Mungkin jika hati dingin gue di suguhin yang hangat-hangat bakalan meleleh kali ya..
--Algis--
***
Deru motor ninja milik Algis memasuki gerbang SMA Negeri 1 Bandung. Kedatangannya mengundang lirikan dari para siswi. Jelas saja hal itu sudah Algis Anngap hal lumrah, dirinya sudah terbiasa menjadi pusat perhatian.
Namun bukan berarti ia mau menjadi pusat perhatian, melainkan ia benci dan jelas terganggu namun ia bisa apa?
Meskipun cowok itu ngomong udah pake urat ya tetep aja bakalan gitu
Algis melepas helm full ficenya kemudian berjalan santai dengan earphone yang menyumbat kedua telinganya
Sudah menjadi ciri khasnya seperti itu membuat banyak cewek makin suka sama Algis namun tidak berani mendekati secara terang-terangan.
Mereka jelas takut akan mendapat semburan kata-kata pedas dan tatapan tajam, setajam pedang.
Beda halnya dengan Annaya yang terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Algis membuat beberapa merasa iri dan beberapa mencela berbuatan tidak tau malu yang Annaya lakukan
Algis memasuki kelas XI IPA 1. Kedatangannya di sambut oleh kedua sahabatnya Rafa dan Ruben.
Rafa cowok yang hangat dan pinter di beberapa mata pelajaran seperti : biologi, kimia, fisika, matematika wajib dan matematika peminatan. Dari mereka bertiga, Rafa-lah yang paling bijak dan bisa diandalkan. Dia juga bukan tipe cowok ribet dan menye-menye.
Ruben itu cowok receh. Semuanya serba receh dan goceng, gombalan yang sering ia lontarkan kepada cewek-cewek pun benar-benar receh dan garing tetapi tak urung membuat beberapa cewek menjadi baper. Dan Ruben adalah cucu dari pemilik sekolah ini sehingga banyak yang segan terhadapnya terkecuali Algis dan Rafa tentunya.
Beda Rafa, Beda Ruben Beda lagi Algis. Cowok dingin, judes, jaim, tetapi hebat dalam bidang ekademik maupun non akademik. Algis itu nggak pernah peka sama keadaan sekitar, selalu menghindar dari bermacam jenis cewek tetapi nggak pernah bisa menghindar dari Annaya.
"Ngantin yuk!" Ajak Ruben setelah meletakkan tas di bangkunya
Algis dan Rafa mengangguk menyetujui ajakan Ruben.
Mereka bertiga berjalan sejajar. Algis dengan wajah datarnya, Rafa dengan gaya coolnya dan Ruben dengan gombalan recehnya.
Ruben mampir di salah satu kumpulan cewek-cewek membuat kedua cowok itu memutar bola mata malas
"Hai.." sapa Ruben
Cewek-cewek itu seperti cacing kepanasan menganggapi sapaan Ruben "haiii"
Ruben memulai aksinya tidak peduli jika Rafa dan Algis udah nyampe kantin lebih dulu "kamu punya rumah nggak?" Tanya Ruben sok polos taik ayam
Cewek yang namanya Alin menjawab dengan senyum malu-malu "punya kok"
"Nah aku juga punya tangga." Kata Ruben kemudian
Alin dan teman-temannya mengerutkan dahi "maksud kamu?" Tanya Alin kemudian
Ruben berdehem "kamu punya rumah dan aku punya tangga, mau nggak bangun rumah tangga sama aku?" Kata Ruben seraya mengedipkan sebelah matanya membuat Alin dan teman-temannya meleleh dan lumer
Setelah membuat cewek-cewek itu baper Ruben bergegas ke kantin menyusul kedua sahabatnya.
Di sana Algis dan Rafa sudah duduk manis sambil menikmati nutrisari hangat buatan mbak Juminten
Ruben kemudian duduk di salah satu kursi berhadapan dengan Algis dan Rafa
Ruben mengangkat tangannya bermaksud memanggil mbak Juminten "mbak Juminten sini! Aa Ruben mau pesen."
Mbak Juminten berjalan ke arah Ruben "mau pesen apa?"
"Nasi goreng rasa baper satu terus jus lemon rasa jones satu" katanya membuat Rafa dan Algis saling tatap
"Aa nggak mau pesen hati Juminten juga?"
Mereka saling tatap "lah Anjir!"
Hehe ^^ jangan lupa VOTE dan KOMEN ya guys! ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
ALNAYA
Teen FictionCover by @wira.ptra Annaya Astra Ayudhya tidak pantang menyerah membuat seorang Algis Ganendra Alvaro jatuh cinta kepadanya. Gadis itu tidak pernah kehabisan akal untuk mengganggu seorang Algis, cowok yang terkenal dengan sifat dingin dan kejudesan...