45. Ujung Dunia END

1.2K 109 64
                                    

Selamat lebaran ya, buat besok
Semoga puas dengan endingnya.

🎁
🎁
🎁

Maukah kamu ikut bersamaku, pergi ke ujung dunia dan meninggalkan orang-orang di sekitarmu? Hanya ada kita berdua.

Part terakhir!

***

Hujan turun dengan deras, Aulia memandang jendela besar di depannya. Ia menatap koper abu-abu di samping tubuhnya.

Sekali lagi, hanya sekali lagi Aulia kabur. Dan ini yang terakhir kalinya.

Tangan Aulia bergerak lambat, menyentuh bulir-bulir air hujan. Kaca dari jendela menjadi pembatas. Aulia tidak bisa menyentuh mereka, namun Aulia senang dapat melihat bulir air hujan tersebut, seperti seseorang.

Mata Aulia berpindah pada layar hitam ponselnya. Bertanya-tanya, apa yang dilakukan Alam? Cemas, marah atau kecewa padanya.

Tanpa sadar Aulia menghapus jejak air mata yang turun bersamaan dengan rintik-rintik hujan yang mengisi kesunyian.

Ia berjongkok cepat, menutupi wajahnya, membiarkan semua air matanya tumpah. Mungkin ini adalah yang terakhir kalinya, bagi Aulia untuk menangisi seseorang.

Tanpa alasan jelas, Aulia merasa ada ribuan jarum yang menusuk hatinya. Memberi sengatan hebat yang membuatnya susah bernapas.

Sakit hati? Sakit cinta? Atau perasaan apa baru yang ia rasakan? Entah apa itu, rasanya menyesakan. Aulia memegangi dadanya, air matanya tumpah semakin jelas.

Ia tidak ingin perpisahan ini, ia tidak mau pergi. Namun, tidak ada alasan lagi untuk Aulia tetap tinggal.

Seperti ada sesuatu yang tertinggal di Jakarta, yang lupa ia bawa.

Bukan kenangan masa lalu, bukan pula memori yang ia lupakan. Mungkinkah, jawabannya adalah cinta?

***

Alam tiba di bandara. Keringat perjuangan mengalir deras hingga membuat baju yang ia kenakan terlihat basah.

Tangan Alam bergerak cepat, mengelap bulir-bulir keringan yang ada di keningnya.

Sulit mencari satu orang diantara keramaian orang-orang di bandara. Alam berdoa dalam hatinya, berharap apa yang ia cari bisa ia temukan secepatnya.

Wanita cantik itu tidak boleh ingkar janji padanya. Maka Alam akan membencinya. Sementara Alam tidak akan mungkin bisa membenci Aulia.

Wanita itu terlalu manis dan menggemaskan di matanya.

Alam menghela napas berat, menatap pada layar besar di depannya. Penerbangan Jakarta ke KL, Malaysia sudah berangkat sejak 30 menit yang lalu.

Tentu saja ia terlambat, Alam saja tiba di bandara sekitar 15 menit yang lalu.

Alam mengusap wajahnya kasar, wajahnya melukiskan kekesalan luar biasa. Ia ingin mengumpat dan mengamuk saat ini.

Mengingat Alam berada di area publik, ia mencoba sekuat tenaga menahan diri.

Tangan Alam mengepal kuat, sementara beberapa air mata lolos dari pelupuk matanya.

RINDU ALAM  (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang