EMPAT BELAS: SAHABAT

6.5K 319 0
                                    

Karena terlalu jauh dalam mencintai maka tak tanggung-tanggung rasa sakit yang diterima hati.

                         

                          ~Alnaya~

***

Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam namun Annaya enggan untuk keluar dari kamarnya. Ayunda bahkan sudah khawatir tingkat maksimal

Ayunda mengendor pintu kamar Annaya "Sayang kamu nggak pa-pa kan?"

Namun tak ada sahutan dari dalam membuat Ayunda makin uring-uringan

"pah ini gimana?" Ayunda menatap Gerry dengan raut cemas yang sedari tadi tidak pernah pudar

Gerry diam, namun dilubuk hatinya ia teramat cemas memikirkan kondisi putrinya.

"Coba kamu telfon Gina." Usul Gerry

Ayunda mengangguk kemudian ia segera menghubungi nomer Gina

"Halo Gin?" Kata Ayunda setelah panggilan tersambung

"Eh tante? Ada apa ya tumben nelfon Gina?"

"Gina kamu kerumah ya.. tante mohon, ini loh Naya dari tadi nggak mau keluar kamar dan dia juga mogok makan. Tolong bujukin Naya ya Gin."

Di sebrang sana Gina diam, ia berpikir sesuatu mungkin terjadi kepada sahabatnya itu sehingga ia bisa drop seperti ini.

"Oh iya tan, Gina on the way sekarang."

Tuuuutt

Gina buru-buru mengambil sweeter yang digantung di belakang pintu kamar kemudian ia menuruni undakan tangga secepat mungkin.

Gadis itu mengambil kunci mobil yang terletak di atas lemari kaca mini kemudian melenggang keluar rumah

Ia tidak perlu meminta ijin karena kedua orang tuanya memang sedang tidak dirumah.

Sebelum keluar dari gerbang cewek itu menegur satpam penjaga rumahnya yang sedang menikmati kopi hangat

"Mag Asep!"

"Eh iya non ada apa?"

"Aku mau keluar, tolong jaga rumah baik-baik kalau perlu bilang ke bi Iyem kalau aku belum pulang sekitar jam sebelasan gitu kunci aja pintunya." Pesan Gina

"Loh terus non tidur dimana? Nggak mungkin di pos satpam kan?"

Gina memutar bola matanya malas "ngaco, ya tidur dirumah temen lah."

Kemudian Gina melajukan mobilnya menyusuri punggung jalan yang agak lenggang

Ia menambah kecepatan sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai dirumah minimalis ber-cat hitam putih itu.

Pintu gerbang terbuka lebar memberikan akses agar mobil Gina bisa masuk. Setelah memakirkan mobil dengan asal gadis itu segera masuk dan menemui kedua orang tua sahabatnya yang tengah berdiri di depan pintu kamar ber-cat pink.

"Tante gimana keadaan Naya sekarang?" Tanya Gina langsung pada intinya

Ayunda menggeleng

"Yaudah biar Gina coba dulu ya tan."

Ayunda mengangguk

Gina mengetuk pintu kamar Annaya "Nay gue pengen ngomong sama lo."

Masih tidak ada sahutan dari dalam

"Kalau lo cuma diemin gue gini mending gue pulang aja deh dan jangan harap gue mau ngomong sama lo." Setelah rentetan kalimat itu terucap terdengar suara pintu yang di buka membuat Gina tersenyum

Kini Gina sudah masuk di kamar bernuansa serba pink itu. Kamar Annaya emang terkesan  girly banget.

Gina duduk di bibir ranjang milik gadis itu, ia turut sedih melihat sahabatnya seperti ini.

"Hei lo kenapa?" Gina bertanya dengan sangat lembut sehingga mau tidak mau membuat Annaya menoleh dengan mata berkaca-kaca.

"It's okay, gue bakal nunggu sampai lo siap buat cerita sama gue."

Annaya menggeleng dengan cekatan ia memeluk Gina berniat menumpahkan segala kesedihannya disana.

"Gue malu bilang ini ke nyokap  dan bokap gue Gin... semua udah berakhir, perjuangan gue ternyata berakhir dengan sia-sia. Dia nggak mengharapkan kehadiran gue sama sekali."

Gina melepas pelukan tetapi tetap memegang bahu gadis itu dengan tatapan tegas "nggak pa-pa Nay, itu tandanya dia nggak pantes buat dapetin lo. Masih banyak cowok diluar sana yang mengharapkan cinta lo Nay. Lo nggak harus ngedown gini cuma karna cowok yang belum tentu jodoh lo. Lo harus inget ini, akan ada saat dimana lo yang akan diperjuangkan setengah mati oleh seseorang yang mencintai lo dengan tulus."

Gina memeluk Annaya "nggak usah sok sedih gitu, lo jelek banget tau!"

Annaya sontak tertawa "hahaha anjir lo Gin"

"Lo juga kalau nangis jelek banget." Seloroh Annaya dengan senyum mengejek

"Berani lo sama gue?" Tantang Gina sambil berkacak pinggang

Annaya balas menantang "kenapa gue harus takut sama cecungguk kayak lo."

"Awas lo ya!" Ancam Gina kemudian menggelitik pinggang sahabatnya

Annaya tertawa lepas "udah Gin, ampun! Hahaha.."

Di balik pintu Ayunda dan Gerry tersenyum melihat betapa solitnya persahabatan antara Annaya dan Gina.

Mereka menutup pintu dengan pelan membiarkan sepasang sahabat itu saling berbagi keluh dan kesah, tawa serta bahagia yang akan menjadi kisah tersendiri untuk mereka.





PLEASE GUYS JANGAN LUPA VOTE YA! ;)

ALNAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang