08. Curiga

2.1K 168 10
                                    

Aulia keluar dari perpustakaan. Ia segera mencari tempat untuk menenangkan pikirannya.

Aulia masih sangat terkejut dengan pria bernama Alam yang benar-benar mirip seperti seseorang yang berada dalam buku catatan harinya dulu.

Dan jika pria itu benar-benar Alam, apakah wanita yang tadi memanggil namanya itu. Adalah seseorang yang juga ia kenali?

Aulia memegangi dadanya. Kedatangan Aulia kembali ke Jakarta, adalah hidup sebagai Aulia yang baru. Bukan berarti melupakan mereka, tapi ia ingin mencari tahu dengan sendirinya dan mengenali mereka dengan sendirinya.

Bukan seperti yang terjadi jauh di luar rencananya. Merekalah yang nampaknya merindukan dan mengenali Aulia terlevih dahulu.

Jika itu jalan terbaiknya, haruskan Aulia mengaku dan menjelaskan apa yang terjadi bahwa ia melupakan mereka semua karena ia kehilangan ingatannya.

***

"Lo juga berpikir hal yang sama kan seperti yang ada dalam pikiran gue?" Tanya Alam pada Alifa, wanita dengan warna rambut baru itu mengangguk mengiyakan.

"Dia mirip banget dengan Aulia. Mata gue nggak akan buta." Jawab Alifa sangat setuju dengan ucapan Alam barusan.

"Gue yakin sepenuhnya dia Aulia, tapi di beberapa sisi gue masih ragu. Bukankah Aulia sudah perg, apakah orang yang sudah pergi jauh, bisa hidup lagi?" Tanya Alam sambil menatap Alifa dengan tatapan bingung.

"Itu nggak mungkin Lam, tapi bagaimana bisa ada orang semirip itu. Bahkan dalam sekali lihat pun, gue bisa kenal kalau dia Aulia. Aneh kan?" Tanya Alifa ikut bingung dengan situasi yang barusan terjadi padanya.

"Alifa gue minta tolong sama lo, buat deketin dia. Cari informasi sebanyak-banyaknya." Pinta Alam dengan wajah penuh rencana.

"Okey, gue akan ngabarin Wulan. Dia juga pasti akan gembira dengan kabar mengejutkan ini, tapi kita masih belum tahu kepastiannya seperti apa? Apakah dia benar-benar Aulia yang kita kenal atau mereka hanya sekedar mirip saja?" Jawab Alifa setuju.

"Thanks bantuannya."

"Okey, santai aja kali. Gue cabut dulu, buru-buru soalnya." Ucap Alifa berpamitan pada Alam.

***

Suara azan sholat zuhur membuat Alam dan Yudi segera menuju musala yang berada di kampus.

Alam keluar dari area tempat wudhu, dengan wajah yang masih fresh.

"Assalamualaikum." Sapa seseorang membuat Alam langsung menoleh, saat mendengar suara lemah lembut tersebut.

"Waalaikumsalam, adem lihatnya." Sahut Yudi yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Alam.

"Aku permisi dulu kalau begitu." Wanita itu tersenyum, lalu pergi menuju pintu masuk musala depan.

"Mereka nggak mirip, Lam!" Yudi memegangi pundak Alam.

"Ngagetin aja lo." Ucap Alam cepat.

"Gue nggak pernah ngagetin lo, gue ngomong biasa aja. Cuman lo-nya yang bengong!"

"Tadi lo bilang apa?" Tanya Alam saat ia sadar bahwa barusan Yudi berkata sesuatu padanya.

"Nanti cek ke dokter THT ya."

"Yaudah masuk, bentar lagi udah mulai shalat." Alam segera menarik Yudi masuk ke dalam musala melewati pintu samping khusus pria.

RINDU ALAM  (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang