I Love YOU 3000, buat readersku. Aku tepat janji nih, updatenya cepat... dan part kali ini insyaAllah panjang.
So, kalau kalian senang aku juga senang.
Kalau kalian mau lanjut, saya juga bakal melanjutkan cerita ini.
Update cerita tergantung komentar berbobot yang kalian tuliskan, terimakasih untuk beberapa orang yang aku lihat kayaknya pembaca setiaku. Sumpah, aku sayang kalian.
Selamat membaca teman-teman, semoga suka, dan semoga part kali ini mengobati rindu kalian.
***
"Lo kelihatan cemburu soalnya."
Aulia menggelengkan kepalanya, saat mengingat perkataan Yudi padanya beberapa jam lalu. Aulia menatap ponselnya, nomor pria yang baru saja berada dalam daftar blokirnya membuat sedikit rasa bersalah dalam dirinya muncul. Ia berpikir bahwa dirinya terlalu jahat, terlalu cuek atau apalah.
Aulia menjauhi tempat pembuangan sampah itu, masuk ke dalam gedung apartement. Langkah kakinya terhenti, menatap sebuah pintu yang ia ditinggali pria paling mengesalkan dimuka bumi, tapi terkadang tingkah Alam membuatnya merasa lebih baik, dan bahagia. Sedingin-dinginnya Aulia, ia berhasil dibuat tersenyum kadang-kadang oleh kelakuan gila Alam yang tidak bisa diprediksi.
Aulia melanjutkan langkahnya, membuka pintu apartement. Ia duduk di sofa menyalakan televisi untuk menonton acara berita, hari ini ia tidak sibuk dan juga malas untuk mencari kegiatan.
Ridho sebelumnya menghubungi dirinya, untuk keluar bareng. Tapi Aulia memutuskan untuk pulang saja setelah latihan band.
Kepala Aulia terasa pusing, ia tidak sakit... tapi memori tiap memori saat Alam tersenyum pada Irnasya membuat hatinya nyeri.
"Irnasya itu siapanya Alam sih, mereka dekat banget." Aulia berbicara sendiri, seolah ada teman curhat di depannya.
"Gak mungkin cuman teman, soalnya dekat banget gitu." Jawab Aulia, pada opininya sendiri.
"Eh, masyaAllah kok aku jadi mikirin mereka sih. Aneh banget aku hari ini." Aulia segera bangkit dari duduknya, mematikan saluran televisi yang cukup membosankan baginya hari ini.
***
Alam menghembuskan nafas, ia tidak menduga kalau Aulia benar-benar bisa memblokir nomornya.
"Dapetinnya susah, dan gue diblokir." Ucap Alam pada wanita yang berjalan ke arahnya.
"Lo ngomong sama gue, Lam?" Tanya wanita cantik di depan Alam sambil mengerutkan kening.
"Nggak kok, gue ngomong sama angin." Jawab Alam.
"Oh." Respon singkat wanita itu, membuat Alam mendongak.
"Jutek amat, mirip Lia lo."
"Kan gue temannya. Lo rindu Lia ya, masih kepikiran dia? Gue juga kadang mikirin dia, mikirin Wulan juga. Kangen mereka berdua." Alifa mengeluarkan lebih banyak kata dan kalimat kali ini.
"Banget, gue kangen banget...." Jawab Alam sambil menyerup kopi dinginnya.
"Btw, lo kapan pergi dari sini. Berjam-jam lo cuman minum kopi doang, jangan bilang lo numpang wifi gratis."
"Emang gue kelihatan kayak cowok yang numpang wifi gitu, nggak mungkin."
"Kali aja, gue mana tahu. Udah lo, pulang, mual gue lihat lo lama-lama di sini." Alifa menujuk pintu keluar dengan mulutnya, dengan tangan yang terlipat di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU ALAM (COMPLETED)
ChickLitAulia bangkit dari kematian. Ia mencoba menemukan kembali kepingan-kepingan dari masa lalunya, bertemu teman-teman dan orang-orang yang sayang padanya. Namun Aulia tidak pernah memikirkan resiko apa yang terjadi dengan keputusannya itu? *** Dunia Al...