(14) Cemburu

986 42 0
                                    

Dengarlah penjelasannya sebelum
kau menyimpulkan.
-Excel dan Adrian-

_________________________________________

Abram terus saja merasakan cemas sekaligus marah pada Icha yang sedari tadi ia hubungi namun tak kunjung membalas pesan nya atau mengangkat telpon nya.

Ia resah, hingga dia pun bergegas akan mengunjungi rumah kekasih nya itu.

Selang beberapa menit di perjalanan kini Abram sudah sampai di halaman rumah Icha, dan segera turun dari motor lalu mengetok pintu.

Tok.tok.tok.

"Assalammualaikum."

Ceklek.

"Waalaikumsalam," ucap Rika, "Ternyata Abram ayo masuk."

"Makasih bunda, tapi maaf sebelum nya Icha nya ada?" tanya Abram sopan.

"Oh Icha? Dia katanya mau maen sama Laura sama Gen."

"Ohgitu ya, maaf Bunda ganggu. Abram pamit pulang dulu, Assalammaulaikum."

"Waalaikumsalam, kirain mau masuk dulu. Padahal masuk dulu aja."

"Tidak Bun, sekali lagi Abram pamit bunda."

Abram merasa gelisah. Mengapa Icha tak mengabari nya? Ia pun pasrah dan berjalan menuju motornya namun langkah nya terhenti.

"Thanks oke udah nganterin gue." Ucap Icha.

Saat mobil Rizal sudah sampai di depan kediaman Icha.

"Sans kali Cha, kaya ke siapa aja lo mah." Rizal menyahuti sembari tersenyum dan mengacak-acak rambut Icha.

Baru saja Abram akan bergegas pulang namun di suguhkan pemandangan yang sangat membuat nya emosi. Ia yakin di dalam mobil itu adalah kekasih nya dan Rizal karena ia yakin mobil yang terparkir di luar halaman rumah Icha adalah mobil milik Rizal.

Tangan nya mengepal, rahang nya mengeras dan mata nya memerah. Abram menahan amarahnya sekuat tenaga.

"Yaudah turun sana."

"Taik lo, baru aja lo baik sama gue."

"Yaudah bye."

Kini mobil Rizal sudah meluncur menjauh dari kediamaan Icha.

"Abram....." ucap Icha saat membalikkan badan nya dan di dapati nya Abram berdiri di belakang nya dengan keadaan menahan amarahnya terlihat dari tangan nya mengepal, rahang nya mengeras dan mata nya memerah.

Abram segera memakai helm nya dan menaiki motor nya, lalu menyalakan motornya dan melenggang pergi namun ia sempat berhenti tepat di samping Icha dan berkata, "Enak ya jalan sama Gen dan Laura nya."

Icha diam. Mencoba mencerna apa yang terjadi. Akhirnya ia sadar bahwa Abram marah ketika ia tak mengabari untuk pergi dan satu lagi pulang bersama lelaki lain.

Tanpa berpikir panjang kini Icha akan segera menuju rumah Abram. Akan tetapi satu hal yang Icha lupakan. Memangnya ia tau alamat rumah Abram?

Tanpa pikir panjang ia langsung mengirim spam pesan pada Abram, tetapi Arbam hiruakan jangankan  untuk menjawab membacanya saja tidak dan teleponnya pun tidak Abram angkat. 

Berpuluh-puluh kali Icha menelpon Abram namun tetap saja tidak mendapat jawaban.  Akan tetapi Icha tidak menyerah begitu saja ia terus menelpon Abram hingga akhirnya Abram mengangkatnya.

"Angkat telpon gue. Bram plis denger ya gue sama Rizal gak sengaja ketemu di mall pas gue sama Gen and laura jalan. Percaya deh sama gue."

Namun setelah itu panggilan berakhir tanpa ada jawaban apapun dari Abram. Entahlah Icha pasrah.

S

edangkan di kediaman Abram Excel dan Adrian sedang berkunjung. Excel geram dengan suara panggilan yang berasal dari ponsel Abram akhirnya ia terpaksa mengangkatnya.

"Oh jadi itu masalahnya," ucap Excel.

"Masalah?! Apa sih anjeng, lo gak jelas ngomong apa? Lo ada masalah sama anak sekolah sebelah?" tanya Adrian.

"Bukan tolol! Itu tuh penyebab temen lo murung kagak jelas," sindir Excel seraya melirik Abram yang kini sedang menatap nya tajam.

Adrian paham apa yang terjadi, tapi ia lebih memilih diam. Biarkan saja Excel yang menangani semuanya.

"Gue saranin ya, lo gak boleh kek gini deh. Lo harus nya denger penjelasan Icha, lo cemburu? Wajar. Tapi jangan kek bocah ngapa sih Bram?" lanjut Excel seraya menepuk pundak Abram.

"Bener tuh, sebuah hubungan itu harus saling percaya," tambah Adrian.

"Anjay kok gue bisa bijak sih?" lanjut Adrian di sertai kekehan geli.

"Bener tuh kata si conge singa," ucap Excel.

"Gue punya nama bego!" sahut Adrian seraya melemparkan bantal yang tadi ia genggam.

"Harusnya dia kabarin gue dulu."
Akhirnya Abram pun mengeluarkan pendapat. Yang Abram pikirkan mengapa Icha tak mencoba menghubungi dirinya saat ia akan keluar rumah dan tak membuatnya khawatir.


"Lo udah tanya belum kenapa dia gak ngasih lo kabar dulu? Gimna kalau dia lupa." Adrian angkat bicara.

"Gimana mau nanya, denger penjelasannya aja engga. Lo itu bego apa pura-pura bego sih yan?" geram Excel.

"Yah kan kal-" ucapan Adrian terpotong oleh suara Abram.

"Gue masih belum siap. Gue butuh sendiri."

"Yaudah kita balik dulu, lagian udah sore juga nih. Jangan kelamaan pengen sediri. Kayak cewek aja," ucap Adrian dan segera meninggalkan kamar Abram.

"Gue cuman mau bilang, jaga baik-baik yang pernah lo perjuangin. Jangan buat dia nyesel udah mau ngasih cinta nya buat lo," ucap Excel sebelum akhirnya dia menyusul Adrian untuk pulang.


_________________________________________

Makasih buat yang setia😘😍

The Secret Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang