(12) Tercyduk:v

1K 51 9
                                    

Tanpa kau minta aku akan
selalu mencintai mu
-Abram Mahendra-

_________________________________________

Dan....

Icha mematung. Lihat lah betapa terkejut nya Icha saat melihat pemandangan di depan nya,dan yang paling membuatnya terkejut adalah tulisan "Selamat hari jadi kita".

"Happy Mensive. Thanks for one month. So, I hope you stay be the best and always beside me. I hope you like that. Maaf gak seromantis cowok-cowok lain Cha," ucap Abram.

Deg!

Jantung Icha berdegup lebih kencang. Tubuh nya menjadi tegang seketika. Pipi nya memanas. Icha tidak bisa munafik semua ini di luar eskpetasi nya dan bahkan ia lupa akan tanggal jadian nya.

Mana mungkin ia ingat tanggal jadiannya sedangkan hatinya masih belum milik Abram seutuhnya?

"Hei! Icha are you okay?" tanya Abram yang melihat Icha tidak bersuara. Abram takut Icha tak menyukai semua hal yang sudah ia siapkan.

Icha tidak menjawab pertanyaan Abram. Namun dia memeluk Abram secara tiba-tiba membuat Abram mematung. Namun tidak lama kemudia Abram pun membalas pelukan Icha.

"Makasih," ucap Icha.

"For what?" tanya Abram.

"Semuanya," jawab Icha.

"Harus nya aku yang bilang makasih, kamu udah sudi jadi pacar aku meski secara terpaksa. Kamu udah sabar ngadepin sikap aku selama ini," ucap Abram mengelus lembut rambut Icha. Mungkin ini sudah menjadi hobi barunya.

Tes.

Satu bulir air mata terjatuh dari kelopak mata Icha, dia egois, dia tidak seharus nya bersikap acuh pada Abram yang benar-benar menyayangi nya.

Mana bisa Icha menyia-nyiakan pria sebaik dan setulus Abram?

"Maaf," lirih Icha dengan isakan nya.

"Sutttt...jangan nangis Cha. Potong kue nya dulu yuk!" ucap Abram melerai pelukan nya dan menghapus air mata Icha. Icha hanya menggangguk sebagai jawaban.

"Make a wish," ucap Abram seraya menyodorkan kue yang bertuliskan "Happy Mensive" dan Icha hanya tersenyum dan perlahan menutup mata nya dan berdoa, "Semoga jika memang dia yang terbaik semua nya akan menjadi yang pertama dan terakhir."

Setalah melafalkan doa nya,Icha membuka mata nya dan tersenyum hangat pada Abram yang kini berada di depan nya. Mereka pun meniup lilin nya bersamaan.

Abram kini memotong kue nya dan menyuap kan nya pada Icha dan di sambut baik oleh Icha dan sebaliknya.

Kini mereka saling melempar senyum hangat hingga Abram menarik Icha pada dekapan nya.

"I love you Cha."

"I love you too Bram," ucap Icha tak sadar.

Abram tersenyum bahagia mendengar lima kata yang terucap dari mulut Icha. Sungguh saat ini Abram telah menjadi pria yang paling bahagia di dunia.

"Hmm apa? Coba ulang," goda Abram membuat Icha malu.

"Ish! Tau ah!" ucap Icha sembari memukul dada bidang Abram.

"Gak usah malu sayang. Kaya yang ketahuan maling aja."

"Ab-" ucapan Icha terpotong suara petir yang sangat keras dan reflek Icha semakin mengeratkan pelukannya pada Abram.

Abram tau jika Icha takut pada suara petir itu dan perlahan tangan Abram mengelus rambut panjang Icha.

"Udah ya kita duduk dulu di sana. Pegel nih berdiri mulu," ucap Abram dan Ica hanya menggangguk dan mendudukkan bokong nya pada kursi di samping Abram.

Kini mata Icha meneliti setiap hiasan yang terpajang pada setiap dinding dan mata nya membulat ketika melihat poto nya dengan wajah jelek menurut nya.

"Abram! Itu poto nya jelek kok di pasang sih?" kesal Icha.

"Engga, muka kamu di sana tuh lucu tau. Jadi pengen gigit pipi nya."

"Ish...tau ah, mesum!"

Abram hanya tersenyum dan perlahan ia merasakan ngantuk yang berat hingga perlahan kepala nya menyender di bahu Icha.

"Ish..malah tidur dasar! " batin Icha.

Icha meneliti setiap inci wajah Abram yang begitu sempurna, ya tapi tak sesempurna yang menciptakannya.

Degg..

"Ya Allah jantung gue, ahh gue baperr.... Abram ganteng banget sih, kok gue baru nyadar ya??? Busyet gue gila kali ya ngomong sendiri kaya orang gila. Tapi sumpah gue baperrr, ah Abram lo harus tanggung jawab! Gue bisa-bisa gila nih, gue jatuh cinta sama lo Abram. Abram lo harus tang-" Ucapan Icha terpotong ketika telunjuk Abram berada di bibir nya, sungguh ini sangat memalukan.

Abram sebenernya tidak tidur 100% hanya ia terlalu nyaman akan posisi nya saat ini.

"Sutt.... berisik Icha! Kan Abram udah tanggung jawab kok! Terus Abram juga cinta sama Icha," ucap Abram dengan suara serak dan mata masih terpejam dan di akhiri dengan tawa ringannya.

Deg!

Jantung Icha. Sumpah Icha merasakan sesak pada dada nya yang susah untuk bernafas. Di tambah ia sangat malu tercyduk. OMG! pipi Icha memanas.

"Sial! Ini sangat memalukan! Tapi gue gak bisa bohongin perasaan gue! Ahh Abram I love you," teriak Icha dalam hati.

Icha tersenyum namun dia pun menggelengkan kepala nya hingga mengusik Abram.

"Kenapa Cha? Eh tar dulu, ini pipi nya merah banget Icha." Goda Abram sembari menunjuk pipi nya.

"Ish tau ah.."

Abram suka Icha yang seperti ini, terlihat menggemaskan di mata nya. Hingga wajah Abram semakin mendekat dan menumpukkan kepala nya pada pundak Icha.

"Makin sayang nih," ucap Abram tepat di telinga Icha bahkan saat ini Icha bisa merasakan hembusan nafas Abram.

Deg!

Tubuh Icha mematung, seakan-akan enggan untuk bergerak sedikit pun. Tubuh nya seakan-akan memanas akan perlakuan Abram yang begitu ah susah untuk di jelaskanlah, meski bukan pertama kali nya namun sensasi nya berbeda.

"Receh!" ucap Icha berusaha menyembunyikan kegugupan nya.

"Oh ya?" goda Abram.

"Emang! Sumpah Bram les dimna sih? Jago banget gombal nya sih," jawab Icha dengan nada songong nya.

"Tapi sayang kan?" tanya Abram, tetapi Icha diam. Abram paham jika Icha masih belum bisa mencintai dirinya seperti Abram mencintai Icha.

"Bram."

Akhirnya Icha buka suara.

"Iya Cha?"

"Aku mau jujur!"

"Jujur?"

"Iya, aku gak bisa bohongin perasaan aku lagi Bram, aku sayang sama kamu. Aku gak mau kamu pergi Bram, stay with me Bram," ucap Icha sembari menyenderkan kepala nya pada dada bidang Abram.

Ntahlah rasa itu datang kapan. Namun yang Icha raskaan hanyalah takut kehilangan Abram ketika berjauhan dan merasa nyaman ketika berdekatan.

Deg!

Apa ini mimpi? Jika mimpi maka Abram mohon jangan bangunkan dia sekarang, bahagia satu kata yang mewakili perasaan nya saat ini. Setelah sekian lama menanti kita tiba saat dimana penantian itu berakhir dengan manis.

"Tanpa di minta pun aku akan selalu ada buat kamu Icha. Makasih udah bales perasaan aku Cha. I love you Cha," Ucap Abram.

"Love you too Bram," balas Icha sembari memeluk Abram dari pinggir.

Biarkan hari ini menjadi saksi bahagianya mereka. Mungkin banyak yang tidak percaya akan cinta yang datang karena terbiasa, tetapi Abram dan Icha membuktikan semua itu. Dan memang itu memang benar adanya. Hanya perlu sabar dalam menanti.
_________________________________________

Baper gak?
Jawab deh bagian mana yang kalian suka:)
Btw makasih lagi yang masih setia:)

The Secret Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang