SEPULUH: PILIHAN DARI PAPA

7K 308 3
                                    

           mencintai dalam diam mungkin
          Adalah keahlian perempuan

                            ~Annaya~

  

***

Besok adalah hari weekend, Annaya telah berjanji untuk menginap dirumah Gina karena orang tua gadis itu sedang keluar kota melakukan perjalanan bisnis.

Jadi, sebagai sahabat yang baik hati dan tidak sombong Annaya berinisiatif untuk menemani sahabatnya.

Gadis itu keluar dari kamarnya kemudian ia menuruni undakan tangga untuk menemui kedua orang tuanya yang tengah bersantai diruang tamu

"Mah, pah Naya mau nginep dirumahnya Gina, nggak pa-pa kan?"

Mamah mengangguk "iya nggak pa-pa, tapi kamu harus dianterin papa ya nggak aman loh anak gadis keluar malem sendirian." Kata mama memperingati

Annaya mengangguk patuh "iya mah"

Gerry yang tak lain adalah papah Annaya beranjak dari sofa. Ia mengambil kunci mobil di atas nakas kemudian berseru pelan "yuk, papa anter."

Gadis itu mengangguk tapi sebelum itu ia berpamitan kepada mamanya yang masih belum beranjak dari sofa

Setelah berpamitan, Annaya lekas menyusul papanya yang sudah menunggu di depan rumah.

Di dalam perjalanan suasana di dalam mobil itu diselimuti suana hening

Gerry menatap anaknya singkat "kamu masih demen sama si Algis itu?"

Annaya meneguk ludahnya cepat "masih pah"

Gerry menghela nafasnya pelan "udah dua tahun lebih loh sayang, kamu nggak capek?"

Gerry tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyadarkan anak semata wayangnya tentang cinta sepihak yang masih saja ia perjuangkan.

"Dia itu nggak suka sama kamu, buktinya sampai sekarang dia nggak ngerespon kamu kan?" Sindir Gerry supaya anaknya itu sadar

Annaya mengelak "kemarin Algis menerima cake buatan Naya."

"Dimakan nggak? Atau berakhir di tempat sampah lagi?"

"Semalam Algis nganterin Naya pulang karena udah jagain adiknya."

"Itu hanya sebagai ucapan terimakasih, kamu harus bisa ngerti kalau cowok yang kamu suka itu nggak akan pernah ngelirik kamu." Gerry terus saja menasehati sampai mobilnya berhenti tepat di depan rumah besar bercat putih

"Nay dengerin papah, papa ngomong gini bukan buat nyakitin  kamu tapi justru sebaliknya papah nggak mau anak papah satu-satunya berakhir dengan luka. Papah sayang sama kamu dan papah belum siap ngeliat kamu terpuruk karena perasaan kamu sendiri.''

"Papah kasih kamu kesempatan seminggu, kalau sampai perasaan kamu nggak dibales kamu hanya punya dua pilihan."

Dada annaya rasanya sangat sesak, dengan nada bergetar ia bergumam pelan "apa pah?"

"Bersama cowok pilihan papah atau kamu nggak boleh deket sama cowok manapun. Papa yang akan anter jemput kamu kesekolah dan nggak ada keluar rumah tanpa seizin dari papa."

Annaya diam, ia mulai mencerna ucapan yang papanya ucapkan barusan.

Ia tersenyum miris. Apakah ia akan melupakan cinta pertamanya? Akankah perjuangannya akan segera berakhir?

Seketika tanpa di undang air mata gadis itu menetes dengan mulus, dengan lirih tanpa nada ia bergumam "iya pah"

Gadis itu segera turun dari mobil dan segera memasuki rumah Gina.

Maafin papa sayang, suatu saat nanti kamu akan ngerti maksud papa ngomong gitu sama kamu.





Gimana guyss? Jangan lupa vote dan coment ya!!💜

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang