Aulia menghentikan langkahnya, saat merasa sudah jauh dari alam dan anggota band yang lain.
Ridho berbalik menatap Aulia, "Lo nggak apa-apa?" Tanya Ridho sangat perhatian.
Aulia menggeleng, "Kamu duluan aja, kita pisah sampai di sini aja." Kata Aulia ramah.
"Lo duluan aja, ntar gue nyusul." Ucap Ridho pada teman-temannya. Ridho segera menghampiri Aulia, gadis itu terlihat gemetar dan cemas.
"Lo nggak apa-apa, lo pucat banget ini?" Tanya Ridho khawatir.
"Aku nggak apa-apa." Jawab Aulia tenang, sambil menggelengkan kepalanya. Ucapan Irnasya sebelumnya seperti tamparan keras bagi Aulia, membuatnya merasa marah dan kecewa di saat yang bersamaan.
"Btw, soal nonton tadi itu... maksudnya apa?" Tanya Ridho penasaran.
"Nggak apa-apa kok," Jawab Aulia merasa bersalah. "Sorry ya, udah bikin kamu nggak nyaman."
"Hehehe, santai aja. Jadi tadi itu cuman alibi lo, biar bisa cabut dari sana. Pinter juga, lo bisa manfaatin gue kapan pun lo mau." Jawab Ridho sangat terbuka dan ramah.
"Hehehe, thanks ya Do." Timpal Aulia kembali.
"Tadi penampilan lo keren banget. Ampe nggak ngedip gue jadinya."
"Segitunya amat, hehehe." Aulia mengobrol seru dengan Ridho mengenai banyak hal, lumayan hal itu bisa mengurangi perasaan sedih Aulia tentang apa yang dikatakan Irnasya sebelumnya.
***
"Bisa nggak sih lo, bertiga berhenti datang ke sini. Jenuh gue lihat muka lo semua." Alifa menatap sinis pada Alam, Yudi, dan Naufal. Tiga pria yang sudah ia lihat sejak SMA dan di masa depan ia memiliki lebih banyak kesempatan untuk bertemu tiga orang itu.
"Ingat, pelanggan adalah raja." Naufal berkomentar.
"Ishh, pindah lapak kerja juga gue lama-lama!" Aulia mengambil pesanan tiga temannya itu, lalu berlalu dengan cepat meninggalkan ketiganya.
"Gimana, kondisi Irnasya ok?" Tanya Naufal membuka pembicaraan lebih dulu.
"Tadi udah gue anterin pulang tuh anak, Ok. Dia baik-baik aja." Jawab Alam cukup panjang.
"Lam, jujur deh sama gue." Yudi menatap Alam dengan serius.
"Apaan?!"
"Lo sebenarnya suka Gissel atau Irnasya?" Tanya Yudi langsung to the point.
"Lo sebenarnya suka Alifa atau nggak, sih?" Tanya Alam balik bertanya. Yudi mengerutkan keningnya, sedikit kesal.
"Lo udah tau, jawabannya. IYA, gue suka Alifa." Jawah Yudi berterus terang. "Waktu SMA gue terlalu malas untuk pacaran, apalagi Alifa jadi idola, gue nggak mau aja jadi bahan gosip." Yudi kembali berterus terang.
"Curhat mas?" Sindir Naufal, dibalas dengan tatapan elang milik Yudi.
"Ketua Osis eh mantan ketua osis kita marah..."
Yudi berusaha untuk tidak memperdulikan Naufal, biarlah pria itu berkicau tidak jelas.
"Jawab Lam," Desak Yudi tak sabaran.
"Gue nggak suka mereka berdua," Alam to the point. Dari dalam hatinya, Alam menganggap dua wanita itu adalah saudaranya.
"Tapi sikap lo bikin mereka berharap, Lam. Ujung-ujungnya lo bakal nyakitin mereka berdua." Yudi mengingatkan, Yudi memang tetaplah Yudi yang dulu, yang selalu mementingkan perasaan wanita nomor satu. Tapi sewaktu SMA dirinya pernah melukai hati seorang gadis. Dan gadis itu adalah Alifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU ALAM (COMPLETED)
Chick-LitAulia bangkit dari kematian. Ia mencoba menemukan kembali kepingan-kepingan dari masa lalunya, bertemu teman-teman dan orang-orang yang sayang padanya. Namun Aulia tidak pernah memikirkan resiko apa yang terjadi dengan keputusannya itu? *** Dunia Al...