(21) Dekel

899 37 0
                                    

Cemburu boleh.
Asal tahu batasan.
-Laura Klara Nurfadillah-

_________________________________________

Tet...tet....

"Ibu akhiri pembelajaran hari ini. Jangan lupa kerjakan tugas yang saya beri tadi. Sampai jumpa. Assalammualaikum," ucap Bu pipi dan melenggang pergi keluar kelas.

"Waalikumsalam."

"Cha kantin?" Ajak Laura.

"Gak usah sama dia Ra. Yaudah yuk kantin Ra." Ucap Gen ketus seraya menarik tangan Laura menuju kantin.

Tes.

"Gen kenapa sih? Gue salah apa?" Batin Icha.

"Eh Cha. Lo gak jadi ke kan- kenapa lo nangis?" Ucap Rizal saat melihat pipi Icha basah.

"Eh gapapa. Gue laper cepet kantin yuk!" Ucap Icha.

"Yaudah buruan." Ucap Rizal dan kini mereka berjalan menuju kantin.

Dikantin

"Cha kenapa gak bareng Gen Laura?" tanya Rizal di sela-sela saat mereka menikmati makanan masing-masing.

"Gak aja. Kan lo janji mau traktir. Sayang rezeki," ucap Icha.

"Lo gemesin deh," ucap Rizal sembari mencubit pipi Icha, Rizal memang menyukai tekstur yang di miliki pipi Icha. Menggemaskan.

Dari jauh Abram bisa melihat adegan itu. Hati nya memanas. Hingga sebuah ide muncul. Ia tidak boleh kalah. Ya, ia harus menang.

"BOLEH GABUNG?" teriak Abram pada sekumpulan adik kelas cewek yang duduk di samping bangku Icha dan Rizal.

"AAA GUE GAK MIMPI KAN?" ucap salah satu dari mereka.

"Kak Abram? Ah iya silahkan kak."  Cewek yang di samping nya mempersilahkan. Meski tak sehisteris teman nya namun ia sangat terkejut.

"Anjay itu Abram kan? Ahh ketos cuek bin dingin kan?"

"Dih kenapa mau sama dekel yang muka nya aja standar."

"Gue mimpi gak sih. Suami gue mampir ke cewek lain."

"Eh si Bege! Itu bukan suami lo. Lagian kata nya, Abram lagi deket sama temen kelas nya. Saikha ya itu namanya."

Dan begitu lah respon-repson semua murid yang menyaksikan dan masih banyak lagi.

Icha mendenger semua, mulai dari Abram yang meninta izin gabung sampai respon semua murid yang menyaksikan.

"Ngapain juga sih tuh anak. Caper! Jijik deh gue," ucap Icha memaki Abram, sungguh ia muak dengan keadaan seperti ini.

"Kenapa Cha?"

"Engga Zal."

"Kak boleh kan minta poto?" ucap salah satu dekel.

"Tolak bram! Tolak aja. Mending sama gue." Batin Icha.

"Bram di panggil Adrian. Kata nya lo harus ke ruang osis," ucap Excel dan membuat wajah dekel tadi kesal sedangkan Icha ia tersenyum bahagia.

"Eh gila lo. Kenapa senyum-senyum?" selidik Rizal memastikan meski sebenarnya ia tau percis apa yang membuat Icha tersenyum.

"Gak. Gue cabut duluan," ucap Icha ketus.

"Anjay. Cewek mah gitu da baru aja sedetik jadi princes anggun detik kemudian jadi singa kelaparan."

***

Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Selama itu pula Icha menunggu Abram di parkiran lebih tepat nya di pinggir motor Abram.

The Secret Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang