SEBELAS: BROKEN

7.1K 298 16
                                    

     Cewek ya gitu, kalau bilang nggak 
     apa-apa ya pastinya ada apa-apa.  
     Sok tegar banget padahal hati lagi
     nggak baik-baik aja.

                         ~Alnaya~


Heppy reading ;)

***

Sedari tadi Gina bingung, bingung dengan situasi yang ia hadapi saat ini. Dateng-dateng Annaya malah menangis dan kini gadis itu duduk di balkon dengan diam sambil menatap kearah langit malam yang bertabur banyak bintang.

Air mata gadis itu tak ada hentinya menetes membuat Gina menjadi iba. Gina mengusap bahu Annaya pelan mencoba untuk memberikan ketengan meskipun usahanya berakhir sia-sia.

"Lo kenapa sih Nay? Kalau lo mau cerita masalah lo ke gue, gue siap dengerin kok kan siapa tau gue bisa bantu." Cetus Gina sambil tersenyum

Tiba-tiba Annaya memeluk Gina, menumpahkan segala kesedihannya disana.

"Gue cuma dikasih waktu seminggu buat luluhin hati Algis, kalau nggak berhasil papa bakalan jodohin gue sama cowok pilihannya atau gue nggak bakalan diijinin  berteman sama cowok manapun bahkan papa mau anter jemput gue kesekolah Gin.." cerita Annaya sambil sesunggukan akibat menahan tangis

Gina bingung, tidak tau harus merespon bagaimana. Kemungkinan Algis membalas perasaan sahabatnya mungkin hanya satu persen.

"Nay lo tenang ya, gue janji bakalan bantu lo untuk memperjuangkan cinta lo. Tapi lo juga harus mempersiapkan diri lo kalau sampai usaha lo kembali gagal berarti lo harus siap jadi cinderella sampai pangeran yang menginginkan lo datang  untuk menjemput lo bersama cintanya yang tulus."

Annaya diam, tapi tak urung dia juga ikut tersenyum. Ia merasa beruntung mempunyai sahabat sebaik Gina.

Annaya menatap langit yang begitu ramai oleh kehadiran bintang yang dengan setia menemani bulan hingga pagi tiba.

Kata orang kalau bintang jatuh itu bisa mengabulkan satu permintaan, meskipun ia tidak percaya akan hal itu... tetapi kali ini ia ingin mencoba.

Annaya ingin berharap sekali lagi, kemudian gadis itu memejamkan matanya ketika bintang jatuh.

Ya Allah.. bisakah hamba berharap bahwa Algis juga mencintai hamba? Bisakah hamba berharap bahwa kami memiliki cinta yang sama?

Diwaktu bersamaan namun di tempat yang berbeda, seorang cowok tampan juga duduk di atas balkon sambil menatap langit dengan penuh.

Tatapan tajam yang dibingkai oleh alis tebal itu kini menatap sendu kearah langit.

Ia membiarkan luka itu kembali menganga lebar tanpa berniat untuk mengobati

Bibir yang awalnya selalu terkatup rapat itu kini tersenyum dengan getir

Hatinya benar-benar memohon dengan sangat pilu, hingga tak sanggup untuk mengungkapkan.

Dadanya terasa sesak seiring air mata yang tak sanggup ia bendung lagi, seiring isakan yang tak sanggup ia tahan lagi.

Matanya terpejam dengan kuat merasai hatinya yang kian terasa sakit sehingga ingin berucap pun rasanya lidahnya kelu sehingga hanya bisa diwakili ole hati yang kosong namun penuh dengan luka

Al kangen sama mama dan papa

Nyatanya cover nggak menjamin tentang isi buku tersebut

Layaknya seorang Algis Ganedra Alvaro, cowok dingin dengan segudang kalimat pedasnya nyatanya juga memiliki titik lemah, titik dimana ia bisa rapuh sehingga tak sanggup walaupun hanya sekedar mampir untuk berbahagia.

Terkadang seseorang butuh topeng untuk menutupi wajahnya yang hancur akan kenangan yang kian membelenggu.




Please coment!😋

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang