14. Kekasih Bayangan Alam

1.9K 166 6
                                    

Khusus part ini, panjang ya. Dan baru pertama kalinya dalam cerita ini aku partnya melebihi 1000 kata. Mungkin karena support kalian.

Nb : cerita ini nggak aku revisi, karena aku ngejar update ya. Harap menggerti.

Aulia masuk ke dalam apartementnya. Ia dibuat kebingungan dengan keadaan apartementnya itu. Televisi dalam keadaan menyala, menampilkan cuplikan dari film hongkong. Bungkus-bungkus makanan berserakan dimana-mana.

"Apa barusan ada maling?" Tanya Aulia sambil menatap penjuru rumah.

Aulia pun memunguti sampah dari makan dan minuman itu. Lalu mengambil remote dan mematikan tv.

"Jangan dimatikan, gue mau nonton!" Teriak seseorang berhasil membuat tubuh Aulia jatuh tersungkur ke lantai karena sangat terkejut.

"Aldo?" Tanya Aulia syok.

"Kayak nggak pernah melihat cogan aja lo." Ucap Aldo berjalan ke arah Aulia, mengambil remote yang dilemparkan Aulia ke sembarang arah, lalu menyalakan kembali tv.

"Gue kira lo hantu." Aulia memegangi jantungnya yang derdetak dengan kencang, lalu berdiri dengan cepat.

"Hantu paling tampan sejagat, pastinya gue." Aldo melemparkan tubuhnya ke atas sofa.

"Halu banget sih!" Aulia melemparkan Aldo dengan sebuah bantal sofa yang berada di dekat tubuhnya.

"Gimana, seru setelah balik ke Indonesia? Hanna nyuruh gue tanya gitu?"

"Sejauh ini baik-baik aja."

"Gimana? Udah ketemu teman-teman lo?" Tanya Aldo kepo.

"Jangan banyak tanya deh, mending nonton aja lo." Jawab Aulia, sambil kembali membereskan sampah-sampah yang berserakan akibat ulah sepupuya itu.

"Lo kebiasaan ya, setelah makan nggak bisa diberesin." Komentar sinis Aulia berusaha menyindir Aldo, namun yang disindir nampak tidak peduli.

"Ini apartement siapa?"

"Lo." Jawab Aulia datar.

"Yaudah, kalau gitu. Terserah gue!" Ucap Aldo lalu diakhiri tawa yang sangat keras.

Aulia mendadak ingat sesuatu dan buru-buru membungkam mulut Aldo dengan mulutnya.

"Aldo diam, gue baru ingat kalau di apartement sebelah salah satu temen gue tinggal." Ucap Aulia mendadak gugup.

Aldo menarik ujung jilbab Aulia pelan. "Si Alam itukan? Sejak terakhir ketemu dia, gue salut aja. Mukanya nggak berubah sedikitpun."

"Lo kenapa bisa tahu?" Tanya Aulia seolah meminta jawaban akurat dari pernyataan Aldo barusan.

"Tadi gue ketemu dia."

"Apa?!" Teriak Aulia kaget.

"Lo seriusan Do?" Tanya Aulia lagi.

"Iya, gue lihat dia di depan. Lo tenang aja, dia nggak lihat gue balik kok."

"Syukur banget kalau gitu." Aulia menghembuskan nafasnya lega.

***

Malam ini, bulan bersinar dengan terang. Alam memandangi poto dari paras seorang gadis yang cantiknya melebihi rembulan, suaranya menenangkan melebihi apapun yang pernah didengar oleh Alam.

Sejak pertemuan di SMA dulu, Alam sama sekali tidsk berpikir bahwa Aulia menarik. Wajahnya terlalu polos dan pucat, serta selalu ada jilbab yang menutupi kepalanya. Sampai-sampai Alam mengira bahwa Aulia adalah anak dari salah satu guru agama di sekolahnya.

Mulanya Alam mendekati Aulia untuk sekedar bermain-main dan membuktikan pada orang-orang bahwa dengan pesona playboynya ia bisa meluluhkan gadis yang dicap 'sholehah' itu. Bukannya berhasil, malah Alam yang merasakan candu dan terjebak pesona tersembunyi gadis berlesung pipi itu. Dibalik jilbab seorang gadis, Alam merasakan bahwa gadis itulah takdirnya. Hingga Alam selalu mengikuti Aulia dan mengganggunya, namun sampai saat perpisahan mereka. Aulia tidak pernah membalas perasaannya, gadis itu hanya memberikan sebuah traktiran kecil yang tidak Alam ketahui bahwa itu adalah sebuah ucapan perpisahan.

RINDU ALAM  (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang