasihan ya pangerannya udah gak perduli lagi." Lanjut Septhia.

"Oke gaes, kita pulang. Muak liat muka anak miskin ini." Ucap Cika.

Mereka bertiga pun melenggang pergi, menyisakan Icha sendiri. Hati nya masih sakit, ini lebih sakit atas apa yang Cika lakukan.

The Secret Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang