###
Alam keluar dari rumah sakit setelah dua hari yang terasa seperti dua tahun itu, Alam berjanji pada dirinya sendiri. Bahwa ia tidak akan pernah menjadi pasien dan dirawat di rumah sakit lagi.
Alam berdiri di depan mobilnya, entah ada angin apa sehingga Aulia mengiriminya sebuah pesan yang membuat Alam berdebar-debar.
Atau mungkin karena rasa bersalah Aulia, hingga wanita itu berniat menghiburnya.
Setelah sekitar 15 menit menunggu, Aulia tiba dengan rok lebar dan jilbab berwarna pink muda. Gadis itu semakin cantik di mata Alam.
"Lo kenapa tiba-tiba ngakak ke Mall?"
"Sejenis kencan sehari?!" Aulia menjawab dengan ragu.
"KENCAN?!" Alam menoleh cepat dan berteriak heboh, padahal ia sedang menyetir mobilnya.
"Iya."
"Lo nggak sakit?" Tanya Alam masih tidak percaya itu.
"Nggak, katanya kamu mau dengar jawabanku."
"Iya, jadi jawaban lo iya? IYA? Beneran IYA."
"Nanti,"
Mereka menuju ke area bermain yang berada di lantai paling atas Mall tersebut.
Aulia menatap Alam sambil geleng-geleng kepala. "Udah nggak usah," Kata Aulia pada Alam, pria berwajah tampan itu terlihat fokus dengan permainan penangkap boneka.
"Tapi, lo kan, mau boneka kelinci itu? Bentar lagi dapat kok," Balas Alam masih masih fokus.
"Kamu udah sejam di sini, Lam. Kita bisa beli, mungkin hari ini belum rezekinya buat dapat boneka itu."
Alam menoleh ke arah Aulia dengan rasa bersalah, "Seriusan nih nggak apa-apa?"
Aulia mengangguk lemah, dengan cepat ia menunjuk pada komedi putar.
"Naik itu yuk," Ajak Aulia dengan melebarkan senyumnya.
"Yuk," Alam mengekori Aulia dengan sangat bahagia.
Setelah bermain selama hampir dua jam. Mereka berdua beristirahat di taman kecil yang berada di lantai dua mall.
"Lo tunggu di sini, gue mau beli sesuatu dulu."
"Iya," Aulia kembali melebarkan senyumnya.
Alam kembali dengan dua buah es krim di tangannya, dan sebuah tas kecil.
"Ini boneka yang tadi lo mau."
"Dapat darimana?" Aulia membulatkan matanya. Ia benar-benar tersentuh dengan tindakan Alam.
"Lo kan tadi mau beli, yaudah gue beliin."
"Makasih,"
"Sama-sama, sayang."
Aulia terkekeh sebentar, matanya tertuju pada dua buah es krim yang dibawa Alam.
"Aku suka yang vanila,"
Alam mengangguk lemah, ia menyerahkan es krim rasa vanila pada Aulia.
Alam dan Aulia menikmati es krim mereka berdua dalam keheningan.
"Kamu sukanya apa, Lam?"
Alam menoleh ke arah Aulia dengan bingung. "Apanya?"
"Kamu sukanya apa?"
Alam mengukir senyum di bibirnya. "Kamu!" Jawab Alam cepat dan tepat.
"Maksudku, kamu suka es krim rasa apa?"
"Gue suka es krim rasa coklat, tapi sejak semenit yang lalu gue suka es krim vanila."
"Ngikutin aku?"
"Iya, biar satu hati."
"Gombal!" Aulia menggelengkan kepalanya. Hari ini ia benar-benar bahagia, ia hampir melupakan semua beban yang selama ini menggenggunya.
"Jadi, apa jawaban lo?" Tanya Alam lagi dengan serius.
Aulia menoleh ke arah Alam, lalu kembali tersenyum. "Makan dulu yuk, aku lapar."
***
Mereka berdua menikmati makanan di sebuah restoran Cina di dalam Mall tersebut. Tidak ada banyak pembicaraan ketika mereka berdua sedang menikmati makanan.
"Lam," Panggil Aulia dengan lemah lembut. Ia meletakan sumpitnya di atas piring. Aulia telah menyelesaikan makannya.
"Iya?"
"Aku mohon, jangan pernah muncul di hadapan aku lagi---"
Alam menjatuhkan sendok yang sebelumnya ia pegang. Ia menatap wajah Aulia yang seketika berubah sangat serius.
###
Pendek ya?
Sengaja, jadi bagian duanya nanti aku post :)Komen dulu, makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU ALAM (COMPLETED)
Literatura FemininaAulia bangkit dari kematian. Ia mencoba menemukan kembali kepingan-kepingan dari masa lalunya, bertemu teman-teman dan orang-orang yang sayang padanya. Namun Aulia tidak pernah memikirkan resiko apa yang terjadi dengan keputusannya itu? *** Dunia Al...